Pria dengan surai merah marun menatap lekat benda bundar mengkilap yang telah dibelinya satu hari yang lalu, senyuman miris terlihat menyakitkan. Dunia tidak adil padanya, begitulah yang dia rasakan.
'HYUGA HINATA'
Cicin yang terukir nama seorang yang telah menghancurkan hatinya, dia genggam erat dalam kepalan tangannya.
"Aku akan melupakanmu dengan mengakhiri diriku." Benda mahal yang bertata batu amethyst, Gaara lempar kedalam jurang, dia ingin segalanya berkhir. Bahkan setelahnya, tubuh itu melayang terjun menyusul benda cantik sebagai pengikat cinta yang tidak tebalas.
"Ini lah akhir dari semua. Terimakasih" mata jade tertutup menerima setiap gesekan yang menimpa tubuhnya.
Karena cinta dapat merenggut nyawa seseorang? dan inilah yang diambil dari seorang Subaku no Gaara. Dia tidak peduli, walaupun diluar sana masih banyak yang mencintainya, dirinya telah telanjur dibutakan oleh cintanya pada Hinata.
End..// istiq dikeroyok pembaca// abaikan// back to story(」゚ロ゚)」
..
.
Manik onyx mengejap menyesuaikan diri dengan cahaya matahari yang masuk melalui celah cendela kamarnya, tubuhnya terasa lelah akibat aktivitas semalam. Sasuke membelai surai indigo milik Hinata yang masih tertidur dengan pulas."Selamat pagi Hime." Kecupan ringan pada kening sang istri telah menjadi salam penyambut pagi.
Hinata mengerutkan kening merasa ketidaknyamanan, namun dia tidak kunjung membuka matanya. "Tidurlah, aku akan membuatkanmu semangkuk sup." Sasuke menuruni ranjang dengan hati-hati agar tidak membangunkan sang istri.
Di dapur terjadi perdebatan kecil anatar pemilik rumah dengan mahidnya. "Uchiha-san, biar saya saja yang membuat sup untuk nona." Ayame berusaha menghentikan Sasuke yang memaksa ingin memasak padahal pria itu belum pernah memasak makanan di dapur.
"Kau lakukanlah tugas yang lain! Sarapan pagi ini biar aku yang buat" jawabnya keras kepala, Sasuke bersikeras ingin memasak makanan untuk Hinata.
"Baiklah Uchiha-san, bila ada yang anda butuhkan panggilah saya" Ayame menyerah, dia memilih meninggalkan Sasuke dengan segala kesibukannya.
Tomat yang seharusnya digunakan untuk campuran sup, dia makan sendiri hingga tinggal separu. Berdoa'lah kepada yang maha kuasa agar Hinata tidak sakit perut setelah memakan masakan suaminya.
Rasa pusing masih melanda kepalanya, Hinata mendudukan dirinya dengan menyenderkan punggung dipenyangga pada ranjanggnya. Tubuhnya sekanan remuk, rasa sakit menjurur membuatnya meringis menahan perih.
"Kenapa.. " pertanyan serak keluar dari bibir yang terlihat membengkak, Hinata menarik selimut keatas menutupi tubuh telanjangnya.
Cklek..
Suara pintu dibuka telah membuat Hinata mengalihkan pandangan pada orang yang memasuki kamarnya. Sasuke menghampiri Hinata yang terus melihat kearahnya.
"Kau sudah bangun? Aku membawakan makanan untukmu" Sasuke duduk disamping Hinata, dia menyendok sup lalu meniupnya. "Makanlah! Aku yang memasakan ini."
Prang..
Hinata menepis sendok yang diulurkan padanya, Sasuke sempat terhenyak, namun pria itu tidaklah marah, dia tetap sabar menangani istrinya yang pasti sedang marah.
"Kenapa? Apa kau tidak lapar? atau kau tidak suka makanannya?" tanya Sasuke menaruh nampan pada meja kecil disamping tempat tidur.
"A.. aku tidak me.. mengizinkanmu, kenapa kau me.. melakukan ini? Kau mengingkari janji kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Crying for You [perbaikan].
FanfictionKita punya kisah kita sendiri begitupun dengan kisah pernikahan kita yang tak semudah yang kita kira. Cinta kita akan selalu ada dan selamanya akan mewarnai hari kita.