****"Temen?" Teana seperti tidak mengerti apa yang dikatakan lelaki itu,
Seungyoun menyipitkan matanya, yang sebenarnya sudah berukuran kecil itu "ya iya temen, masa harus gue jelasin?" Teana menggeleng, gadis itu tentu menghela nafas sambil menggerutu dalam hati.
"Cari yang lain sana,"
Lalu Teana pergi meninggalkan Seungyoun sendirian disana,
*****
Teana mengutuk dirinya sendiri di dalam toilet, hari ini, hari teraneh yang pernah ia jalani, rasanya ia ingin langsung pulang saja kerumah dan melemparkan tubuhnya kepelukan Mama-nya.
Teana keluar dari toilet dengan wajah lesu karena menyesal telah mengobrol dengan orang itu. Tapi, saat keluar dari toilet perempuan, ia mendapati seorang lelaki yang tengah menunggu dirinya di depan pintu toilet.
"Lo kenapa ada ditoilet perempuan?!" jerit Teana,
"Nyari lo," lalu tangan Teana ditarik oleh Seungyoun untuk mengikutinya, tentu saja Teana menolak, ia melepaskan genggaman tangan lelaki itu dengan kasar.
"Mau lo apa sih?!" suara lembut Teana meninggi satu oktaf, wajahnya pun sudah memerah karena marah dengan lelaki ini. Seungyoun terdiam.
"Gue gak kenal lo, tau nama lo aja enggak! dan gue nggak ada niat sedikitpun buat mau kenal sama lo, jadi tolong enggak usah ganggu gue." Teana mendengus jengkel, setelah mengeluarkan kekesalan yang terjadi padanya hari ini. Akhirnya semua keluar pada orang yang tidak memiliki salah apapun padanya.
"Minggir!" Teana mendorong tubuh lelaki itu untuk berjalan ke kelas, semua murid menatapnya dengan tatapan bingung. Semua bisikan terdengar di kuping Teana. Sekarang kedamaian sudah terusik karena lelaki itu. lelaki yang namanya pun Teana tidak tahu.
Keberuntungan berpihak pada Teana, tiba-tiba saja guru memulangkan semua murid karena kondisi yang sudah berantakan gara-gara ditinggal rapat sebentar. Teana langsung bergegas memasukkan semua buku kedalam tas dan keluar dari kelas. Teana pulang kerumahnya dengan berjalan kaki, karena tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Lagipula jika memakai angkutan umum ia tidak bisa membeli es krim yang berada di supermarket di dekat rumahnya.
ia memakai earphone ke dalam telinganya, dan menyetel lagu Silence yang dibawakan oleh Marshmello Ft Khalid. Itu lagu favoritenya, karena semua liriknya menggambarkan hidupnya saat dahulu dan sekarang. ia meyetel dengan volume full jadi tidak ada suara yang terdengar kecuali lagu itu. karena Teana memilih untuk berjalan dijalan pintas yang tak banyak orang yang lewat sini.
"Bu, Ana pulang."
"Ya nak, Ibu lagi masak di dapur. Taruh kaos kakinya di tempat cucian ya, sama baju kotornya. jangan lupa buat cuci kaki, tangan. Cookiesnya ada di meja makan," Teana tersenyum senang karena setiap pulang sekolah Yuna selalu mengatakan kata-kata itu, sampai Teana hafal dengan kata-katanya.
Hidup berdua dengan Yuna menjadi pilihan yang tidak pernah Teana sesali, ia akan terus bertahan hidup asal Yuna selalu bersamanya. Dan kabar dari lelaki sudah hilang dari 7 tahun lalu, pria bejat itu sama sekali tidak menafkahi keluarga kecilnya ia hanya pergi dan menghilang.
"Bu, kok cookies ku cuman 4 biasanya kan 6,"
"Ibu belum beli terigu lagi, beli gih ke supermarket depan."
Teana memajukan bibirnya, ia sedikit menyesal karena telah mengkomplain cookies yang berjumlah 4 biasanya kan 6. Namun tetap, Teana mengiyakan suruhan Yuna, dan ia mengambil jaket di kamarnya.
"Sekalian beli stock es krim kamu udah mau abis tuh,"
"Yes, siap cantik."
Makanan yang paling Teana sukai adalah cookies buatan Ibu-nya dan es krim, rasa apa aja Teana suka.
Teana berjalan kearah supermarket yang berada diluar perumahan rumah Teana, dengan cepat Teana mengambil terigu dan Es krim dengan jumlah yang tidak sedikit. Setelah membayarnya di kasir, Teana membuka satu Es krim itu karena sudah tidak bisa ia tahan rasa dingin yang berada di plastik supermarket.
Tak sengaja ketika ia tengah membuka Es krim dirinya menabrak seseorang dan sangat di sayangkan es krim yang sudah Teana dambakan jatuh begitu saja di atas tanah.
"Es krim gue...." desisnya, Teana salah, keberuntungan tidak ada di pihaknya sekarang.
"eh, sorry sorry, gue nggak sengaja." Teana memajukan bibirnya, dan menoleh ke tersangka ini. Seketika lelaki yang menabrak Teana tersenyum.
"Eh, lo lagi!"
"lo... kok lo di sini?"
Yap, Teana bertemu dengan lelaki yang seharian penuh ini menghantui dirinya. ini kali keempat ia bertemu dengan dirinya, ini aneh, kenapa dia ada disini? jangan-jangan Sabian adalah penguntit.
"Daripada lo marah-marah, mending kita beli es krim dulu."
"Buat apaan?" Teana sudah bernada ganas.
"Itu es krim lo jatoh, enggak mau gue ganti? gue beliin 5 deh"
5 Es krim, itu big deal bagi Teana. karena dia adalah Es krim maniak jadi Teana menerima tawaran itu, itung-itung untuk stock dirumah.
"Yaudah, 5 ya!" Teana mendahulukan langkah menuju supermarket yang barusan saja ia tinggalkan,
Seungyoun menarik tangan Teana,
"Apaan, sih, narik-narik mulu." ujar Teana, tak ada senyuman yang terukir diwajah mungil itu. tapi tidak dengan lelaki yang ada disebelahnya ini ia malahan tersenyum bahagia melihat gadis yang ada disebelahnya.
"lo kan mau es krim, pilihlah mau yang mana. Marah-Marah mulu lo," Teana menyipitkan matanya ketika menatap Seungyoun, sedangkan lelaki itu malah menahan tawanya. Jujur, ia gemas dengan gadis mungil yang ada di sebelahnya ini, rasa-rasa ingin ia cubit pipinya.
Setelah Teana sudah memilih 5 es krim yang ia inginkan, Seungyoun pun membayarnya di kasir lalu Teana masukkan kedalam plastik yang sudah Teana bawa-bawa daritadi.
"Lo nggak ada niatan bilang makasih atau apa gitu?" ujar Seungyoun ketika sudah berada diluar supermarket, Teana mengerutkan keningnya saat Sabian mengatakan hal itu seperti tidak percaya apa yang baru saja ia katakan.
"Nggak, lagian bukan salah gue es krimnya jatoh,"
"Lo mempertahankan harga diri dengan baik ya," ujar Seungyoun sarkas, Teana hanya memutarkan kedua bola matanya sambil memakan es krim yang hampir meleleh karena sinar matahari.
"Nama gue Seungyoun," Teana menyiritkan kenignya, "gue kasih tau nama gue aja, sih. Siapa tau nanti mau bilang makasih, gitu?"
"Teana," Seungyoun tersenyum, perkiraannya kali ini salah. ia mengira Teana hanya akan mengabaikannya lagi, tapi ternyata gadis itu membalas obrolan yang Seungyoun berusaha buat. Mereka jalan menuju ke dalam perumahan, tapi Teana merasa ada yang salah, kenapa lelaki yang berada disebelahnya ini mengikutinya ke dalam perumahan, dan ke arah rumahnya pula. jangan-jangan Seungyoun beneran seorang penguntit. Ketika Teana sampai ke rumahnya, ia berdiam dan menghadapkan dirinya ke hadapan Sabian.
"Lo ngapain?" tanya Teana,
"Ngapain apanya?" tanya Sabian balik,
"Ya lo ngapain ngikutin gue?"
"Siapa yang ngikutin lo? " Seungyoun menunjuk rumah yang berada didepan rumah Teana, Teana menganga seketika.
"itu rumah gue."
****
TBC
'ya gusti.....' -Teana
'ini cewe kenapa gemesin banget ya ampun....'-Sabian
'sabar ya Na, ' - Author
-tin
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTER ( CHO SEUNGYOUN PDX101)
Novela JuvenilAlter (verb) : mengubah suatu hal dengan cara yang kecil namun berdampak besar. *** Bagi Teana, tidak ada orang yang lebih baik dari Ibunya sendiri. Hidup berdua sampai tua nanti adalah impian Teana. Ia sudah tidak peduli dengan orang lain, masa lal...