Minggu Ini, Aku Merelakannya.

472 29 0
                                    

Minggu pagi, aku pandangi wajah itu lagi.
Entah apa benar yang dibicarakan mereka adalah apa yang kurasa jua.
Ia tampak manis, seperti biasa.
Dan aku hanya mampu memandanginya diam-diam.

Walaupun begitu, aku masih bisa menggambarkan senyum dan tawanya.
Masih ingin berjumpa dan berbincang-bincang soal hal yang tak penting.
Masih ingin menatap matanya yang kadang juga sedang menatap mataku.
Masih membayangkan apa jadinya jika kami tak bertemu lagi nanti.

Hati ini memang sudah hampir ikhlas.
Namun cinta? Ia tetap menggoda.

Walau dia tidak, aku tak apa.
Aku tak pernah minta balasan.

Suatu saat dia pasti sadar, bahwa ada aku yang menantinya di belakang.
Bahwa ia meninggalkanku untuk sesuatu yang tidak akan digapainya jua, seperti apa yang kulakukan untuknya.
Namun aku juga sadar,
saat ini aku tulus menyayanginya, tanpa berharap ia pun begitu.
Walau diujung bibirnya sering terucap namaku, aku yakin tak semuanya hal-hal indah seperti yang kulakukan jika aku menyebut namanya.
Walau yang ia sebut di doanya bukanlah namaku, tapi nama si cantik itu.

Walau aku rela.
Masih ada namanya di lubuk hatiku yang terdalam.
Menyisakan benih-benih cinta yang abadi.

Aku hanya mampu tersenyum saat ia tersenyum.
Aku hanya mampu menikmati waktuku saat ia sempat meluangkannya padaku.

Dan kini, aku hanya ingin dia sadar,
Bahwa dulu aku ada untuknya.
Bahwa yang mereka katakan benar.

Aku mencintainya.

Sunday, 26th of March 2017
09.27

p.s.
Maaf baru upload sekarang, kemarin connectionnya jelek sekali hihihiy.

Antologi : Hari-hari Bersamamu [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang