Ilhoon dan Sungjae tengah memainkan ketapel buatan Changsub ditaman kerajaan.
Changsub tengah bermain sulingnya.
Minhyuk membaca buku.
Peniel memberi makan ikan.
Sesekali mereka saling melontarkan kalimat ejekan dan yang lain tertawa.
Para dayang terkadang ikut tersenyum mendengar para pangeran yang bersikap akrab satu sama lain.Sedangkan Eunkwang, Hyunsik dan Min Woo berjalan-jalan berkeliling kerajaan.
Hanya obrolan ringan yang terdengar dari ketiga pangeran tampan itu.Eunkwang sudah mulai jarang ikut berkumpul karena sang Raja terus menginginkan dia belajar memimpin kerajaan.
Tapi untuk Min Woo, dia rela meminta ijin sang Raja untuk sekali saja."Min Woo,aku harus segera mengikuti sekolah.Jadi kau berkeliling dengan Hyunsik ya?" pamit Eunkwang saat ingat mereka sudah lebih dari 2 jam berkeliling.
"Ya,terimakasih kak...." ucap Min Woo membungkuk hormat.
Eunkwang beranjak pergi bersama para dayang setianya.
Eunkwang, Minhyuk,Changsub dan Hyunsik saja yang masih ingat siapa Min Woo.
Beberapa prajurit dan Raja juga masih mengingat siapa Min Woo.
Tapi itu terasa seperti sesuatu yang belum memuaskan untuk Min Woo.Karena saat mereka sibuk,maka Min Woo akan sendiri.
Dulu....
Saat Raja dan kakaknya yang lain sibuk sekolah,dia akan asik bermain bersama Peniel, Ilhoon juga Sungjae.
Tapi kini?
Semua terseret dalam masa kelam yang membuat Min Woo berusaha keluar sendiri dan mengikuti arus para kakak-kakaknya yang bahagia tanpa mengingat masa kelam itu."Yang mulia....ada ada undangan khusus dari panglima kerajaan Awan.Saat ini juga di Istana mereka"lapor pengawal pribadi Hyunsik setelah mendapat laporan dari bawahannya.
"Hm...baiklah.Min Woo, kau bisa bergabung dengan kakak-kakakmu.Nanti malam datanglah kekediamanku" ucap Hyunsik mendapat anggukan dan Min Woo sempat membungkuk padanya.
Min Woo berjalan dengan sesekali memainkan ketapelnya.Dia memiliki ketapel itu sudah sangat lama.
Langkahnya terhenti saat melihat beberapa gadis tengah serius mengobrol.
Lama-lama dia mulai menimak apa yang diucapkan mereka."Ya.....aku juga mendengar pangeran ke-9 tidak lulus pada ujian kerajaan beberapa hari yang lalu" samar namun sangat jelas ditelinga Min Woo, suara gadis yang memang pantas dikata tak sopan itu membuat Min Woo berdehem.
"Jangan membuat berita tak benar!apalagi tentang keluarga kerajaan!" cerca Min Woo menatap 2 gadis yang kini menatapnya gugup karena kepergok.
"Memangnya kau siapa?berani sekali ada dikawasan istana?" Min Woo menyipit saat mendengar suara yang tegas dari gadis yang baru saja menatapnya angkuh tak seperti kedua rekannya.
"Tak penting,yang penting aku bisa kapan saja melaporkan ucapan kalian" ucap Min Woo menbalas tatapan angkuh itu.
"Terserah apa maumu,kau akan menyesal sendiri" gadis angkuh itu berdiri membuat kedua temannya ikut berdiri dan berjalan dibelakang gadis itu.
"Ish....kau akan menyesal membuatku tersinggung!" geram Min Woo dan mengambil kerikil disekitarnya,kemudian meletakannya pada karet ketapelnya dan memainkannya.
Tepat mengenai punggung gadis angkuh itu.
Min Woo tersenyum miring melihat gadis itu berbalik dengan wajah marahnya.
Dengan langkah anggunnya dan diikuti kedua temannya yang setia,dia menghampiri Min Woo."Apa maksudmu? Kau mencoba mencelakai seorang putri utama kerajaan Embun.Apa kau mau tau apa hukuman yang pantas untukmu?" Min Woo tak mau menanggapi terlalu serius pertanyaan itu.
Yang Min Woo perdulikan ucapan gadis tadi tentang putri utama?
Lalu Min Woo harus percaya?
"Putri?Utama?kau benar-benar lucu...." ejek Min Woo masih dengan senyum kemenangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(BTOB) Tak lekang oleh Waktu
Historical FictionSebuah kisah tentang persaudaraan. Kisah dimana dalam keadaan apapun kita akan tetap memperjuangkan rasa persaudaraan kita. Tak perduli itu menguras energi diri sendiri,hanya untuk seorang yang dianggap saudara. Keegoisan. Tak akan sanggup mengalahk...