Krystal

1.3K 123 12
                                    

"Krystal?"

Perempuan itu sedikit terkejut kala mendapati Jessica, kakaknya duduk santai di sofa sambil mengganti-ganti channel TV dengan mood yang terlihat buruk. "Eonni?"

Jessica meliriknya sebentar, lalu kembali pada TV; mencari channel yang bagus untuk dia tonton. "Darimana?"

Krystal mendengus. Kakaknya yang workaholic kini malah jadi kebalikannya, dia jadi sering dirumah. Bukannya tidak suka, Krystal senang karena kakaknya jadi ada waktu untuknya. Tapi di saat yang sama kakaknya jadi lebih emosional daripada ketika dia sibuk kerja. Emosinya jadi lebih labil dan sering marah-marah.

"Kalau ditanya jawab!" Jessica berteriak lantang, kali ini dia menatap lurus adiknya yang baru pulang pukul 11 malam. Matanya melotot marah, Krystal berpikir kakaknya tidak lagi cantik ketika dia marah-marah. Bagaimanapun juga wajah marah kakaknya jelek baginya, dan dia tidak suka.

Krystal memutar bola matanya sinis ketika Jessica malah menceramahinya, bicara macam-macam soal masa depan dan menjadi wanita yang baik. Dia tidak tahu apa yang terjadi di kantor tercinta kakaknya itu, tapi sejak kemarin dia punya pertanyaan yang ingin sekali dia tanyakan bagaimanapun.

"Hei."

Jessica berhenti berceloteh, tatapannya masih berkilat emosi namun tertegun begitu mendapati wajah datar Krystal yang seolah muak dengannya.

"Kenapa kau tidak bekerja? Kau sadar kan, kau sering di rumah akhir-akhir ini? Hal itu membuatku senang awalnya, tapi sekarang tidak lagi. Aku benci kau di rumah. Atau tepatnya aku benci kau dirumah lalu marah-marah, lebih baik sana pergi ke kantormu saja dan marahi bawahanmu. Jangan marahi aku, aku muak."

Jessica tidak mampu berkata, Kystal menatapnya seolah-olah dia adalah kutu yang menganggu. Jessica benci tatapan itu, Krystal tidak boleh menatapnya seperti itu!

"Jaga mulutmu Krystal! Aku tidak membesarkanmu dengan mulut seperti itu! Sadar posisimu, kaubahkan masih makan nasi dari keringatku. Jangan kaupikir aku bekerja karena aku suka! Aku sudah janji pada Mama untuk membesarkanmu, bahkan aku mengundur keinginanku untuk menikah. Kalau kau benci di rumah, kenapa harus aku yang pergi? Ini rumahku!"

Saat itu Jessica yakin dia melihat genangan air mata di manik adiknya, sebelum akhirnya dia pergi ke kamar dan tidak pernah membuka pintunya sampai siang hari. Bahkan ketika dia pulang lagi pukul 7 malam hari ini, Krystal sepertinya belum juga turun untuk menyentuh lauk yang sengaja dibiarkan di kompor. Segitu marahnya kah adiknya?

Yaa, Jessica juga merasa sedikit keterlaluan sih kemarin. Tapi Krystal juga salah, dia harusnya lebih menjaga mulutnya. Dia terus-terusan ada di rumah juga ada alasannya. Begitu pikir Jessica.

Jessica menghela napasnya, dia dengan berat hati berjalan naik ke lantai atas rumahnya. Di lantai atas terdapat kamar Krystal beserta sekitar 5 kamar kosong lain yang di peruntukkan untuk tamu-tamu yang menginap, gudang di pojok ruangan dan balkon khusus untuk tempat bersantai.

Kamar Krystal terletak setelah melewati lima kamar tamu dari tangga, lalu ke kiri melewati lorong sekitar dua meter dan disana terdapat pintu bercat putih di sebelah kanan yang digantung papan nama dari kayu jati alami di sana.

"Krystal?" Panggilnya dengan ketukan di pintu. Namun tidak ada jawaban dari dalam sana, dia pikir mungkin Krystal sedang mandi atau tidur sehingga tidak mendengarnya. Jadi dia memutuskan untuk kembali turun dan menunggu di sana.

Saat menuruni tangga dia bertemu dengan pembantunya yang hendak berkemas pulang karena sudah menyelesaikan tugasnya. Pembantu itu tersenyum dan membungkuk sejenak, Jessica pun membalas senyuman tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Handsome Butler-Sehun. [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang