"Makassiiii yesss!! Yes yes yess gue keterima beasiswa!!! Weeehaaawww yess!!" Anin terus lompat-lompat di atas kasur yang ada di asramanya.
Teman sekamarnya, Chailyn, merasa terganggu oleh keberadaan Anin yang sedari tadi teriak-teriak.
"Lyn, Gua ke Aussy Lyn!1!1!" Anin mengoyak tubuh Chailyn yang hanya terdiam dan memasang muka masam.
"Iya iya ih gue tau, sekarang lu gausah teriak-teriak, bisa? Gue mau tidur, Udah jam 11 malem, Nin" Chailyn naik ke atas tempat tidur dan menarik selimutnya menutupi seluruh badannya.
"Gitu amat Lyn, iya iya gue diem," ujar Anin yang kembali duduk menatap laptopnya.
Anin meraih hpnya dan menelepon orang tuanya.
Tentu saja orang tuanya bangga dengan Anin yang akhirnya dapat keterima beasiswa untuk kuliah di Australia.
Anin akan berangkat seminggu lagi, dan mulai dari hari itu dia sudah menyiapkan barang-barangnya yang dibutuhkan.
§
Hari H telah datang. Seluruh keluarga dan teman-temannya datang menemaninya. Anin akan berangkat menuju Australia bersama ibunya, yang ikut menemaninya di Australia hanya untuk mendaftarkan dia sekolah.
"Nin, Gue kangen elooo!" Chailyn memeluk Anin dengan erat.
"Apaan si, gue belum berangkat juga," protes Anin mencoba menyingkirkan badan Chailyn dari badannya.
"Trus ntar siapa yang teriak-teriakin gue, yang bakalan ganggu gue tiap malem?" rengek Chailyn,
"Ntar gue gangguin deh tiap malem, gue telponin elu ampe lu ga bisa tidur, sip?"
"Umm iyadeh" jawab Chailyn.
"Okey Lyn cyaankk,, gue pergi dulu yah,, muah, sayang deh," Anin mencubit pipi Chailyn.
"Ish apaan si," ujar Chailyn melepaskan pelukannya dari Anin.
Gaje emang mereka berdua, iya gue tau. -Author
"Bye semua, makasi ya yang udah nganterin aku sampe ke bandara, aku sayang kalian semua," Anin melambaikan tangannya untuk seluruh keluarga dan temannya yang ikut mengantarnya.
Anin pun berbalik badan dan berjalan menuju area check in bersama ibunya. Tak terasa air mata menetes dari matanya. Anin tentu saja akan merindukan kampung halamannya. Namun, ini adalah kesempatan terbesarnya untuk menggapai cita-cita yang telah lama dia impikan, membanggakan orang tuanya.
"Kamu pasti kuat kok nak," ucap Ibu Anin yang mengusap air mata dari pipi Anin.
"Makasi ya mah, ini semua demi kalian juga kok." balas Anin.
Mereka pun menunggu di gate 6 bandara Soekarno-Hatta selama kurang lebih 20 menit. Setelah itu pintu pesawat dibuka, dan mereka masuk ke pesawat siap lepas landas menuju Australia.
Bear with me okay? Sedikit lama-lama menjadi bukit, right? xd.
Kecup manjah peachykittenz..
For my lovely Devandra <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Heaven Knows
Teen FictionSerumit apapun perjalanan hidup, akan kembali ke apa yang sudah ditentukan. "Apakah kau janji?" "Ya, saya janji."