Hari ini Ilham dan kelima temannya yaitu Rafael, Rangga, Bisma, Dicky dan juga Reza sedang asik berjalan-berjalan di kota Jakarta. Ibukota negara Indonesia. Tapi mereka bukan naik mobil atau motor. Malahan jalan kaki. Ya..namanya juga jalan-jalan, otomatis jalan kaki.
"Ham, gue haus nih" kata Dicky sambil memegangi tenggorokannya yang udah kering kayak padang pasir tanpa air
"Emang loe doang yang haus? Gue juga haus tau" celetuk Bisma
"Traktirin kita dong, Ham. Lo kan kaya" pinta Rafael dengan wajah melasnya
"Iya kaya, kaya monyet kan kata lo Coh?" tanya Ilham kesal.
"WKWKWKWK" semuanya langsung tertawa ngakak. Sedangkan Ilham hanya cemberut nggak jelas
Reza, sang abangnya langsung meluk Ilham dengan rasa penuh kasih sayang. "Uweekkk..enek bener di peluk ama Reza. Iya, gue tau dia abang gue. Tapi kan gue jijik banget. Ntar orang-orang yang liat bilangnya gue nggak normal" batin Ilham
Sambil memeluk Ilham, Reza berkata,
"Udah lah, Ham, lo jangan cemberut dong! Muka udah jelek nanti tambah jelek lho"
"Sett dah yak ni abang gue gimana sih? Pertamanya ngehibur gue, tapi kenapa terakhirnya ngehina gue?" kata Ilham kesal di dalam hatinya
"Dari pada lo, bang, hidung mancung ke dalem!!!" Ilham juga membalas ledekan abangnya.
Langsung deh, Reza ngeraba-raba hidungnya. Ilham sih cuma ketawa senang aja dalam hatinya.
"Yakin lo mau gue traktirin?" tanya Ilham sok kaya. Semua menganggukan kepala
"Ya udah, gue traktirin lo semua dah"