Enam

5.9K 339 46
                                    

Fatih keluar dari kamar mandi sambil menggosok kepalanya yang basah dengan handuk. Fatih pun berjalan menuju dapur untuk melihat apa yang sedang dilakukan Radit.

Sesampainya di dapur, Fatih tidak menemukan Radit. Fatih jadi teringat kalau ingin pergi tanpa pamit, biasanya Radit akan menulis note kecil dan ditempelkan di pintu kulkas. Akhirnya Fatih pun berjalan menuju kulkas untuk mengeceknya, dan ternyata benar. Kemudian Fatih pun membaca isi note tersebut.

To : Fatih

Fatih, sorry sebelumnya... aku pergi gak pamit dulu... habisnya kamu sedang mandi... aku pergi ke supermarket di depan kompleks untuk membeli bahan makanan... bahan bakanan kita sudah habis... kamu gak usah khawatir ya... hehehe... nanti aku bikinin makanan kesukaan kamu... ;)

Radit☆

Setelah membaca note tersebut, Fatih pun tersenyum. Dia merasa bahwa dirinya dan Radit seperti pasangan suami- istri. memikirakan hal itu membuat Fatih menggeleng- gelengkan kepalanya. Ntah mengapa dia bisa berpikiran hal sejauh itu. Tapi tidak salahkan kalau ia berharap hal itu bisa menjadi kenyataan.

Fatih pun beranjak dari dapur dan berjalan menuju kamar tidurnya untuk berpakaian. Setelah selesai berpakaian, Fatih berjalan menuruni tangga menuju sofa di ruang TV.

Fatih mulai menghidupkan TV dan mengganti chanel- chanel yang ada di TV tersebut karena merasa bosan. Tidak ada acara yang bagus hari ini. Akhirnya Fatih pun memilih menunggu kepulangan Radit sambil bermain game di gadgetnya.

Fatih jadi teringat tentang obrolan Radit dengan ayahnya. Dia berpikir, kenapa ayah harus memberitahukan hal itu kepada Radit. Padahal dia sudah bilang kalau dia hanya akan menikah dengan orang yang dicintainya jika sudah tepat waktunya. Tapi Ayahnya bersikukuh agar Fatih segera menikah, dikarenakan orangtuanya yang ingin menggendong cucu. Ah... sudahlah biarkan saja. Fatih pun melanjutkan game-nya tadi yang sempat tertunda.

***

"Paman ayo cepat kita beli es krim...-"

"Iya paman cepat, nanti es krimnya habis lagi... ayolah paman..."rengek kedua bocah kembar tersebut sambil menarik- narik celana Zavi. Siapa lagi kalau bukan Alex dan Azka.

"Tunggu dulu sayang... paman sedang memilih pakaian dalam yang akan paman beli."ucap Zavi sambil mencari merk celana dalam yang biasa ia gunakan.

Radit sudah selesai memilih bahan- bahan makanan yang akan dimasak dan disimpan nantinya. Saat hendak ke kasir, Radit mendengar rengekan si kembar. Lalu ia pun menghampiri mereka.

"Alex, Azka... kenapa kalian merengek seperti ini?"tanya Radit sambil berjongkok memegangi pundak si kembar.

"Liat itu..."ucap Alex sambil mengarahkan telunjuk tangannya ke arah Zavi yang sedang sibuk memilih merk pakaian dalam yang akan dibelinya. "Paman Zavi tidak mau kami ajak untuk beli es krim. Paman Zavi jahat."jawab Alex sambil cemberut khas anak kecil.

"Iya kak... paman Zavi jahat padahal belinyakan sebentar... tapi paman Zavi malah beli pakaian dalam duluan. Padahalkan lama jadinya... nanti es krimnya udah gak ada lagi... habis sama orang..."timpal Azka.

"Bagaimana kalau sama kakak aja belinya?"tanya Radit yang membuat kedua mata si kembar menjadi berbinar bahagia.

"Benar kak... baiklah ayo Let's go!" ucap mereka bersamaan sambil menarik kedua tangan Radit ke tempat es krim.

Mr. CEO Or My Bestfriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang