Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya aku dapat menginjakkan kaki ku di negeri ginseng ini dapat kurasakan udara dingin khas kota seoul menerpa kulitku. Burung burung berterbang dengan riang nya seakan-akan menyambut kedatanganku. Matahari bersinar dengan cerahnya seakan tersenyum dan berkata 'Welcome Nana'. aku sangat yakin aku pasti telah melakukan sesuatu hal yang sangat baik sehingga Tuhan mengabulkan mimpiku ini. Disaat aku menikmati kesan pertamaku menginjakkan kaki di seoul tiba tiba seorang pria menabrakku dari belakang.
"Maac" ucapnya tanpa menoleh sedikitpun kepadaku dan pergi meninggalkan ku begitu saja. cih siapa dia apa dia tidak punya sopan santun, sialnya dia telah menjatuhkan sebuah kalung berbuahkan daun clover. Segera aku mengambil kalung itu dan berniat ingin mengembalikan kepada pemiliknya namun aku terlambat, pemiliknya sudah hilang tanpa jejak.
"Daun clover? ahh gue yakin pasti pemilik lo akan mendapatkan kesialan karena kehilangan lo" ucapku ntah pada siapa.
"Kak nana?" ucap seorang pria tiba-tiba kepadaku. Aku pun menoleh pria tersebut.
"Iya? Siapa?"
Pria itu terdiam. Dia memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah seakan akan ingin menikmati keindahan tubuhku. Aku pun memeluk tubuhku dan menatap sinis pria yang kelihatannya seumuran denganku.
"Gue park jihyun. Gue salah satu anggota keluarga baru yang mengadopsi lo. Jadi cepat ayo kita pulang" ucapnya seraya menyeret koperku. Pulang? Dia keluarga baruku?
"Ahh sepertinya bakalan ada war dirumah sialan" gumamnya ntah pada siapa. war? war apa? aku pun semakin bingung dengan sikap nya. Aku hanya menurut dan masuk ke mobil yang super mewah bercatkan hitam mengkilat. Aku pikir keluarga yang mengadopsiku adalah keluarga yang kaya raya.
Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya aku sampai dirumah baruku. Akupun terkejut melihatnya. Rumah tersebut begitu besar layaknya istana dicerita dongeng. Pagar tinggi bercatkan silver mengkilat menambahkan kemegahan rumah tersebut. Taman kecil yang ditumbuhkan bunga yang berwarna-warni membuat rumah tersebut enak untuk dipandang. ah ini seperti surga. Apakah kami tidak salah rumah.
"Woy, lo nggak mau masuk gitu?" tanya pria tersebut yang sepertinya menjadi adik angkatku.
"Kalem anjir, ini rumah baru gue? Wah daebak"
Akupun memasuki rumah tersebut dan daebak. Semua benda yang terdapat dirumah tersebut kelihatan mengkilat dan sangat mahal. Terdapat guci yang cukup besar menghiasi sudut ruang tamu. Bahkan sofa merah yang saat ini bertengger di tengah ruang tamu yang cukup luas itu sangat empuk dan nyaman untuk dijadikan tempat tidur. Lemari yang berdiri ditepi sisi ruang tamu itu terbuat dari kayu jati asli. wah keluarga ini sungguh sangat kaya pikirku. Namun ada suatu hal yang membuat mataku sakit. Lemari yang berwarna cokelat mengkilat itu diatasnya bertengger foto jihyun dengan seorang pria yang tidak asing bagiku. Park Jimin. Apakah jihyun ini ARMY? apa yang dia suka dari jimin hah. Ku perhatikan satu persatu bingkai foto tersebut. Selalu ada jimin dan teman-temannya disetiap momen. Tidak salah lagi, pasti seisi rumah ini ARMY ah bagaimana aku bisa hidup astaga Tuhan cobaan apalagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Seoul Destiny
FanfictionNyatanya, kehidupan dinegeri ginseng sana tidak seindah seperti di dramanya. Itulah yang terjadi pada gadis kelahiran Indonesia tersebut, Natalia atau biasa sering disapa Nana. Dia mendapatkan beasiswa penuh disalah satu universitas terkenal di Seou...