Part 32

7.5K 158 13
                                    

Keesokan harinya Aaron pun telah terbangun dari tidurnya. Pria itu menggeliat sebentar lalu menepuk-nepuk kasur. Kemudian dirinya menyadari bahwa ranjangnya sudah kosong. Dia pun bergegas keluar kamar hanya untuk mencari tau kemana keberadaan calon istrinya itu.

Aaron mencari di kamar tamu namun hasilnya nihil.

Begitu mendengar bunyi pecahan piring, Aaron dengan panik mencari sumber suara tersebut. Ketika sumber suara berasal dari dapur, membuat dirinya dengan cepat pergi kesana. Dan betul saja. Sekarang ia mendapati setidaknya ada tiga piring kaca yang sudah berserakkan di lantai.

Hal itu kontan membuat Aaron panik dan berseru dengan kencang, "Jangan bergerak Baby! Tetap berada di tempatmu!" titahnya dengan tegas. Perlahan Aaron mengambil sebuah sapu beserta dengan pengki. Pria itu segera membereskan kekacuan yang calon istrinya buat.

Sesudah beres Lox berniat untuk melangkah. Namun lagi-lagi Aaron melarangnya hingga membuat gadis itu berdecak sebal, "Sampai kapan aku berdiri disini terus?"

"Sampai benar-benar bersih dan tidak ada satupun pecahan kaca yang tertinggal," jawab Aaron tanpa sedikitpun menatap Lox karena memang pria itu tak mau ada satupun kaca yang tertinggal dan membuat gadisnya menjadi terluka. Lox pun memberikan tatapan memelas karena dia sudah bosan menunggu di dekat meja makan. Tapi Aaron masih bersikeras untuk tetap pada pendiriannya.

"Hei! Apa yang sedang kalian lakukan?" Carter tiba-tiba saja datang membuat Lox jadi bersemangat sedikit.

"Oh My Baby Japan! Tolong gendong aku, dong. Aku tak bisa melewatinya," kata Lox yang menyindir Aaron. Carter sendiri yang bingung pun menuruti Lox dan hendak merangkul gadis itu. Namun Aaron dengan cepat melarang.

"Carter! Lebih baik kau bantu aku untuk merapihkan pecahan kaca ini!"

170

Carter melirik Lox, "Bagaimana dengan dia? Siapa yang menggendongnya?"

"Tentu saja aku!" jawab Aaron dengan tampang tak berdosanya, dan melimpahkan pekerjaannya pada Carter.

"Sekarang aku menyesal telah datang kesini," ucap Carter dengan sebal tapi tetap menuruti perkataan Aaron. Aaron sendiri sudah menggendong gadisnya dan menempatkannya di sofa ruang tamu.

"Kamu kan udah aku bilang jangan masak dulu akhir-akhir ini. Kalau kamu kenapa-kenapa gimana? Masih mending kalau ada aku, kalau kamu sendiri terus--"

Cupp! Lox mencium pipi Aaron tiba-tiba agar kekasihnya tak lagi bawel. Carter tak lama hadir diantara mereka, "Kalian asik bermesra-mesraan sementara aku merapihkan rumah ini. Betul-betul pasangan yang berbahagia!" sarkasnya membuat Aaron dan Lox tertawa secara bersamaan.

"Jadi apa maksud kedatanganmu kesini?" tanya Lox dan Carter tanpa sadar sedikit gugup.

"A-aku ingin memberitahumu sesuatu.. "

"Tentang besok kamu yang akan pergi ke Japan?" kata Lox santai membuat Carter terkejut.

"Kau sudah tau?" tanya Carter yang langsung di jawab anggukan oleh Lox. "Kau marah?"

"Marah karena apa? Perihal kepergianmu itu?" Gantian pria asia itu yang menganguk. "Tentu saja aku marah dan kesal. Bayangkan betapa sebalnya aku karena mengetahui hal itu. Tapi, untungnya sesudah kau menceritakannya pada Aaron, kekasihku itu langsung memberitahuku sehingga membuat emosiku mereda sedikit."

Carter meringis, "Hehehe maafkan aku ya. Sini-sini ku peluk untuk terakhir kalinya. Boleh kan, Aaron?"

171

Aaron mengangguk dan tanpa menunggu lama Carter memeluk sahabatnya itu dengan erat. "Aku akan merindukan pria idiot dan menyebalkan sepertimu nantinya..."

Bad Work Good LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang