Autor's pov
Rio menggendong Diandra yang tengah pingsan ala bridal style. Semua mata yang ada di restauran itu menatap kagum kearah Rio. Apalagi para para wanita. Mereka mengeluarkan ponsel mereka masing masing dan memotret Rio.
Mereka fikir Rio adalah super hero. Iya karena dia menolong gadis SMA yang tengah pingsan.
Tapi biarlah orang berkata apa. Yang terpenting sekarang. Secepatnya Rio harus membawa Diandra kerumah sakit terdekat.
Sedikit merepotkan sih. Harus turun menggunakan tangga berjalan. Habis liftnya rusak jadi mau tidak mau. Rio berlari larian dari satu tangga ke tangga yang lainya. Apalagi dengan Diandra didalam gendonganya. Benar benar berat.
Setelah sampai diparkiran Rio memasukkan Diandra kedalam mobil dan dia juga masuk.
Rio lalu memacu mobilnya dengan cepat seperti orang kesetanan. Terlalu lebay sih. Padahal kan Diandra pingsan hanya karena ia mendengar bahwa seminggu lagi Rio akan menikahinya. Tapi tetap saja Rio merasa khawatir.
Tidak.. Rio bukan khawatir pada keadaan Diandra. Tapi dia khawatir kalau nanti kena omelan Momy nya. Terdengar sadis memang. Tapi itulah kenyataanya.
Sesampainya dirumah sakit Rio kembali menggendong Diandra dan berteriak teriak memanggil dokter.
"Dokter...dokter tolong dok istri saya. Eh maksudnya calon istri saya" masih saja Rio itu. Disaat sedang panik masih bisa mengoreksi kesalahan dalam berbicaranya.
Dua orang perawat datang tergopoh gopoh dengan mendorong brankar. Rio meletakkan tubuh lemas Diandra di atas brankar itu.Kedua suster itu lalu membawa Diandra menuju ruang UGD. Apa tidak terlalu berlebihan ya membawa orang pingsan ke UGD. Ah terserah susternya sajalah.
Rio mengekori kedua suster yang tengah membawa Diandra. Saat brankar masuk kedalam ruang UGD. Rio juga akan ikut masuk. Namun seorang perawat lelaki menghentikanya.
"Maaf Pak. Bapak tunggu diluar saja"
"Tapi Mas itu ahh" Rio mengacak rambutnya frustasi. Kenapa sih dia jadi khawatir gini sama keadaan Diandra si gadis kecil itu. Ini gara gara melihat wajah pucat Diandra tadi. Jadi Rio merasa khawatir setengah mati.
Pintu ruangan sudah ditutup rapat. Rio mondar mandir di depan pintu. Menunggu kembalinya sang Dokter.
Karena lelah mondar mandir Rio memilih duduk dibangku tunggu matanya tak lepas dari pintu UGD.
Drt.. Drt.. Ponsel Rio bergetar. Rio segera merogoh sakunya dan mengambil ponselnya. Ditatapnya layar ponsel itu. Ternyata Daddy yang menelpon Rio.
"Hallo Dad" sapa Rio.
'Kok belum pulang Yo. Lagi dimana?'
"Dirumah sakit Dad"
'Siapa yang sakit Yo?'
"Diand-"
'Apa!!! Diandra. Bagaimana bisa? Kamu apain hah!!'
Rio menjauhkan ponsel dari telinganya. Mengapa Daddy nya ini menjelma jadi Mommy sih. Biasanya juga kalem saja menanggapi masalah. Nah ini lebay banget.
"Dia cuman pingsan Dad. Setelah mendengar bahwa kita akan menikah seminggu lagi. Dia shock" jelas Rio agar tak terjadi kesalah pahaman.
Rio mendengar Daddynya disebrang sana menghela nafas berat.
'Ini memang sedikit mengejutkan untuknya. Tapi Daddy percayakan semuanya padamu. Buat dia yakin untuk menikah denganmu. Dan buatlah dia bahagia'
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Husband [Complete]
Humor[15+] "Apa dijodohin!! Please deh Mi ini bukan jamanya Siti Nurbaya. Dan lagi umur Diandra masih enam belas tahun Mi masih sekolah. Masa udah main dijodoh jodohin sama om om lagi. Nggak kasihan apa sama anak sendiri Mi!" -Diandra Ayudia Pratama "Apa...