Just One Day [pt.4]

94 4 0
                                    

Hanya satu hari biarkan aku berada di pelukanmu menangis meraung
Hanya satu hari kita berjalan di bawah hujan
Hanya satu hari... biarkan aku selalu tersenyum karenamu

Aku tak tahu apa yang ada di fikiran Arka, tapi pria itu tiba-tiba terdiam saat aku memperlihatkan hasil kerjaku semalam.

Aku menambah 3 baris. Dan aku bisa mengumpulkan ini sekarang juga.

"Ayo, bu guru pasti menunggu kita" Ujarku, membuat lamunan Arka buyar dan kami pun pergi ke ruangan bu guru bersama.

Setelah nya kami membeli permen kapas, dan memakannya bersama.

Sebenarnya ini ide Arka, selama 2 tahun bersekolah di SMA ini, aku baru tahu bahwa kami memiliki taman kecil di belakang sekolah. Dan baru saja aku melihat Leo turun dari tembok tinggi dan di sambut hangat oleh Arka.

"Keluar lagi?" tanya Arka menatap Leo yang nyengir tanpa dosa

"Kau tahu, aku harus melakukan ini untuk tetap sekolah" ujar Leo, lalu melirikku dengan sinis seperti biasa

"Kalian berkencan?"

Wajahku memanas dan segera melahap permen kapas yang ada di hadapan mulutku. Sedangkan Arka tertawa menanggapi pertanyaan Leo.

"Tidak. Kami baru saja menyelesaikan hukuman dari bu guru" Ujar Arka, Leo hanya mengangguk lalu melambai pada kami karena ia harus mengisi absen sebelum hari ini ia benar benar di nyatakan bolos.

"Kau cepat sekali menghabiskannya?"

Aku berhenti melahap permen kapas saat Arka menatapku takjub. Oh tidak, pasti ia mengira diriku rakus. Sebenarnya aku tak terlalu suka makanan manis seperti ini, tapi rasa gugup yang di ciptakan Leo tadi mampu membuat seleraku pada permen kapas ini memuncak.

Aku hanya mengangguk di balik kecangguan yang terjadi.

"Aku sangat menyukai permen kapas. Dulu saat aku kecil ibu dan ayah selalu membawaku ke taman hiburan dan membelikan ku permen kapas, tapi kini..."

Aku menatap wajah murung Arka. Ini pertama kalinya aku melihatnya yang ceria diam, ia memang terkesan dingin dari penampilannya. Tapi sebenarnya ia adalah pribadi yang ceria dan sangat di senangi oleh teman-temannya.

"Ibu sangat sibuk dengan teman-teman bisnisnya, dan ayah sibuk dengan kasus yang ia teliti, tak ada waktu selain hanya meneceramahi ku bila aku pulang telat atau nilai ku anjlok"

Aku terdiam sambil menjilati permen kapas yang sebenarnya bisa ku lahap habis saat itu juga. Aku ingin menenangkannya, sama seperti saat kemarin malam di mana tangan kekar Arka mengelus pundakku, atau dada bidangnya mampu menahan kepalaku yang menangis tersedu.

Dengan penuh keberanian, aku mengulurkan tangan, dan membiarkan tanganku untuk menggenggam tangannya. Ia menatapku yang masih tertunduk dengan kerutan bingung.

"Setidaknya kau memiliki orang tua lengkap, berbahagialah! Karena tak semua anak memiliki orang tua sepertimu"

Aku tersenyum membalas anggukannya, dan menaruh tangan satunya di atas tanganku.

-_-

Setelah kejadian itu, aku tak punya alasan apapun untuk berkomunikasi dengannya.

Arka sangatlah jauh untuk di gapai, ia populer dan sangat di senangi oleh para murid. Sedangkan aku, hanya ada Dio yang setia dengan kaca mata dan buku tebal nya di sampingku setiap saat.

Belakangan ini juga, Jaka dan Leo jarang membully ku. Aku tak tahu kenapa mereka terlihat dewasa dari biasanya. Aku menghela nafas berulang kali saat kelas tak ada guru seperti ini, pasti suara bising selalu mendominasi membuat kepalaku pusing.

Aku menatap ke samping di mana Dio dengan headshet di telinganya membaca sebuah mitologi Yunani yang saat ini sedang di gemarinya.
Aku menatap ke bangku kosong di samping Chandra yang sedang menjadi perhatian para murid wanita dengan sikap konyolnya.

Dimana Arka? Aku mengedarkan pandangan ku keseluruh kelas, dan langsung memandang ke tiga sahabat yang baru masuk itu ingin tahu. Jaka dan Leo yang merangkul Arka di tengah mereka dengan senyuman menggoda, di tengah mereka Arka tersenyum malu.Senyuman yang sangat manis. Aku merindukannya.

Sesaat lamunan ku buyar saat Leo memukul papan tulis di depan dengan penghapus kayu. Ia menyeringai dengan Jaka yang duduk layaknya bos di tempatnya.

Aku memperhatikan Arka yang melotot mengancamnya untuk diam kepada kedua sahabatanya itu.

"Hari ini Arka akan menraktir kita" Ucap Leo senang, aku melihat wajah bingung sekaligus senang dari para murid.

"Karena........ " Leo menggantungkan perkataan nya membuat seluruh murid terdiam, menanti kelanjutannya.

"Hentikan Leo!"

Aku melihat Arka yang menutup mulut Leo dengan tawa pecah, apa yang sedang mereka lakukan? Bercanda? Aku melirik Sam si ketua kelas yang hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak buahnya.

"Arka dan Krystal kelas 2A telah jadian, kalian semua di traktir untuk makan di kantin"
Ucapan Jaka yang menggema di seluruh kelas sepertinya bukan hanya aku yang kini melotot kaget di buatnya.

Aku terdiam sesaat, jantungku berpacu. tak ada rasa kupu-kupu menggelitik saat ini. hanya saja, Seperti ribuan rayap menggerogoti dadaku, rasanya sesak. Aku tahu seluruh murid wanita di sini merasakan yang aku rasakan, bahkan aku mendengar suara seorang gadis menangis di balik hiruk pikuk yang di ciptakan oleh mereka.

- TBC-

Just One Day  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang