Chapter 1

2.1K 179 9
                                    


Wind blows through my head

Sunshine comes into my heart 

Every time I think about you 

I know that my heart is racing

Seo In Young - In Your Arms

.

.

Enno Kim Present

"Dear J"

No bash.. No flame.. No copy-paste.

Saya cinta damai.

.

.

  Saya ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah memberi Vote dan Review di chap prologue

.

.  

"Bukankah kau ingin menjadi atlet basket? Kenapa sekarang malah menjadi dokter anak?."

Lelaki bertubuh tegap yang tertutupi jubah dokter itu menoleh lalu ia mengambil secangkir teh hangat di hadapannya. Ia menyesap minuman dengan mata tertutup. Angin membuat helaian rambutnya sedikit berantakan.

Aku menatapnya dalam diam saat tak mendapat jawaban apa-apa. Tepat di detik berikutnya, aku berpaling saat mata kami bertemu. "Uhh~ kenapa dia menatapku seperti itu?," pikirku.

"Bukankah aku semakin tampan dengan jubah putih ini?," ujarnya.

Aku menarik kedua sudut bibirku ''Kau sudah tampan tanpa jubah itu," ujarku.

Ia tersenyum simpul mendengar ucapanku lalu kemudian menyisir kebelakang surai brunettenya dengan tangan kanannya.

"Damn! He's look so sexy!," pikirku.

Bagaimana ini? Debaran jantungku semakin kencang saat ia menyisir surai brunettenya.

"Bagaimana bisa Kapten basket Toho High School saat ini telah menjadi dokter anak?"

Kulihat ia menghela napas dan meletakkan cangkir itu di samping tempat duduknya. Saat ini kami berada di taman sebuah rumah sakit, setelah dari ruang perawatan khusus anak. Duduk berhadapan dengan meja kayu yang memisahkan kami dan tempat duduk yang terbuat dari kayu yang dipahat.

"Saat menjadi relawan di Ghana yang diadakan sebuah klub basket tempatku melanjutkan pendidikan, aku melihat banyak anak terbaring di ranjang rumah sakit tanpa perawatan. Mulai saat itu, aku sering mengikuti kegiatan sosial yang melibatkan anak-anak. Tepatnya lima tahun yang lalu, aku memutuskan masuk ke fakultas kedokteran," ujar Yunho dengan tatapan lurus ke depan. Sepertinya ia sedang mengingat kejadian itu.

Aku menatapnya. Selain wajahnya yang tampan dan juga tubuhnya yang proporsional, ia juga mempunyai hati bak malaikat. Waktu sekolah dulu, dia memang sering mengikuti acara bakti sosial. Tapi aku tak menyangka bahwa dia mengorbankan impiannya dan memilih menjadi seorang dokter. Aku memperhatikan wajahnya, terlihat samar garis lelah disana.

Dear JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang