PROLOG
Walaupun aku sendiri, aku tetap bahagia. Karena aku bisa tetap ngerasain bahagia itu bareng kalian. Tapi, aku belum tentu bahagia bareng kamu
(Kafe, Kamera dan Kenangan)
🌸
"Cekrek!" Bunyi kamera itu menyadarkan lamunanku. Entah mengapa, tiba-tiba aku seperti terbiasa mendengarnya. Rasanya, sudah tidak asing lagi mendengarnya.
Aku langsung menoleh ketika mendengar suara itu. Dari kafe yang ramai ini, aku langsung terfokus melihat pada sosok laki-laki yang cukup jangkung sedang memotret teman-temannya. Mereka tampak bahagia.
Di sisi lain, aku sedang duduk di dekat jendela sambil menunggu sendirian, meminum hot chocolate.
Berbeda dengan mereka. Aku rindu kehidupanku yang dulu.
Aku sangat kesal dengan temanku yang satu ini. Pasti dia ngaret setiap kali janjian. Itu sudah pasti.
Dentingan bel, pertanda seseorang memasuki kafe. Aku langsung menoleh. Benar. Ini dia orang yang kutunggu-tunggu. Akhirnya dia datang juga.
"Eh, sorry ya lama. Tadi biasalah," katanya sambil menduduki kursi di depanku sambil menunjukkan cengirannya.
Aku tau sekali kelakuan anak satu ini. Aku pun mendengus kesal, lalu meminum kembali hot chocolate-ku. Dan itu adalah tegukan terakhir. Pertandakan hot chocolate-ku sudah habis.
"Ya udah, nggak apa-apa. Tapi pesenin hot chocolate ya. Di traktir,'kan?" jawabku masih dengan nada sebal sambil menaik-turunkan alis.
"Ya udah deh, bentar ya." Dia langsung berdiri untuk memesan minuman kami berdua.
Aku kembali teringat oleh suara kamera tadi. Aku menengok kembali ke arah meja yang laki-laki itu duduki. Mereka masih disana.
Selain suara kamera itu, aku juga merasa pernah melihat sosok laki-laki itu. Tapi entah dimana.
Sepertinya ada yang membuatku aneh karena mendengar bunyi kamera tersebut, dan ... melihat yang memiliki kamera tersebut.
"Raa!" aku terkesiap saat ada orang yang memanggilku. Aku langsung bersikap sewajarnya.
"Hmm, kenapa?" tanyaku bingung langsung salah-tingkah. Temanku itu langsung berdeham, "Yang seharusnya nanya itu aku. Emang kenapa sih? Masih sebel gara-gara tadi?" tanyanya sambil bertopang dagu melihatku dengan serius.
Aku tambah salting kalo diliatin seperti itu. Ya, walaupun sama-sama perempuan.
"Hmm, nggak pa-pa sih. Lagian lama." aku pun menjawab asal dengan nada malas dan mengalihkan wajah ke arah seorang laki-laki itu.
Dan akhirnya kami berdua pun saling terdiam kembali dan menyeruput minuman masing-masing.
Tunggu ... sepertinya benar aku mengenali seseorang itu. Aku pun membuka foto album yang selalu kubawa kemana pun. Foto album itu adalah semacam jurnal atau diary-ku.
Di halaman awal album itu, ada sosok laki-laki kecil yang sedang memelukku. Itu adalah pertama kali aku dipeluk oleh seorang laki-laki selain ayah. Disitu aku tampak bahagia. Bersamanya.
Aku coba lagi untuk mengingat kejadian yang ada di dalam foto ini. Ya, setelah ku mengungat lebih keras aku menemukan jawabannya. Ini adalah dimana aku dan dia sedang berada di acara pesta ulang tahunnya.
Rasanya memang sudah lama. Tapi kenyataannya lebih cepat dari yang kita bayangkan.
Ya. Aku ingat laki-laki itu. Itulah dia. Yang kutunggu sudah lama entah dari kapan. Aku menemukan dia lagi.
🌸
Haii!! Salam kenal dari aku.. Maafkan aku yang ceritanya ini ngalor-ngidul gajelaaas..
Makasiih yang udah mau baca ceritaku yang gajelaas.. sebenernya bakal dilanjutin siih ceritanya. Tapi jangan lupa buat follow + vomment! Ok?
Kira-kira bakal dilanjutin 2 minggu sekali apa nggak sebulan sekali. Wkwk.. lama amat yaa?? Tapi itu pun kalo mood nulis nya lagi bagus.
Aku bakal terima kritik dan saran dari kalian. Pokoknya comment apa pun yang bakal kalian kasih masukan ke aku.
Jadi tetep staay ya!!
I Laff Youu..💕💕💕
--Sab
(Sabtu, 1 April 2017)
#AprilMop
KAMU SEDANG MEMBACA
Album and Camera [ON HOLD]
Dla nastolatkówPergi keluar rumah dan menghabiskan waktu untuk memotret. Itu yang biasa dia lakukan. Dia memang suka sendirian. Tapi, bukan dia juga tetap manusia? Dia juga butuh teman. Tapi, selain teman yang terbiasa 'menemaninya' dalam kehidupan nyata, dia juga...