***
Tasya berlari ke arah kamarnya dengan tergesa-gesa, gadis itu langsung menubruk tubuhnya ke tempat tidur, ia langsung menangis begitu saja setelah sampai di rumah. Tasya kesal, galau, sakit dan semua yang ia rasakan sulit untuk di deskripsikan. Ucapan Irene padanya membuat mood cewek itu tak karuan.
Tasya melemparkan bantalnya ke sembarang arah sambil menangis, "Semua orang gak ada yang ngerti perasaan gue!" Sungutnya kesal sambil menghentak-hentakan kaki.
Tasya terus saja menangis, air mata yang sedari tadi ia tahan mengalir begitu saja. Tangisannya terhenti ketika ponselnya berdering di tas kecil yang masih menempel di tubuhnya, ia berusaha mengambil ponselnya dan di lihatnya ada nomor tak di kenal sedang menelponnya. Lalu dengan gerak cepat, cewek itu mengangkat telpon tersebut.
Tasya menarik lendir yang ada di hidungnya terlebih dahulu, lalu, "Halo?" Ujar Tasya dengan suara yang sedikit serak.
"Sya, ini gue Geral, lo gak pa-pa, kan?" Selak Geral dengan nada yang begitu khawatir.
Tiba-tiba tangisan Tasya semakin menjadi-jadi, "Geral gue butuh lo!!!" Sahutnya dengan tangisan yang begitu kejer.
"Oke, oke, gue ke rumah lo," ucap Geral panik setengah mati.
Tasya mematikan telponnya dan membanting ponselnya ke tempat tidur. Tiba-tiba pikiran Tasya terngiang-ngiang oleh ucapan Irene yang membuat cewek itu kepikiran.
"Lo harusnya peka sama orang yang ada di dekat lo, orang yang selalu ada buat lo, orang yang selalu jadi sandaran lo pas lo lagi sedih. Lo jangan egois sama perasaan lo sendiri yang cuma buat Jeff, Jeff dan Jeff. Sedangkan ada orang lain yang peduli banget sama lo."
Tasya mengusap air matanya, lalu menatap ke arah cermin, "Yang lo maksud siapa, ren?" Ujar Tasya bertanya pada diri sendiri.
✨👑✨
*flashback on*
Selang beberapa menit sakit di pinggangnya tak lama menghilang dengan sendirinya, ia pun beranjak dari UKS untuk menuju kelas. Cowok itu tak ingin berlama-lama di sana.
Ketika Geral hendak keluar ada seseorang yang masuk ke dalam UKS tersebut, sepertinya itu petugas PMR yang di tunjuk untuk menolongnya
Cewek itu terduduk di kursi, Geral pun menghampirinya, "Eh, nanti kalo ada cewek yang dateng kesini nanya tentang gue bilang aja gue udah pergi ke kelas ya, dan suruh dia buat ke kelasnya aja. Bisa, kan?" Jelas Geral panjang lebar.
Cewek itu mengangguk paham, "Siap."
Geral segera berlari menuju kelasnya.
Bruk! Sesuatu menghantam dadanya. Ia melirik ke bawah, sudah ada beberapa buku yang jatuh di sana. Dengan cepat, cowok itu mengambil buku-buku tersebut.
"Maaf," ujar Geral sambil menatap gadis itu.
Cewek itu tersenyum memaafkannya.
Sebentar, Geral menatap gadis itu seperti mengenalinya. Ia menatap dari atas sampai bawah gadis itu.
"Kenapa?" Tanya cewek itu bingung dengan alis yang saling terpaut.
"Gue perlu ngomong sama lo," jawab Geral yang menarik cewek itu menjauh dari sana.
Cewek itu terus menatapnya dengan wajah bingung, sedangkan Geral terus menariknya menjauh dari sana dengan mengabaikan semua pertanyaan yang mungkin sudah tersimpan di dalam otak cewek tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior Boy
Teen Fiction[My Junior Boy] - [Revisi on going] Kebencian Tasya pada sang Junior tengil yang bernama Geral kian berubah hari demi hari, apakah rasa benci itu akan berubah dan malah timbul perasaan suka di antara mereka? Lalu bagaimana dengan Jeff? Cowok...