Bab 23c

4.4K 391 93
                                    

Assalamu'alaikum....

Syelamat syore...

Selamat menikmati sisa hari libur sebelum besok kembali beraktivitas.

Typo? Ma'af, ya....

Selamat membaca dan jangan lupa dukungannya.... :)

Mulmed: Saya lupa sama nggak nemu isi yang pas, nanti bakalan saya edit kalau udah ingat sama ketemu.

=========================

Sholat Isya baru saja selesai sekitar lima belas menit yang lalu, tetapi Hans masih menatap rumah tempat wanita yang disayanginya bernaung. Hans melewatkan sholat Isya berjama'ahnya dan terus diam di mobil menatap rumah tersebut. Hans menatap rumah sederhana yang dihiasi lampu dibagian depannya. Hans menebak-nebak bagaimana kondisi Noura sekarang. Apakah Noura sudah lebih baik? Apakah Noura masih menangis? Apakah Noura sudah menceritakan apa yang terjadi pada Ibu Aminah dan Abah Ahmad? Bagaimana reaksi Ibu Aminah dan Abah Ahmad jika tahu apa yang telah terjadi? Apakah Ibu Aminah dan Abah Ahmad akan membencinya? Banyak dugaan-dugaan yang mengambang di kepala Hans yang menambah beban pikiran Hans.

Hans mengusap wajah lelahnya dengan kedua tangannya. Hans terus mengucapkan permohonan ma'af dalam hatinya yang ia lantunkan dengan sungguh-sungguh. Hans menyandarkan kepalanya yang terasa berat pada jok mobil. Ia memejamkan matanya dengan hati yang terus mengucapkan kata ma'af untuk Noura.

Waktu menunjukkan pukul 20.50 WIB saat Hans mendengar ponselnya berdering. Tangan Hans bergerak meraba dasbor mobil tempat Hans meletakkan ponselnya. Hans menatap layar ponselnya yang menampilkan nama Rizal. Tanpa menunggu lama Hans mengangkat panggilan tersebut dan mulai mendengarkan laporan Rizal.

"Ma'af, Pak., saya memiliki berita penting. Nona Lova menghilang saat sedang berjalan-jalan sore tadi, Pak. Sekarang saya dan anak buah saya masih terus mencari keberadaan Nona Lova."

Kepala Hans yang sudah pening terasa semakin bertambah sakit saat mendengar kabar yang baru saja disampaikan oleh Rizal. Hans mencengkeram erat stir kemudi sambil menggeram.

"Bagaimana itu bisa terjadi? Kenapa kau bisa ceroboh seperti itu?"

"Ma'afkan saya, Pak. Saya sedang mengajak Nona Lova jalan-jalan, Nona Lova meminta saya membelikannya air minum. Saat saya kembali Nona Lova sudah tiada. Saya dan anak buah saya masih terus berusaha mencari Nona Lova ke seluruh pelosok kota Bandung."

"Teruskan pencarian. Aku akan segera menyusul ke Bandung."

Hans melempar ponselnya kembali ke dasbor. Ia menyalakan mesin mobilnya. Namun saat Hans kembali menatap rumah Abah Ahmad, ada pergolakan didalam dirinya. Ia mengkhawatirkan gadis kecilnya namun ia juga tidak ingin meninggalkan Noura. Setelah cukup lama berdebat dengan dirinya sendiri, dengan berat hati Hans memutar stir kemudi dan mulai menjalankan mobil meninggalkan rumah Abah Ahmad menuju Kota Kembang, Bandung.

"Ma'afkan aku, Noura. Aku pasti akan kembali.".

===ZZZ===

Hans mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia baru saja memasuki jalan tol Padaleunyi menuju Bandung. Waktu menunjukkan pukul 23.19 malam. Walaupun Hans sudah merasa lelah dan mengantuk, dengan sekuat tenaga ia menahan dirinya agar terus terjaga dan bisa secepatnya sampai di Bandung.

Sepanjang perjalanan Hans juga terus berkomunikasi dengan Rizal yang masih melakukan pencarian. Hans memantau perkembangan tersebut setiap 30 menit. Namun sampai saat ini, kabar keberadaan gadis kecilnya masih belum ia dengar dari Rizal. Hal tersebut membuat Hans geram dan semakin mempercepat laju mobilnya.

Anugerah Terindah Yang Pernah KumilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang