Melihat Zahra yang sendirian melamun di meja kantin, Vera dan Mimin menghampiri Zahra diam-diam. Lalu, mereka berteriak sekencang-kencangnya di telinga Zahra hingga membuat Zahra terbebas dari lamunan karena terkejut.
"Ihh! Kalian ini apa-apaan sih?" gumam Zahra marah.
Vera mengambil sebuah kursi dan menempatkannya di sisi Zahra. Lalu ia duduk di kursi itu. "Lo itu ngelamun apaan sih?" tanyanya.
"Buku diary gue ilang," jawab Zahra lemas.
MataVera dan Mimin pun membulat. "ILANG? KOK BISA?" ucap mereka serempak.
"Seingat gue, buku itu ketinggalan di restoran," curhat Zahra.
"Apa lo udah cari tu buku?" tanya Mimin.
"Jelaslah!" jawab Zahra sedih.
Hening. Percakapan antara Zahra, Vera, dan Mimin tiba-tiba berhenti ketika mereka melihat seorang gadis cantik dan sexy berjalan melenggak-lenggok dengan menggandeng lengan Julian menuju sebuah meja kosong di pojok kanan kantin.
"Dia sudah wanita yang ke berapa?" tanya Mimin sambil memakan kerupuk yang tersedia di atas meja.
"Entahlah!" Vera mengangkat pundak.
"Emangnya, kak Julian itu playboy, ya?" tanya Zahra iseng.
"Nggak Cuma playboy biasa! Dia itu, super duper playboy kelas kakap! Di tahun ini aja, mangsanya udah lebih dari 10 wanita!" jawab Mimin dengan mulut penuh kerupuk yang belum rampung ia telan.
"Eh Mimin! Wanita-wanita itu aja yang kegatelan!" tukas Vera sewot.
"Terus aja bela'in kak Julian ! Toh, lo nggak bakal dilirik ama kak Julian ! Lo itu kurang cantik untuk jadi mangsa berikutnya!" hina Mimin.
"Ihhhh!!!!" kata Vera sambil mencubit pipi tembem Mimin.
"Jangan bertengkar! Ini tempat umum tau!" seru Zahra pada kedua teman baiknya itu.
Vera dan Mimin pun menghentikan pertengkaran mereka. Lalu mereka kembali mengamati Julian dan pacar baru Julian , Kirin. Mereka memang sangat tertarik dengan kehidupan pribadi Julian. Mungkin karena Julian adalah seorang idola kampus.
"Kak Julian , sampai kapan Kakak akan mencari mangsa untuk pelampiasan cinta Kakak? Hanya karena Kakak pernah patah hati, bukan berarti Kakak jadi playboy seperti itu, kan?" gumam Vera dalam hati.
Zahra tampak kurang tertarik dengan pembicaraan teman-temannya mengenai hubungan Julian dengan gadis cantik yang bernama Kirin itu. Dia pun memutuskan mengisi waktu istirahatnya dengan memesan makanan dan minuman di kios pojok kanan kantin.
"Mbak! Mie ayam satu sama es buah satu!" seru Zahra pada salah seorang pelayan kantin.
Beberapa saat menunggu, pelayan kantin itu pun berjalan ke arah Zahra dengan membawa semangkuk mie ayam dan segelas es buah. Namun, sebelum pelayan itu tiba di meja Zahra, tak sengaja ia menumpahkan es buah beserta mie ayamnya ke lengan Kirin yang saat itu tengah asyik mengobrol dengan Julian. Tentu saja Kirin langsung marah besar.
"Eh pelayan dungu! Nggak punya mata apa? Dasar udik! Kampungan! Nggak tau diuntung! Lihat baju gue! Basah! Kotor!" omel Kirin pada pelayan itu dengan mata melotot.
Pelayan itu hanya menundukkan kepala. "Ma ma maaf, Non," ucapnya yang tampak sangat ketakutan.
Mendengar ucapan pelayan tersebut yang tidak berkenan di hatinya, tiba-tiba saja Kirin melayangkan tamparannya ke arah pelayan tersebut dengan sekuat tenaga tanpa rasa iba sedikit pun.
"Maaf? Emangnya lo pikir ini baju murah?! Hanya kaum jet set yang bisa membeli baju seperti ini!" Lanjut Kirin bertambah marah.
Tak tahan melihat perilaku Kirin yang semena-mena, Zahra pun langsung menghampiri Kirin yang masih terbakar api kemarahan.
"Lo ini bukan Mahasiswi di sini, kan? Berani-beraninya lo menampar pegawai kampus ini! Asal lo tau aja! Gue sudah merekam semuanya!" ucap Zahra tanpa rasa takut sedikit pun.
"Terus?"
"Gue akan melaporkan rekaman ini ke kantor polisi dengan tuduhan penganiayaan!" ancam Zahra.
Mendengar ancaman Zahra, Kirin pun bertambah marah. Lalu ia pun hendak melayangkan tamparan ke pipi kiri Zahra. Untungnya, tamparan tersebut berhasil ditepis oleh Julian dengan gesit. Suasana saat itu bertambah kacau. Orang-orang yang berada dalam kantin semuanya hanya bisa melihat saja dan tertegun di tempat mereka masing-masing. Pertengkaran Zahra dan Kirin yang ditengahi oleh Julian tampak semakin lama semakin menegangkan.
"Cukup!" ujar Julian tegas setelah menepis tangan Kirin.
"Sayang, aku dihina seperti ini, apa kamu nggak marah?" tanya Kirin penuh harap.
Julian memanglingkan muka dari wajah Kirin. Ia terlihat muak. Lalu ia tersenyum sinis sambil meludah. "Tidak! Mulai sekarang, kita putus," jawab Julian santai. Lalu pergi.
"Sayang!" panggil Kirin sambil membuntuti langkah Julian dari belakang.
Sementara itu, Zahra hanya bisa tersenyum puas melihat Kirin yang tampak risau karena telah diputus oleh Julian. Entah mengapa ia menjadi sedikit heran dengan prilaku Julian.
"Gaya kak Julian emang sangat keren!" pikir Zahra sambil memperhatikan langkah Julian yang menuju pintu keluar kantin.
Vera bergegas menghampiri Zahra lalu menatap Zahra dengan tatapan kagum. "Lo keren banget!" pujinya.
"Eh Zahra! Emangnya lo punya rekaman insiden tadi?" Tanya Mimin yang masih duduk di kursinya.
Zahra menggeleng. "Tidak. Itu hanya gertakan sambal doang hahaha...." Jawab Zahra puas.
-----00-----
Sebelum tidur, entah mengapa Julian memikirkan kejadian yang menimpanya tadi siang. Kejadian yang membuatnya kagum akan sosok seorang gadis biasa berkulit sawo matang.
"Cewek itu pemberani sekali! Ada Puluhanorang yang berada di dalam kantin, tapi hanya dia seorang yang mau nolonginpelayan itu. Gue jadi bertambah kagum sama dia," gumam Julian dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Heart Zahra
EspiritualBerawal saat Zahra tidak sengaja tertabrak dengan seorang cowok bernama Julian Prasega yang merupakan idola kampus. Tabrakan itu membuat Flash disk penting milik Julian rusak sehingga Julian menuntut Zahra untuk bertanggung jawab atas file-file y...