Seperti biasa. Zahra mengayuh sepeda ontel dengan memboceng Vera ketika pulang kuliah. Namun, hari ini benar-benar hari yang sial untuk Zahra dan Vera. Sebelum mereka sampai ke kos, mereka sudah di hadang oleh Kirin dan beberapa wanita yang tampak garang dan sinis saat melihat Zahra dan Vera.
"Mau apa lo?" tanya Zahra dengan lantang setelah menghentikan sepedanya.
"Gara-gara lo, Julian mutusin gue! Gue nggak terima!" bentak Kirin.
"Terus?"
"SERANG WANITA BERKERUDUNG ITU!!" perintah Kirin pada beberapa wanita yang terlihat garang itu.
Setelah mendapat perintah dari Kirin, wanita-wanita itu pun mulai menghampiri Zahra yang masih terdiam di sepeda. Saat itu, Zahra tidak bisa berbuat apa-apa. Ia sama sekali tidak bisa berkutik ketika salah seorang wanita bertubuh tinggi besar mendorongnya hingga jatuh terjerembab di aspal jalanan yang panas.
Kirin tampak sangat bahagia mendapati Zahra yang terkapar di aspal. "Pukuli dia!" perintahnya.
Lalu, teman-teman Kirin pun memukuli Zahra hingga babak belur. Wajah Zahra tampak tembem dan biru karena bertubi-tubi menerima pukulan. Bibir dan hidungnya berdarah. Sementara Vera masih bingung harus melakukan apa. Hingga akhirnya terbesit dalam Pikiran Vera untuk menelpon Julian.
"Kak! Zahra dalam bahaya! Dia dikeroyok Kirin dan teman-temannya! Cepat ke sini! Di gang dekat kos kelapa indah," ucap Vera pada Julian di telepon.
Mata Julian terbelalak lebar. "Apa? Ba ba baiklah! Gue akan segera ke sana!" sahut Julian dengan nada panik.
-----00-----
Setelah Zahra lemas tak berdaya, Kirin perlahan mendekati Zahra. Lalu ia menepuk-nepuk pipi Zahra dengan keras. Zahra sama sekali tidak bisa melawan. Ia tidak punya tenaga sedikit pun.
"Merasa cantik?" ujar Kirin songong. "Gue dengar, lo sering ketemuan ama Julian di hari sabtu dan minggu di aula lantai tiga gedung F kampus."
Zahra hanya terdiam. Rahangnya terasa sakit saat ingin mengucapkan sesuatu. Ia hanya bisa menatap Kirin dengan penuh amarah.
"Apa? Zahra ketemuan ama kak Julian? Gue butuh penjelasan!" pikir Vera.
Suasana semakin mencekam Zahra ketika Kirin meludahinya sambil mencubit pipinya yang sudah membiru. Tidak hanya itu! Kirin juga menonjok perut Zahra dengan sekuat tenaganya. Zahra mulai tidak bisa menahan sakit yang ia rasakan. Lalu ia mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya.
"HENTIKAN!" seru Julian yang datang dari ujung gang. Lalu, ia berlari menghampiri Zahra yang terkapar di aspal.
Kirin sangat terkejut ketika melihat Julian datang. Ia tampak frustasi. Sedangkan teman-teman Kirin berlari begitu saja dan meninggalkan Kirin sendirian. Mereka sangat ketakutan ketika mendapati Julian datang dengan penuh kemarahan. Mereka tahu benar siapa Julian. Itulah sebabnya mereka berlari.
"Julian ? Lo dateng buat nyelamatin gadis jelek ini? So sweet banget!" ucap Kirin ketus.
Julian sama sekali tidak meghiraukan perkataan Kirin dan langsung menggendong Zahra dengan kedua tangan kekarnya. Kirin merasa semakin iri kepada Zahra karena digendong oleh Julian. Lalu Kirin pun memukuli punggung Julian dari belakang. Namun, Julian sama sekali tidak mempedulikannya dan malah berjalan terus menuju mobil keren berwarna merah yang ia parkir di ujung gang.
"Julian bodoh! Dungu! Idiot!" hina Kirin sambil memukuli punggung Julian terus-menerus.
Sementara itu, Vera hanya terdiam dengan mata membulat. Ia kelihatan frustasi saat melihat orang yang dicintainya menggendong perempuan lain. Apalagi perempuan itu adalah sahabatnya sendiri, yang tak lain adalah Zahra. Disisi lain, Zahra hanya termangu dipelukan Julian. Sesaat ia melupakan larangan agama yang melarang pria dan wanita saling bersentuhan jika bukan muhrim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Heart Zahra
आध्यात्मिकBerawal saat Zahra tidak sengaja tertabrak dengan seorang cowok bernama Julian Prasega yang merupakan idola kampus. Tabrakan itu membuat Flash disk penting milik Julian rusak sehingga Julian menuntut Zahra untuk bertanggung jawab atas file-file y...