"Hei! Kamu! Cowok aneh!" panggil Alya kepada orang itu. Kemudian orang itu menghentikan langkahnya.
"Woi! Gue ngomong sama lo! Sini!" seru Alya karena orang itu, bukannya menghampiri atau menoleh, ia malah berdiam diri di sana.
Perlahan, orang itu menoleh ke arah Alya. Ia melihat ke sekitar. Saat itu, di parkiran supermarket, hanya ada mereka berdua. "Kamu... bisa lihat aku?" tanyanya.
"Yaiyalah! Lihat aja penampilan lo itu terlalu mencolok! Maksud gue, cowok mana yang mau berpakaian serba pink dan dengan topi pink ngejreng kayak lo?" ujar Alya dengan tampang mengejek.
Cowok itu berlari ke arah Alya kemudian menarik tangan Alya menjauhi tempat itu. Alya terus menjerit ketika cowok itu menarik pergelangan tangannya entah mau dibawa kemana.
"Hei! Hei! Lepasin tangan gue! Gue teriakin lo penculik nih! Lo gak lepas, gue teriak!" seru Alya. Cowok itu hanya bisa memutar bola matanya kemudian mereka berhenti di sebuah gang sempit.
Tak ada seseorang pun di sana. Benar-benar sepi dan gelap. Tubuh Alya benar-benar sudah basah kuyup karena ia tidak sempat untuk berfikir memayungi dirinya sendiri.
Alya mengacungkan payungnya sebagai senjata daruratnya saat ini. "Lo-lo-lo mau nyulik gue ya?!" seru Alya masih tetap mengacungkan payungnya. Cowok itu bergerak untuk mendekatinya. Tapi segera Alya mengacungkan payungnya lagi.
"Lo bergerak kesini lagi, gue teriak nih," ancam Alya. Cowok itu menghela nafas kemudian menaruh kedua tangannya ke dalam saku jasnya.
"Teriak aja. Yang ada kamu dibilang orang gila," ucap cowok itu dengan santai.
"Hah? Maksud lo?" Alya tampak berpikir kemudian ia mengacungkan payungnya ke wajah cowok itu. "Ah! Gue tahu! Jangan-jangan lo itu makhluk halus ya?!"
"Heh! Enak aja! Mana mungkin cowok seganteng ini makhluk halus?" ujar cowok itu dengan wajah sombongnya.
"Ada kok! Ada hantu yang bahkan lebih ganteng dari lo! Dan dulu gue suka sama dia, tapi ternyata dia gak suka aku, hiks..." Oke, Alya malah curhat.
"Pertama-tama, singkirkan dulu payung jelek ini dari mukaku. Aku bukan orang jahat. Aku gak bakal apa-apain kamu. Ogah banget dah. Kayak gak ada sasaran yang lain aja," ucap cowok itu. Alya mendengus lalu menurunkan payungnya kemudian menutupnya.
"Trus? Ngapain lo pake narik-narik tangan gue segala?"
"Biar kamu gak disangka orang gila. Ngomong sendiri."
"Kan gue ngomong sama lo."
"Oke-oke. Aku jelasin. Aku itu... malaikat... ngerti?"
"Malaikat?" tanya Alya. Ia tampak berpikir. Sedetik kemudian, raut wajahnya berubah jenaka. "Hah? Lo...? Orang kayak lo... malaikat? Pft..." lalu ia tertawa terbahak-bahak hingga suara tawanya memenuhi gang sempit itu. Orang yang menjadi bahan tertawaan hanya bisa memutar bola matanya.
"Yaudah kalau gak percaya. Oh iya, tadi kamu manggil aku kenapa?" tanya cowok itu. Alya yang masih tertawa berusaha untuk menghentikan tawanya.
"Gue mau ngembaliin ini," ucap Alya sambil menyodorkan sebuah amplop berwarna pink kepada cowok itu. Ia tampak terkejut kemudian cepat-cepat menyambar benda itu dari tangan Alya.
Alya langsung membuka payungnya lagi. "Sama-sama," ucapnya kemudian berlalu dari sana.
...
Tangan Alya tetap menuliskan kata demi kata maupun angka demi angka di atas buku tulisnya. Matanya mulai terasa berat. Tapi ia tidak bisa tidur jika tugasnya masih menumpuk seperti ini. Ia melirik ke arah jam digital di atas meja belajarnya. Pukul 21.10, rupanya sudah cukup malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cinta
Romance[COMPLETED] ~Fantasy-romance~ Menurut mitos Jepang, setiap orang terhubung dengan jodoh mereka masing-masing dengan sehelai benang merah yang tak kasat mata. Alya, seorang gadis normal berusia 16 tahun, curiga ia tidak memiliki benang merah tersebu...