"Kesambet apaan sih tuh Azriel, sok sok perhatian ga jelas! " gerutu Vara di depan kaca toilet wanita yang ada di restoran tersebut. Saat itu di toilet hanya ada dia. Jadi, ia bebas menggerutu sesuka hatinya.
"Emang kalo gue baper dia bisa tanggungjawab apa?."
Vara berhenti menggerutu sejenak..
Dan berkata di dalam hati.
"Gue kan emang udah baper.. "Lalu ia cepat-cepat menggelengkan kepalanya sebanyak mungkin.
"Gak! Ga boleh! Bisa aja dia udah beda. Bisa aja dia udah jadi playboy CAP KING KONG""Setelah menggerutu di depan kaca, Vara langsung membasuh mukanya dengan air, lalu segera bergegas kembali ke meja makan.
Ditengah perjalan Vara mencoba mengatur nafasnya dan meredam emosinya. Ia harus tenang dan sabar. "Sabar, sabar, sabar Vara lo bisa!. "
Sesampainya di meja makan Vara cepat-cepat duduk di kursi yang waktu itu berdampingan dengan Azriel.
Deg deg deg...
"Kok jantung gue berdetak kenceng ya? "
"Lama banget ke toilet. Mikirin aku?."
"Ha? Na.. Jis. "Sahut Vara kepada Azriel. Saat ini pipi Vara memanas dan memerah seketika. Semoga saja Azriel tak mengamatinya.
"Eh, liat tuh Vara pipinya langsung merah!. "
"Ihh, paan sih Ham!."
"Udah udah, mending skarang kita mikir gimana caranya ndapetin tuh resep. "
"Gue stuju sama kata lo Nick!. "
Ucap Vara stuju.Setelah mereka berbincang-bincang, mereka pun memutuskan untuk membicarakannya kepada salah satu pelayan, tentunya setelah membayar makanan yang dipesan.
Ternyata, pelayan itu sudah mengetahui siapa mereka dan tujuan berada disini. Pelayan itu berkata, jika mereka ingin mendapatkan resep itu maka harus melalui 2 rintangan. Penjelasan dan seterusnya dimulai besok pukul 6 pagi.
Setelah mendengarkan ucapan pelayan wanita itu, mereka pun pergi dan kembali menuju markas.
Tidak seperti tadi, kali ini Azriel, Nicky, Irham dam Vara mengayuh sepeda dengan tenang dan santai.Setelah lama mengayuh sepeda, sampailah mereka di markas. Mereka berempat berjalan bersama di lorong markas dan segera duduk ketika ada bangku kosong.
Di bangku itu kami mengobrol banyak sekali.
"Eh, gue kayaknya mau pindah ke SMA lo deh Var, Zriel. Di SMA gue, SMA Harapan. Gue itu di Bully terus. Katanya gue cupu, kuper, kuno. Gue ga punya temen disana. Gue gak mau masa SMA gue ga ada kesannya. ""Wah, gapapa kita jadi satu sekolah nanti. " kataku.
"Ya gapapa, asal jangan deket-deket Vara aja. "
"AZRIELL GILA!. "
*****
Vara POVJam menunjukan pukul 7 malam, waktu-waktu kesepian pun dimulai. Entah mengapa setiap jarum jam menunjukan pukul 7, Nieza, Mitha dan Nuri belum kembali ke markas. "Benar-benar kompak!."
Akhirnya, aku memutuskan untuk ke rooftop setelah memikirkanya matang-matang.
"Zahra! Gue mau keluar dulu ya. Bentar aja kok, nanti kalo Mitha, Nieza sama Nuri dah balik bilangin aja gue nyari udara seger. Oke? "Mendengar panggilanku, Zahra segera menutup paket Biografi yang dibacanya "Oke Var, tiati ya"
Setelah tak lumayan lama aku berjalan menyusuri lorong markas dan naik tangga, sampailah aku di rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemeran Utama
Ficção AdolescenteKamu tau apa arti dari Cinta, tapi kamu tak bisa menjaga cintamu. Kamu tau apa itu "perjuangan" tapi matamu terlalu buta untuk melihatnya. Terimakasih sudah membuatku tau apa konsekuensi dari Cinta. Terimakasih untukmu wahai Cinta yang menyakitkan...