In The Name Of Love (One Shot)

10 2 0
                                    

Pada suatu hari, tepatnya 13 tahun yang lalu. Ashleen bersama keluarganya tinggal di New York. Dan satu hari sebelum Ashleen dan keluarganya pindah ke Jakarta. Ashleen jalan-jalan di sekitar komplek perumahannya. Ia bersama pengasuhnya ke taman bermain dekat rumahnya. Disana ia melihat ada seorang laki-laki seumuran dengan dia yang sedang dibully. Tanpa babibu, Ashleen langsung menghampiri laki-laki itu dan menyelamatkan laki-laki itu. Ashleen memarahi anak-anak yang membully laki-laki itu. Kemudian Ashleen bertanya kepada laki-laki itu apakah dia baik-baik saja? Namun laki-laki itu hanya mengangguk sambil menatap ke arah tanah, seperti sedang ketakutan. Ashleen asli orang Indonesia, namun dari ia lahir dan tinggal di New York, karena orang tua nya ada tugas di New York. Namun, dari 6 tahun ia bersama keluarganya kembali ke Indonesia. Dan ia besar di Indonesia hingga 18 tahun, kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan studinya di New York.

Ashleen tinggal di dorm universitasnya. Dia juga mengambil beberapa kerja part-time untuk menambah uang jajannya. Pada hari pertama ia kuliah, ia duduk disebelah seorang pria. Dia sempat menatap pria itu selama beberapa detik. Ia merasa seperti mengenali pria itu. Pria dengan mata berwarna biru, begitu indahnya bola mata itu. Andaikan saja ia juga keturunan western yang mempunyai bola mata berwarna biru. Namun, pria itu pun melihat balik ke arah Asleen. Bedanya pria itu masih mengingat dengan pasti bahwa Ashleen adalah perempuan yang menyelamatkan dia dari pembullyan 13 tahun yang lalu. Dan ia pun langsung memanggil Ashleen untuk berkenalan. Dia menggunakan bahasa isyarat, karena dia adalah seorang tunawicara. Kemudian Ashleen pun bingung, Ashleen bilang bahwa ia tidak mengerti bahasa isyarat.
Kemudian laki-laki itu menulis di sebuah kertas "my name is Martijn Garritsen. Let's be friend". Lalu Ashleen membaca tulisan yang ada di kertas itu, dan ia pun bilang bahwa namanya adalah Ashleen. Dan mereka pun terlihat sering bersama. Karena mereka satu jurusan, mereka juga sering mendapat tugas project bersama. Walau Martijn memiliki kekurangan, tetapi kalau masalah otak, IQ nya diatas rata-rata. Ia dapat memahami pelajaran dengan baik. Martijn mempunyai banyak teman, namun itu semua karena kepintarannya. Mereka mendekati Martijn hanya untuk memanfaatkan kepintarannya. Tetapi Ashleen selalu marah kepada orang-orang tersebut. Namun Martijn hanya tersenyum dan berkata bahwa tidak apa-apa, itulah salah satu cara untuk mendapatkan teman baginya. Ashleen pun hanya mendengus kesal, ia berpikir kenapa Martijn bisa hidup seperti ini. Jujur saja Martijn itu sangat sempurna di mata Ashleen, walau dia mempunyai kekurangan. Dari segi penampilan, dia sangat ok, ganteng, maskulin. Bahkan hatinya juga baik, kenapa ia harus hidup seperti ini? Ia dibuang dari orang tuanya sejak 13 tahun yang lalu karena ia bisu.

Pada saat itu pasti menjadi masa yang sangat sulit bagi Martijn. Walau begitu ia tidak pernah mengeluh, ia ingin menunjukkan ke orang tuanya bahwa dengan keterbatasannya itu ia dapat sukses juga. Kebetulan Martijn dan Ashleen mempunyai ketertarikan yang besar terhadap Electro Dance Music atau yang biasa disebut dengan EDM. Mereka berdua selalu latihan bersama ketika mereka mempunyai waktu luang, kebetulan Ashleen mempunyai alat yang lengkap. Dan dia pun meminjamkan itu semua kepada Martijn. Hasilnya, Martijn lebih jago dibanding Ashleen dan pada akhirnya Ashleen hanya menjadi tukang upload hasil-hasil rekaman Martijn. Dengan muka yang cemberut karena Martijn lebih bisa dibanding dirinya, ia pun mengupload hasil-hasil rekaman Martijn. Martijn hanya tertawa melihat ekspresi Ashleen. Dan pada saat itu juga, Martijn menuliskan sesuatu di secarik kertas. Ternyata ia sedang menulis tentang kejadian 13 tahun yang lalu, dimana ia diselamatkan oleh Ashleen pada saat dia dibully. Ia tidak dapat berterima kasih karena ia tidak dapat berbicara sepatah kata pun. Dan pada saat itu dia sangat ketakutan sehingga ia lebih memilih diam. Tiba-tiba Ashleen berteriak, ia sangat heboh karena dalam waktu 5 menit, hasil rekamannya Martijn telah didengar oleh 1000 orang. Kemudian Martijn menghampiri Ashleen yang sedang berkutat di depan laptopnya. Dan ia pun memanggil Ashleen dengan menepuk pundak nya pelan, dan ia memberikan secarik kertas kepada Ashleen. Kemudian Ashleen membaca itu semua, reaksi nya Ashleen yaitu ia langsung menangis dan memeluk Martijn. Dia tidak menyangka orang yang selama ini menemani dia di New York adalah pria yang ia selamatkan 13 tahun yang lalu.

Seiring berjalannya waktu, Martijn dan Ashleen terlibat dalam sebuah hubungan yang bisa dibilang 'berpacaran'. Namun, karena Martijn kini sudah menjadi DJ yang terkenal. Ia tidak mempunyai waktu yang banyak untuk pasangannya, yaitu Ashleen. Sedangkan Ashleen dapat memaklumi kondisi pasangannya, toh ini semua demi kebaikan Martijn di masa yang akan datang. Ashleen pun sibuk dengan kuliahnya karena ia lanjut ke S2, namun sebenarnya Ashleen mengindap penyakit Anemia akut karena dia kurang istirahat. Belakangan ini Ashleen sangat sibuk untuk menyelesaikan tugas akhirnya, sehingga dia kurang memerhatikan dirinya sendiri. Martijn tidak mengetahui keadaan Ashleen, karena mereka sudah jarang berkomunikasi.

Pada suatu hari, Ashleen tidak dapat menahan sakitnya lagi. Ia pun memutuskan untuk ke rumah sakit sendiri, dan ternyata dia harus dirawat inap di rumah sakit. Pada hari itu juga Martijn membeli setangkai bunga mawar untuk mengunjungi Ashleen. Ketika sampai di apartemen Ashleen, ternyata tidak ada Ashleen. Dan dia pun langsung mengirim pesan singkat ke Ashleen, namun tidak ada balasan dari Ashleen. Dia pun mencari tahu dimana keberadaan pasangannya? Ternyata pasangannya sedang berada di rumah sakit, ia langsung melajukan mobilnya untuk pergi ke rumah sakit tempat pasangannya berada. Ketika ia sampai di rumah sakit, ia melihat Ashleen sedang bersama pria lain. Pria itu bernama Andrew, Andrew adalah teman baik Ashleen dari kecil selama ia di New York dulu. Namun, Martijn tidak mengetahui itu. Martijn langsung membuang setangkai mawar yang dia bawa ke rumah sakit dan langsung meninggalkan ruangan dimana Ashleen dirawat. Ashleen menyadari kehadiran Martijn yang kemudian tidak lama ia pergi. Ashleen merasa Martijn pasti salah paham, karena Martin belum tahu siapa Andrew. Mungkin Martijn mengira ia berselingkuh dengan pria lain, yaitu Andrew. Ashleen langsung mengirim pesan singkat kepada Martijn. Namun setelah berjam-jam tidak ada balasan sama sekali.

Hingga sampai pada saatnya dimana titik terlemah Ashleen tiba, ia tidak dapat menahan sakitnya lagi. Disaat seperti ini dia memerlukan Martijn, tetapi Martin tidak pernah kunjung datang ke rumah sakit untuk menjengukya semenjak kejadian itu. Padahal menurut berita, Martijn sedang hiatus dari dunia hiburan. Tidak tahu kemana perginya Martijn, yang jelas dia menghilang begitu saja sejak kejadian itu, kejadian dimana ia melihat Ashleen bersama pria lain yaitu Andrew. Keesokan harinya Ashleen semakin melemah, kondisinya semakin parah. Kemudian ia tidak menyadarkan diri lagi, detakan jantung di layar nya telah flat, menunjukkan bahwa jantung Ashleen tidak berdetak lagi. Pada saat itu Andrew sangat khawatir, dia mengambil ponsel Ashleen untuk menghubungi semua kerabat Ashleen, dan yang terakhir dia menelpon Martijn. Namun hasilnya nihil, Martijn tidak mengangkat teleponnya.

Tiga hari setelah pemakaman Ashleen, Martijn baru mendapat kabar bahwa Ashleen telah meninggal dunia. Ia langsung ke makam Ashleen dan menangis dari pagi hingga sore. Pada malam harinya dia memutuskan untuk pergi ke apartemen Ashleen. Sesampainya ia di apartemen Ashleen, dia melihat ada seorang pria yang sedang berkutat dengan laptop milik Ashleen, dan ternyata pria itu adalah pria yang bersama Ashleen pada saat terakhir ia melihat Ashleen. Pria itu, ya tepatnya Andrew tahu bahwa Martijn adalah seorang tunawicara dan dia dapat menggunakan bahasa isyarat. Dengan bahasa isyarat dia menjelaskan bahwa dia dan Ashleen adalah teman dekat dari kecil ketika Ashleen tinggal di New York dulu, mereka tidak punya hubungan yang lebih selain teman baik. Dan Martijn menangis lagi, dia merasa bersalah karena tidak mau mendengar penjelasan dari Ashleen terlebih dahulu, dia malah langsung pergi tanpa bicara apa-apa. Kemudian Andrew mendengarkan satu rekaman dari laptop Ashleen yang diberi title "In The Name Of Love". Ketika mendengar rekaman itu, Andrew berkata bahwa lagu ini dikerjakan oleh Ashleen ketika Ashleen ditinggal oleh Martijn, ia bilang kepada Andrew bahwa ia sangat berharap Martijn bisa merilis lagu ini sebagai salah satu track di album nya Martijn kedepannya. Martijn menangis terharu ketika ia mendengar rekaman ini, dia langsung mengambil rekaman ini dan dia mengirim nya ke entertainment yang menaungi dia. Dia mengisyaratkan untuk kembali ke dunia hiburan dengan lagu ciptaan pasangannya, Ashleen. Dan ketika lagu itu rilis, lagu tersebut menjadi all-kill di seluruh tangga musik, dan popularitas Martijn pun semakin menjulang tinggi. Ini semua berkat Ashleen, Ashleen yang memberinya motivasi untuk bermusik dan bahkan Ashleen juga menciptakan sebuah karya untuk membuat Martijn semakin populer.

If I told you this was only gonna hurt
If I warned you that the fire's gonna burn
Would you walk in? Would you let me do it first?
Do it all in the name of love....

*BGM: In the name of love by Martin Garrix feat. Bebe Rexha

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In The Name Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang