Aku pernah begitu mencintaimu sampai tak peduli segala balasanmu terhadapku, yang aku tahu hanya aku mencintaimu dan tentang bagaimana kamu itu sama sekali bukan urusanku. Perasaan ini memang sederhana, tak banyak menuntut hal yang mungkin tak bisa tercapai. Cukup mencintaimu dalam diam dan tenang.
Awalnya aku kira tak akan sesakit ini mencintai dalam keheningan tanpa ungkapan, aku tak bisa sebebas burung yang bersenandung mengutarakan perasaan, aku tak bisa mengekspresikan rasa seperti para seniman dalam lukisan yang tak mampu bicara. Aku adalah aku, si kikuk yang tidak tau cara menunjukan perasaan yang sebenarnya
Aku si penakut, yang takut perasaannya tak terbalaskan, yang lebih memilih menyerah tanpa mau mencari tahu jawaban, aku belum siap jika semisal perasaan yang nanti kau ketahui kau benci, tak masalah jika kau tak punya perasaan yang sama asalkan jangan pernah memintaku berhenti.
Karna jika aku akan berhenti, maka sepenuhnya itu adalah kehendaku yang terlalu lelah mencintaimu seorang sendiri.
Aku pernah begitu mencintaimu terlalu dalam sampai lupa akupun butuh dicintai. Tapi segala sesuatu yang berada sekalimat dengan kata pernah, mungkin suatu saat sudah tidak lagi.Perasaan ini adalah suatu hal yang tidak pernah kamu ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuperkenalkan Kau Pada Luka
Poesia[1] Kuperkenalkan Kau Pada Luka (Completed) [2] Sendu Yang Membisu [On Going] [Puisi-Prosa-Quotes] Highest rangking #11 on Poetry (30-03-2017) #15 on poetry #19 on Poetry (20-94-2017) Kuperkenalkan kau pada setiap luka yang pernah kau...