His Madness

87 18 4
                                    

"Hyung! Ada apa?" Tiba-tiba Jungkook muncul, entah dari mana.

"A...Aniya, tidak ada apa-apa," Jackson berkata dengan terbata-bata. Jungkook hanya menganggukkan kepalanya, tak berani mengganggu Jackson.

"Jackson-hyung, ada dokumen yang harus ditandatangani." Jaebum berkata, dan menyodorkan sebuah dokumen berkaitan dengan sebuah kasus. Jackson hanya menganggukkan kepalanya, dan membaca sekilas dokumen tersebut,

"Park Hwa-Young?" Jackson bertanya, matanya menatap tajam iris Jaebum yang kini ketakutan setengah mati.

"Iya hyung..."

"KENAPA SEMUANYA HARUS BERHUBUNGAN DENGAN HWA-YOUNG, DASAR SIALAN!!!" Jackson berteriak dan membanting dokumen tersebut ke lantai, hingga kertas-kertas dokumen itu berhamburan di lantai. Jaebum berjengit ketakutan, tak pernah melihat ketua timnya itu kehilangan kontrol seperti itu. Ini kali pertama Jaebum mendengar Jackson berkata kasar.

Tentunya semua orang yang berada di selasar itu menolehkan pandangannya ke Jackson yang sedang menghembuskan nafasnya dengan kasar. Selasar yang awalnya penuh dengan percakapan kini lengang. Semua orang takut dengannya, beruntung No. 1 sedang tidak ada di sana.

"Hyung..." Jungkook berkata dengan ketakutan. Matanya membesar, begitu pula dengan Jaebum yang tengah mengumpulkan dokumen yang berceceran tersebut.

"Argh... Sialan, persetan..." Jackson mengumpat sambil berjalan keluar dari selasar. Jelas masih banyak rentetan kata kasar yang dikeluarkannya selagi berjalan. Sekali lagi, Jaebum dan Jungkook hanya bisa bertukar pandang ketakutan.

000

Berita tentang Jackson yang mengamuk langsung menyebar di satu organisasi besar itu. Dan ya, tentu saja, Jackson berada di ruangan Seungri. Tentu saja Seungri marah-marah,

"Aku tidak bisa memahami anak muda zaman sekarang, UNTUK APA KAMU BERTERIAK-TERIAK HAH?! Kau pikir dengan aksimu seperti itu akan membuat orang-orang semakin hormat?!" Seungri berkata panjang lebar.

"Kau tidak tahu masalahnya, jangan asal tuduh. I don't care about formalities right now, I don't care if you're several years older than me." Jackson menjawab dengan dingin. Matanya menatap tajam mata Seungri. Tanpa berkata apa-apa, Seungri menonjok pipi Jackson, ia dapat merasakan darah keluar dari hidungnya.

"Dasar bocah tak tahu diuntung. Bersyukurlah JYP masih menerimamu di sini. Keluar sana," Seungri membalas tak kalah dinginnya. Jackson pun mendengus dan keluar dari ruang kantor Seungri.

"Ah~ Jackson-ah, ternyata kau ada di sini. Eoh? Ada apa dengan hidungmu?" Choa bertanya dan menghampirinya,

"Tidak apa-apa, noona. Luka biasa," Jackson menjawab dengan pelan.

"Aniya, aku harus mengobatimu. Ayo, sini," Choa menarik lengan Jackson dan membawanya ke ruang perawatan.

"Yuta!" Choa memanggilnya,

"Ne~ noona? Ada apa?" Dokter asal Jepang tersebut bertanya dan menolehkan kepalanya dengan manis. Ia langsung kaget melihat Jackson dan mengambil peralatan medisnya. Jackson hanya bisa menghela nafas. Mereka semua diam saat Jackson sedang diobati,

"Ah, sebentar. Seungri oppa memanggilku," Choa berkata sambil menyentuh handsfree yang digunakan tiap agen untuk berkomunikasi. Jackson hanya memutar bola matanya dengan kesal dan mengerutkan alisnya. Yuta tidak tahu apa-apa, dan ia memutuskan untuk diam. Tak mencari masalah dengan Jackson.

Hidden- A Jackson Wang FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang