" kamu beda. Kamu yang aku mau. "
Retta POV
" duh ruangan gue dimana sih? " tanya retta dalam hati.
Ya, hari ini sekolah retta, SMA 12 Jakarta mengadakan UAS atau ujian akhir semester 1 untuk murid murid kelas 10 sampai 12.
" Woi Retta! . " panggil salah satu teman dekat Retta, Talitha. " lo seruangan sama gue, diruangan 23 lantai 2. " kata Talitha sambil sedikit berteriak kepada Retta.
" Oke tal, thanks. " ucap Retta bersemangat.
Setelah itu Retta jalan melalui koridor menuju lantai 2. Setelah beberapa menit akhirnya dia berdiri didepan pintu yang bertuliskan Ruang 23. Setelah beberapa saat dia mencari namanya diabsen yang tertempel didepan pintu, ada namanya disana.
" akhirnya. " ucap Retta seraya masuk kedalam kelas.
Hari pertama ujian. Saat masuk kedalam kelas, Retta mencari bangku yang bertuliskan nomor peserta ujiannya. Bangku Retta berada dibaris ketiga dari meja pengawas.
Ada beberapa kakak kelas yang melihat kearah Retta. Yap! Hari ini Retta akan sebangku dengan kelas 11. Salah satu peraturan ujian kali ini adalah, kelas 10 akan duduk sebangku dengan kelas 11 untuk mengurangi kerjasama.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 mata pelajaran pada jam pertama adalah Matematika. Dan Retta benci Matematika. Semua murid sudah masuk keruangan masing-masing untuk melaksanakan ujian. Waktu masih tersisa 1 jam lagi, dan Retta baru mengerjakan 10 soal, masih ada 30 soal. Huft. Retta Retta.
" duh gue gangerti. Mau nanya gaenak. Huft. " pikir Retta dalam hati. Dia sebangku dengan cowok kelas 11 yang gak dikenal sama sekali, kalo diliat liat sih, cowok itu pendiem dan daritadi dia tidak mengeluarkan satu katapun.
" Talitha! . " Bisik Retta kearah 2 bangku dibelakang Retta. Bangku Talitha disana.
Saat pertama kalinya Retta menghadap kebelakang untuk memanggil Talitha, Retta melihat dia, laki laki berperawakan tinggi, memiliki mata coklat tua, alis dan bulu mata tebal, hidung mancung, memiliki kulit sawo matang, bisa dibilang dia manis. Ya, bahkan sangat manis.
Mata Coklatnya melihat kearah mata Retta, Mata mereka saling bertemu dalam waktu sekejap. Dan Retta merasakan hal aneh dihatinya.
" Apa? . " tanya talitha sedikit berteriak kepada Retta. Membuyarkan lamunan Retta, dan langsung mengalihkan pandangannya ke Talitha
" Tal bantu gue, nomor 11 sampe 30. " ucap Retta dengan nada sedikit merengek.
" Buset. Lu nanya apa borong ta?banyak banget gila. " kata Talitha sedikit kaget.
" Yaallah plis bantuin gue tal, lu kan tau gue bego banget kalo soal itung itungan gini. " ucap Retta dengan entengnya.
Setelah itu Talitha mengambil Tissue dikantongnya dan mulai menulis jawaban jawaban yang tadi diminta Retta disana. Talitha memang terbaik.
Sedari tadi Alvaro melihat Talitha menuliskan sesuatu di tissue itu. Talitha yang merasa diperhatikan menengok kearah Alvaro.
" Kenapa? " tanya Talitha dengan cepat. Tetapi Alvaro hanya menggeleng lalu kembali mengerjakan soalnya.
♡♡♡
Pada saat jam istirahat. Retta, Talitha, Olivia, Yulita, Fara, dan Devinna duduk dimeja kantin seperti biasanya. Ya,mereka sudah berteman setengah tahun belakangan ini semenjak awal masuk kelas 10.
" eh eh lo tau ga si yang duduk sama Talitha siapa? . " Tanya Olivia kepada semua temannya.
" iya eh. Tal yang duduk sama lo lumayan hehe. " Ungkap Retta dan membuat semua teman temannya kaget.
" what?jangan bilang kalo lo suka ta?. " Tanya Devinna sambil mengintrogasi Retta.
" tapi emang lumayan sih, mukanya kaya arab gajadi gitu ya. Tinggi lagi. " ucap Talitha.
" Retta lo seriusan suka sama dia?siapa namanya tal?. " tanya Widia.
" Tadi kalo gue gasalah liat Alvaro Rakaditya. " jawab Talitha kepada teman temannya.
" yaila, gue ga serius kali. Lagian suka itu wajar kan?yang ga wajar itu kalo gue jatuh cinta sama dia. " Kata Retta sedikit jengkel.
" Cie cie Retta suka juga sama cowok disekolah ini. Bagus sih ya, ada kemajuan. Kali aja lo bisa jadian sama dia, gabakalan jadi jones lagi hahaha. " kata Fara sambil menyolek nyolek lengan Retta.
" eh eh liat 3 bangku dibelakang lo ta!. " Ucap Olivia dengan sedikit girang. " itu Alvaro bukan? Yang duduk sama lo tal?. " kata Olivia.
Setelah mendengar pernyataan Olivia, Retta mengikuti perintah Olivia untuk melihat 3 bangku dibelakangnya.
Saat itu juga mata coklat Retta dan Alvaro bertemu dalam waktu kurang dari 3 menit, mereka saling tatap.
Tanpa Alvaro tau bahwa sebenarnya detak jantung Retta sudah tidak karuan. Dan Retta. merasakan hal aneh dihatinya, untuk yang kedua kalinya.
Hai guys! Ini cerita pertama aku, jadi maklumin ya kalo banyak kata kata yang salah atau tanda baca yang salah. Jangan lupa Vomentnya yaa. follow ig aku @brln.adha yaaa💕. See u soon💓.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLS [1] - Maybe I Just Wanna Be Yours
Teen Fiction" jika menurutmu segala sesuatu butuh penjelasan, bantu aku untuk menjelaskan apa yang membuatku tetap bertahan bahkan setelah berulang kali kau tinggalkan. " - Alvaro " kau seperti jingga saja tuan, datang lalu pergi meninggalkan biru dilangit hati...