[INT. Kamar Wulan]
Malam ini, Wulan tengah menyiapkan peralatan sekolah, dimana esok adalah hari pertamanya memasuki jenjang SMA. Wulan sangat senang bisa lolos ke SMA Global. Bukan, bukan karena SMAnya tapi karena seseorang yang ada di SMA itu, Seseorang yang sudah Wulan kagumi selama dua tahun, Seseorang yang fotonya memenuhi dinding kamar Wulan, Seseorang yang selalu jadi jawaban jika Risa dan Jeha bertanya apa yang sedang Wulan pikirkan, seseorang yang bernama Damar Arthara, seseorang yang selalu jadi alasan dibalik senyum Wulan.
Wulan memandang foto Damar. Foto yang ia ambil dari Google.
"Kita satu sekolah lagi Damar. Aku Senang karena itu artinya aku masih bisa memandang kamu, walau dari jauh." Wulan mencium foto Damar dan meletakanya disamping ia tidur "Selamat tidur Damar.">cut to<
[SMA Global]
Hari ini adalah masa Orientasi tapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini tidak diperbolehkan berpenampilan unik dengan rumbai-rumbai, kalung pete, tas kardus atau kuncir sesuai tanggal lahir, Wulan bersyukur karena jika tetap disuruh kuncir sesuai tanggal lahir, matilah ia, karena tanggal lahirnya 31.
Seluruh calon peserta didik baru sudah ramai berkumpul di lapangan, upacara pembukaan belum dimulai, jadi mereka masih berkumpul dengan forumnya masing-masing. Sampai, seorang memasuki lapangan dengan mengendarai motor ninja berwarna hitam keluaran terbaru. Banyak mata memandangnya, bahkan forum-forum yang tadinya heboh entah membahas apa, tetiba jadi terdiam hanya untuk memandang si pengendara motor yang sudah masuk ke parkiran.
"Yah Ampun, Damar keren banget sumpah" ucap Jeha terpaku"Menantu Idaman emak gua banget!" tambah Risa
"Andai aja, dia jadi pacar gue!"
"Eh?" bingung Risa dan Jeha mendengar ucapan Wulan, Wulan bingung"Apa Lan? Pacar?" tanya Jeha
"Kenapa emang?". Jeha dan Risa langsung ketawa bahkan memukul bahu Wulan. Wulan terganggu dan bertanya apa yang salah dengan ucapanya
"Ha ha, gak salah sih. Cuma ya, realistis Lan, mana mau dia sama Lu, tipenya Damar enggak kaya kita" ucap Jeha
"Eh-tapi, kayanya engga deh ha" protes Risa "kayanya bukan kitanya yang bukan tipe Damar, tapi dianya aja kali yang homo!"
"Apaan sih sa" protes Wulan
"Bisa aja Lan, selama ini, kita gak pernah denger dia punya cewek, atau deketin cewek. Lu tau sendirikan, setiap ada yang ngasih sesuatu, langsung dia tolak."
"Ya karena dia emang gak suka kaya gitu kali. Damar itu, cowok dewasa, dia gak akan mau urusan pribadi diumbar." bela Wulan sambil nyeruput susu kotaknya.
Wulan terus memandangi Damar yang ia lihat sudah bergabung dengan teman-temanya yang sama kaya maksud Risa, semua teman-teman Damar hanya cowok, tapi tetap aja itu gak mendukung perihal Damar adalah homo, enggak![Flashback on]
Hari itu di lapangan Monas. Seluruh siswa kelas 2C SMP Global akan mengambil nilai lari. Pak.Adit, guru olahraga memberitau kalau larinya secara bersamaan mengitari monas, 10 tercepat akan dapat nilai 100. Seluruh siswa tersiap mendengar kepastian nilai itu, termasuk Wulan, Jeha dan Risa, mereka berambisi untuk masuk diantara 10 orang itu. Begitu pluit dibunyikan, langsung semua siswa lari saling mendahulukan.
Mungkin karena punya postur tubuh kurus membuat Wulan memimpin diposisi depan, Wulan sangat senang karena jarang-jarang ia bisa unggul seperti itu. Ditengah ia sedang lari, tetiba melintaslah seorang pria yang tengah lari juga. Wulan langsung berhenti dan menoleh kearah pria yang hanya ia lihat punggungnya saja. Wulan lama memandangi, dan entah mengapa ia langsung lari kearah pria itu.
Wulan mengikuti arah lari pria itu, entah mengapa ia tersenyum terus ditambah rasa penasaran yang memaksanya untuk semakin lari mengikuti.
Hingga, pria itu masuk ke kerumunan orang yang sedang lari juga, membuat Wulan kehilangan jejak pria itu. Wulan menoleh ke kanan-kiri, tapi tidak ia lihat punggung serupa. Wulan jalan kedepan sambil matanya mencari. Ia masuki taman, masuki lorong Monas, mencari ke halte busway, sampai ia masuk monas lagi tapi tidak ia temui.
"Eh-tunggu!" ucap Wulan "kenapa aku keluar-keluar segala ya? OHIYA!!!" kaget Wulan dan segera lari kedalam sekencang mungkin, ia lupa kalau ia sedang pengambilan nilai.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMARWULAN
Novela JuvenilWulan, Jeha dan Risa, tengah berdiri memandang Laptop dihadapan mereka. Terlihat jelas ekspresi cemas diwajah ketiganya. Bagaimana tidak, hari ini pengumuman Lolos-tidaknya mereka di SMA Global, sebuah SMA bergengsi dan kaya akan prestasi yang denga...