Jun : Did you forget it?

2.2K 235 3
                                    

Aku mengguncang tubuhnya, "Jun-ie! Wake up! Kau lupa dengan janjimu, huh?"

Dia menggeliat, membuatku menghentikan kegiatanku. Dia menguap sejenak lalu mengerjapkan matanya, "Wae?"

"Kau melupakan janjimu."

Dia nampak mengingat. Tak lama, dia membelalakan matanya. "Astaga! Untung kau membangunkanku. Gomawo, Yeobo." dia mengecup sekilas bibirku lalu segera berlari ke kamar mandi.

Aish, sudah hampir dua bulan seperti ini, kenapa aku masih memerah? Ah, sudahlah. Tak penting juga. Lebih baik aku berganti baju saja.

Aku segera berganti pakaian lalu menuju meja makan untuk menyiapkan sarapan.

"Yeobo, apa kau lihat dimana jam tanganku?" tanyanya seraya mengancing kemejanya.

Tunggu. Kemeja? Kenapa dia memakai pakaian formal seperti itu?

"Jun-ie, kau mau kemana? Kenapa memakai kemeja?"

"Aku hampir lupa kalau ada janji dengan Star Corp, untung kau membangunkanku. Memangnya ada yang salah, ya?"

Aku menggeleng dan berusaha menahan airmataku. Dia benar-benar melupakannya? Aish, jangan menangis, (y/n). Kuatkan dirimu. Mungkin dia hanya lupa saja.

"Yeobo, kau menangis?" tanyanya seraya menghampiriku.

Ya jelas lah! Kau jahat karena melupakan ini, Jun!

"Ani. Mataku perih karena mengiris bawang tadi." ujarku seraya mengelap sudut mataku yang terasa perih karena menahan tangis.

"Gotjimal." dia mengangkat kepalaku yang tertunduk, membuat mataku bertemu pandang dengan matanya. "Apa aku melupakan sesuatu?"

Aku menunduk lagi lalu menggeleng pelan.

Dia mengangkat kepalaku lagi lalu menatap dalam mataku. "Kau bohong. Tatap aku dan katakan, apa hal yang aku lupakan."

Aku tak kuasa menahan tangisku, membuat dia langsung menarikku ke dalam pelukannya. Aku terisak di dalam pelukannya. Aku merasakan usapan lembut di rambutku.

"Uh, uljimayo. Aku mengingatnya." ujarnya lalu terkekeh pelan.

Aku mendongakkan kepalaku dan menatap matanya, "Jeongmal?"

Dia tersenyum lalu mengelap pipiku menggunakan ibu jarinya. Dia mengcup kilat bibirku lalu terkekeh lagi. "Mana mungkin aku melupakannya." dia mengelus perut rataku, "Aigo, eommamu jadi cengeng sekali, ya."

Aku masih tak percaya, "Jadi, kau tak melupakannya?"

Dia terkekeh lagi lalu menggesekkan hidung kami, "Tak mungkin aku melupakannya, Yeobo."

"Memangnya, hari ini ada apa?" tanyaku mengetesnya.

Dia memberikan senyumannya, "Kita akan ke dokter untuk check up kandunganmu kan?"

Sontak, aku memukul dada bidangnya, "Kau jahat, Jun! Kenapa menipuku?"

"Uh, mianhae."

Aku memeluknya lagi, "Kau jahat, Jun! Ku pikir, kau benar-benar melupakannya."

Dia menciumi puncak kepalaku, "Tak mungkin aku melupakannya." dia melepaskan pelukan kami, "Sekarang, kau bersiap lagi. Nanti kita ke dokter Park."

"Arraseo!" ujarku riang lalu segera menuju kamarku.

Ah, memiliki suami mantan artis cilik yang jahil memang menyebalkan.

- END -

Berakhir dengan tidak elitnya, miris :'

Gomawo~

#190417

✅ | Imagine With SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang