Park Yena. Gadis itu menggerutu tak jelas sembari menendang kerikil yang menurutnya menghadangi jalannya.
Dia baru saja pulang dari bekerja paruh waktu di salah satu cafe setelah sekolah. Itu sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.
"Aw.."
Yena menatap tajam orang yang menabraknya. Tapi orang itu seakan tak peduli dan terus berjalan meninggalkan Yena yang tersungkur di trotoar jalan.
"Dasar manusia tak punya perasaan!" Umpat Yena sembari bangun dan menepuk-nepuk seragam kerjanya yang kotor.
"Sial.. kenapa semua orang menjadi sangat menyebalkan hari ini? Cih."
"Akh.."
Yena berhenti. Mencoba memasang telinganya tajam. Sepertinya dia mendengar sesuatu.
Yena menggelengkan kepalanya. Mungkin dia salah dengar. Ah.. tak ada waktu untuk memikirkan itu. Dia harus pulang sekarang ini.
"Akh.. aw.."
Brugh..
Yena melihat bayangan seseorang jatuh beberapa meter di depannya. Gadis itu mengerjapkan matanya berkali-kali kemudian menghampiri bayangan itu ragu.
"Astaga!!"
Yena menutup mulutnya saat melihat seorang namja terjatuh. seluruh tubuhnya babak belur. Sepertinya dia habis berkelahi.
"Ehm..ajjushi, apa kau manusia?" Tanya Yena yang langsung disambut tatapan tajam namja itu.
Yena menatap pria itu takut. Dan mundur beberapa langkah. Dia menatap kaki pria itu. Masih menempel ditahan. Berarti dia manusia.
"Ajjushi, neo gwechanayo?"
Pria itu menjawab. Dia menyentuh ujung bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Biar aku bantu ajjushi, rumahku tak jauh dari sini."
Yena akhirnya memapah pria itu sampai dirumahnya. Dia langsung mengetuk pintu. Tak lama seorang pria membuka pintu.
"Wah.. noona? Ada apa?"
"Biarkan aku masuk dulu Jisung-a."
Yena akhirnya menjatuhkan pria itu ke sofa.
"Ah.. ajjushi, kau berat sekali!" Pria itu mendelik sebal kearah Yena.
"Jisung-a, tolong ambilkan kotak obat!"
"Ne."
Perlahan Yena mulai membersihkan luka pria itu menggunakan alkohol.
"Akh.. sakit bodoh! Pelan-pelan.. aw.."
"Tahan ajjushi, jangan banyak mengeluh!"
"Noona ini!"
"Ah, gumawo."
"Aw.. sakit!!" Rintih pria itu. Yena hanya menatap pria itu sebal.
"Begini saja mengeluh. Kau lemah ajjushi. Besok lagi aku sarankan. Jangan sok berkelahi kalau begini saja kau sudah kesakitan."
"Bukan urusanmu!"
"Heol.. seharusnya kau bersyukur. Karena aku menemukanmu dan membantumu. Kalau tidak mungkin kau hanya tinggal nama besok."
"Cih.. aku tak selemah itu."
"Jangan banyak bicara."
Yena mengeratkan plester yang ada disudut bibir pria itu.
Pria itu mengamati rumah Yena. Tak terlalu besar tapi juga tak terlalu kecil. Semua perabot tersusun rapi. Ada beberapa foto Yena dan keluarganya disana.
Yena pov
Kulihat ajjushi ini mengamati setiap sudut rumahku. Terserahlah. Yang penting dia tak mengeluh lagi.
Kulihat Jisung yang masih setia mengamati kami dari sofa seberang. Ah, aku lupa menjelaslan padanya. Apa yang terjadi. Sudahlah, besok saja.
"Ajjushi."
ajjushi itu menoleh. Tepat. Mata kami bertemu. Sorot matanya tajam seperti elang. Rahangnya yang tajam, hidung mancungnya dan.. astaga. Ada apa denganku? Tidak-tidak..
"S-sudah selesai."
Kenapa kau jadi gugup seperti ini Park Yena?! Ada apa denganmu. Kubenarkan kacamataku yang entah sejak kapan melorot sampai di hidungku.
"Jisung-a, tidurlah! Sudah malam."
Adikku itu menurut. Kulihat ajjushi tadi memakai jaketnya. Dan beranjak pergi saat aku membereskan semuanya.
"Kau yakin akan pulang ajjushi? Kondisimu masih parah."
"Kau buka dokter yang tau tentang kondisiku. Aku baik-baik saja. Dan ya, aku bukan ajjushi. Aku punya nama."
Aku terdiam.
"Dan ya, aku janji aku akan membalas kebaikanmu suatu hari nanti. "
************************************************************************
Hola readers.. ini adalah ff keduaku. Dan juga ff pertamaku yang menggunakan bahasa baku.
Mian kalo jelek. Author masih amatir soalnya.
Plis vote dan comment ya readers.
Sekalian nih numpang promosi. Jan lupa baca work author yang satunya lagi. Judulnya 'songong~with Jaehyun'
Pai pai.. see you next time..muaachhh 😚😚👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise ~ Lee Taeyong
Fanfiction"Lupakan! lupakan semua janji yang pernah kau ucapkan! itu hanya membuatku tersiksa!"