November 2012, sejak itu banyak perubahan terjadi dalam hidup Bintang. Banyak kejadian yang tidak bisa Bintang lupakan dari november ini, sampai sekarang.
***
Bintang sangat akrab dengan guru bahasa inggris, dia selalu di tunjuk untuk mencatat materi di papan dan pak Adit selalu menuruti permintaan Bintang, tanpa Bintang sadari sebelumnya.
Suatu hari, Pak Adit meminta saran kepada anak didiknya di kelas Bintang untuk metode pembelajaran yang akan digunakannya. Semua murid mengajukan beberapa saran, termasuk Bintang.
"Belajar sambil makan pak.. haha"
"Belajar sambil nyanyi pak.. lagu bahasa inggris "
"Gausah belajar pak... haha" suara gaduh teriakan anak-anak.
"Bintang, how about you?" Berusaha menghiraukan saran dari murid yang lain.
"Emm.. belajar outdoor pak, biar enjoy, hehe" dengan bersemangatnya Bintang menjawab. Dan tentu saja pak Adit memilih saran bintang.Bintang baru merasa bahwa dia di istimewakan oleh guru bahasa inggrisnya itu setelah dia mengingat perhatian yang lebih dari pak Adit, bukan hanya sekali, tapi berkali-kali pikirnya.
Bintang berusaha melupakan hal itu. Mungkin... karena aku pinter bahasa inggris. Dalam hatinya berkata.
***
Kamis, 1/11/12 Pagi saat itu, Bintang pergi ke sekolah untuk pertama kalinya membawa sepeda motor bersama teman kecilnya.
"Bintang... Bintang.."
"Iya, tunggu bentar. Eh, bawa apa aja lin?"
"Buku bahasa inggris, sama snack doang"
"Hmmm.. aku bawa notebook ah. Bawa baju ganti nggak?"
"Bawa notebook? What for? Ewh ribet! Yaudah terserah deh, buruan!" Seru alin ketus.Bintang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan 70-80 km/jam
"Jangan ngebut-ngebut be, woles aja kali"
"Diem ah, ntar kita di tinggal lagi" tanpa menghiraukan kekhawatiran alin.Sesampainya di sekolah, mereka bergabung dengan teman-teman yang lain yang sudah menunggu di halaman sekolah.
Untuk pertama kalinya kelas Bintang mengadakan study outdoor. Pak Adit sudah datang, mereka berangkat bersama menuju pantai dekat sekolah. Bintang belum fasih mengendarai sepeda motor saat itu. Wajar saja alin takut dibonceng Bintang."Yuk berangkat. Awas loh pelan-pelan" sambil menepuk bahu Bintang.
"Okey don't worry"Setibanya di pantai, Bintang kebingungan dengan notebook yang dia bawa, tidak ada tempat penitipan, tidak ada tempat yang aman dan dia harus pergi ke bibir pantai menyusul teman-temannya. Sedikit kesal perasaan Bintang saat itu.
"Ngapain juga aku bawa notebook segala? Ughh!"
Sontak saja kebingungan Bintang menarik perhatian pak Adit.
"Bintang!" Teriaknya dari jauh "what are you doing? Come join us!"
"How about my notebook?" Balas Bintang berteriak
"Bawa aja, nanti taro di batu karang. Ayo sini cepat"Study outdoor seharusnya di lakukan di bibir pantai, tapi ini tidak, pak Adit mengajak anak-anak bermain ke tengah. Semua bergembira, tidak terlintas sedikitpun tentang pelajaran. Jarang-jarang ada guru seperti itu, pikir mereka.
Tidak ada pembelajaran, tidak ada buku, tidak ada bahasa inggris, tidak ada guru, tidak ada murid. Semua teman, semua sama, bermain, berenang bersama. Bintang melupakan keberadaan notebook, semua hilang, hanya ada tawa, keseruan dan kesenangan. Terlalu larut bermain air bersama, termasuk juga pak Adit, yang tak lagi menjadi guru.Harga dirinya pun hilang ditenggelamkan ombak. Entah, Bintang tak mengerti, dia tak percaya, berusaha melupakan, tidak menganggapnya serius, Bintang kembali meyakinkan dirinya bahwa pak Adit adalah gurunya, guru yang baik, care, dan perhatian, dan salah satu guru favoritnya. Pikirannya kacau, kepercayaannya goyah setelah mengalami kejadian yang membuatnya berpikir 100 kali hanya untuk memastikan semua baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LookFor Find And Loss
Historical FictionDari Bintang sampai sekarang. Dia selalu mencari, dan yakin akan menemukan, namun dia juga percaya pada kehilangan.