Part 1

5.4K 251 0
                                    

Seorang pria menyusuri koridor fakultas ini.

‘Tap... Tap… Tap…’

Langkahnya terdengar. Darisana suara riuh meriah mulai mendatangi seorang pria itu.

Pria itu memang keren, tampan, dan gayanya yang cool mampu menaklukan semua wanita di kampus ini. Bisa dibilang ia sudah di cap sebagai ‘playboy’ kelas kakap. Pria itu Iqbaal. Ia memang mampu menaklukan semua gadis di kampus ini kecuali satu gadis, yaitu (namakamu).

“Sekalian aja minta tanda kaki, follback, poto bareng!” Teriak (namakamu) dari dalam kelas tatkala melihat para fans-fans Iqbaal mulai berkerumun di pintu kelas.

Pernyataan yang dilontarkan (namakamu) kontan membuat gadis-gadis itu berbalik menatapnya dengan tatapan marah dan ada juga yang sinis.

“Heh! Kalau gak suka yah gak usah pake teriak gitu. Bilang aja lo iri. Gak bisa deket sama Iqbaal.” Cercah salah satu gadis, dia adalah Bella. Pacar pertama Iqbaal.

“Gak bisa deket sama Iqbaal? Hhh? Ckckck, otak kalian tuh ditaruh dimana sih? Gue nggak iri kok, asal kalian tau yah idola kalian tuh sama dengan kalian. Sama-sama gak berotak!” (namakamu) berujar santai, ia nampaknya adem-adem aja. Tapi berbeda dengan gadis-gadis itu. Mereka merasa terhina.

Cacian dan makian (namakamu) terima dengan santai. Steffy, sahabat (namakamu) yang baru saja datang hanya bingung melihat sahabatnya sedang berdebat.

Tiba-tiba seorang pria maju kedepan. (namakamu) menatapnya geram. Pria itu seringkali jumpa fans dikelas. Yah! Pria itu Iqbaal si ‘Playboy’ kelas kakap.

“(namakamu) gue gak yakin setelah ini.” Peringat Steffi yang baru saja hadir didekat (namakamu). Samar-samar suara Steffy terdengar jelas ditelinga (namakamu).

Kemudian Iqbaal berbalik kearah para gadis itu. “Kalian semua bubar!!!”

Mereka pun bubar dari acara demo-mendemo ini (?) Iqbaal pun kembali menatap (namakamu).

“Mau apa lo?” bentak (namakamu).

“Issshh, Galak bener? Mana ada bidadari yang galak.” Iqbaal mencoba menggombal.

“Ingat ya! Gue gak sama seperti mereka yang kalau digombali langsung klepek-klepek.” (namakamu) meninggalkan lokasi itu.

Iqbaal hanya tersenyum menatap nanar punggung (namakamu) yang mulai menjauh.

***

“Baik, tugas minggu ini akan saya berikan perkelompok. Tapi sebelumnya saya mau bentuk kelompok dulu!” Ujar Bu Riska, dosen yang memegang mata kuliah kesenian *maap kalau ada yang salah soalnya kagak tau yang kayak gituan gua masih smp.

“Iqbaal kamu sekelompok bersama (namakamu).” (namakamu) kaget, Iqbaal salto, Steffy mual, Aldi banting buku, Kiki loncat *apasih*

(namakamu) kontan kaget, bagaimana tidak? Ia sekelompok dengan pria yang sangat dibencinya. (namakamu) ingin protes, tapi ia takut kalau dikeluarkan dari kelas dan tak dapat nilai.

“Ngerjainnya dimana?” Ucap Iqbaal gugup, kini posisinya sedang berdiri dihadapan (namakamu) yang masih terduduk lemas.

“Terserah lo.” (namakamu) merasa hari ini otaknya mulai rontok dengan keadaan ini. Biasanya ia sekelompok dengan Bastian pria manis itu. Tunggu dulu, Bastian hari ini tak kunjung terlihat.

“Rumah lo aja.” Iqbaal berucap, sementara (namakamu) celingak-celinguk. Seperti mencari sesuatu.

Disana Bastian, ternyata sekelompok dengan Bella. Oh tidak! Mengapa Bu Riska menyatu kelompokkan kedua makhluk itu? Mereka---Bella dan Bastian selalu saja bertengkar.

“Tuhkan mereka ribut.” Ketus (namakamu). Iqbaal yang masih dihadapan (namakamu) tentu mendengar itu. Iqbaal mencari siapa yang dimaksud (namakamu).

Iqbaal pun mengetahui siapa yang dimaksud (namakamu). “Tenang, gue yang atasin.” Iqbaal pun segera berjalan menuju arah mereka---Bella dan Bastian.

“Baal, aku maunya sama kelompok dengan kamu.” Bella manja sembari memeluk lengan Iqbaal. Nampaknya Iqbaal resah dengan pelukan Bella.

“Lo urusin pacar lo tuh!” Bastian kembali duduk dengan tenang. Sedangkan Bella? Ia masih bermanja-manja dengan Iqbaal.

“Bell, kelompok kita udah gak bisa diubah lagi. Entar Bu Riska marah lagi.” Iqbaal mengelus pelan kepala Bella.

(namakamu) memperhatikan darisana, sungguh menjijikan. Dua makhluk yang tak berotak!

Common Denominator +idr✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang