Part 9

1.8K 124 0
                                    

Dari raut wajah Iqbaal. Iqbaal sangat cemas. Wajahnya begitu pucat, keringat dingin ada pelipisnya. (namakamu) memperhatikan itu. Apakah Iqbaal masih cinta dengan Bella?

'Ceklek'

Pintu Terbuka...
Terlihat seorang gadis tengah terbaring lemah di kasur itu. Gadis yang yang pernah singgah di hati Iqbaal. Gadis yang pernah mencaci maki (namakamu).

"Bella?" lirih Iqbaal nyaris tak terdengar. Berjalan mendekati ranjang Bella.

Ada beberapa luka dikepala Bella. Mungkin, gadis ini mencoba bunuh diri.

Ada sesuatu yang aneh dari semua ini, (namakamu) merasakannnya.

***

(namakamu) turun dari motor Iqbaal tepat didepan rumahnya.

(namakamu) tersenyum manis, membalikkan tubuhnya lalu melangkah masuk.

Baru saja ia melangkahkan kakinya, Iqbaal sudah menegurnya. Dan meminta (namakamu) untuk berbalik.

"Lo marah sama gue?" Iqbaal menaikkan sebelah alisnya. (namakamu) mendekat.

"Gak. Siapa bilang?" (namakamu) lagi-lagi tersenyum. Senyumannya mampu membuat Iqbaal terpukau.

Iqbaal turun dari motornya. Dengan sigap ia meraih tubuh (namakamu) untuk didekap.

Sembari mengusap pelan rambut (namakamu). Iqbaal berkata, "Lo tau. Hal yang paling gue takuti didunia ini adalah kehilangan lo. Tanpa lo, gue gak lihat apa-apa. Karna lo bagaikan matahari yang selalu nyinarin dunia gue."

(namakamu) terhanyut dalam kata-kata manis Iqbaal. Seperti gombalan, namun, entah mengapa, (namakamu) tak menghiraukannya.

***

"(namakamu). Lo yakin kalau dia bukan pacar lo?" Cassie menanyakan hal itu ketika (namakamu) sudah berpijak pada lantai rumahnya.

Sembari membuka sepatunya, (namakamu) berkata, "Nggak. Dia bukan pacar gue. Gue cuma berusaha buka hati gue, buat dia."

"Are you serious? (namakamu) lo bilang dia itu playboy. And now.. Lo tau, lo terlihat murahan didepan dia. Meluk lo. Padahal dia bukan siapa-siapa lo. Gue takut (namakamu). Mungkin saja dia jadiin lo mainan dia dengan ribuan gombalan mautnya." (namakamu) masih terlihat santai saja mendengar perkataan Cassie yang terus saja menjelek-jelekkan Iqbaal.

"Up to you."

***

Hari ini, hari ke-3 Bella dirawat di rumah sakit. Tak ada perkembangan dari dirinya. Iqbaal semakin khawatir.

Iqbaal terus saja menatap Bella yang terbaring lemah disana. Iqbaal saja tak tahu, maksud dari rasa khawatirnya ini apa?

Iqbaal mendekat kearah ranjang Bella. Mengenggam tangan Bella. Berharap Bella sadar dengan cara ini. Iqbaal mengikut adegan-adegan yang ada di film-film  namun, hasilnya nihil, Bella tak sadar.

Iqbaal merasa sudah terlalu lama disini. Tunggu! Seharian ini Iqbaal tak melihat (namakamu), dikampus saja Iqbaal tak melihatnya. Dan sekarang tujuan Iqbaal adalah ke rumah (namakamu).

***

'Ting tong!'

Iqbaal menekan bell rumah (namakamu). Iqbaal merogoh saku celananya, dengan niat mengambil ponselnya. Ia mengaduk-aduk ponselnya, mencoba menghubungi (namakamu), namun tak ada jawaban.

'PRANGGG!!!'

Terdengar suara keras dari dalam rumah (namakamu). Iqbaal yang mendengarnya langsung panik dan mendobrak pintu rumah (namakamu).

Common Denominator +idr✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang