My Boyfriend

82 17 2
                                    

"Bawa dia ke hadapanku. Cepat!. "
Ucap Aryo ganas.

Namun, sebelum anak buahnya itu berjalan keluar..

Brakkkkkk

pintu ruangan tempat Vara disekap di dobrak seorang laki-laki bertubuh kekar menggunakan kakinya.

Dobrakan yang sangat keras dan kuat hingga perhatian mereka semua kini tertuju padanya,  termasuk Vara.
"Az..riel.. " kata-kata keluar dari mulut Vara tanpa aba-aba. Entah mengapa dengan hanya melihat Azriel membuat keberanian Vara muncul kembali.

"Oh WOW! Anak dari 2 saingan bisa dibunuh bersama rupanya!." ucapan Aryo membuat dirinya makin terlihat brengsek.

Azriel mengacuhkan ucapan Aryo.
Tanpa menjawab apa-apa, ia langsung berjalan cepat menghampiri Vara dan melepaskan ikatan pada Vara.

Azriel melihat Vara ketakutan, rasanya Azriel ingin sekali mematahkan tangan Aryo.
tanpa sadar Vara langsung memeluk Azriel. Nyaman, aman dan hangat yang saat ini  Vara rasa. Ingin sekali waktu berhenti saat ini juga.
"Kamu gak papa Var?. "
Pertanyaan Azriel tidak Vara gubris sama sekali, dan tetap menangis dipelukannya.

"Oh, rupanya kisah Cinta mereka akan berakhir seperti Romeo dan Juliet. MATI!. "
Ucapan Aryo yang benar-benar brengsek membuat Azriel tak bisa lagi meredam amarah. Ia pun segera berdiri lalu berjalan ke arah Aryo, dan langsung meninju wajah Aryo tanpa memberikan kesempatan lawannya itu untuk menghindar.

BHUKK

Aryo jatuh tersungkur hanya dengan satu pukulan Azriel.
"Lepaskan wanitaku! Dia bearti bagiku!. "

Deg...

"Apa yang kalian lakukan! Cepat habisi dia!. " ucap Aryo kepada 6 anak buahnya.

Anak buah Aryo pun segera begerak memutari keberadaan Azriel sambil menodongkan senjata, dari pisau, tongkat kayu sampai tongkat besi.
"AYO HABISI DIA!. "
Pertarungan pun dimulai!

Anak buah Aryo mencoba memukul Azriel bersamaan. Namun, Azriel masih bisa melawan. Bahkan Azriel melawan mereka dengan baik.
Dari 6 anak buah Aryo, tidak ada yang bisa menyakiti Azriel. Dalam waktu 15 menit saja, Azriel sudah bisa membuat anak buah Aryo tergeletak lemas.

Wajah Aryo berubah pucat seketika. Akal picik nya pun tiba-tiba muncul.
Aryo mengarahkan pistol ke kepala Vara sambil mencekam leher Vara erat-erat. Vara merasa kesakitan, bahkan ia sulit untuk bernafas. Vara ingin melawan, namun tak bisa dipungkiri bahwa tenaga pria memang lebih kuat.

Aryo mengancam Azriel, jika ia tak menyerah, Vara akan dibunuh  lewat pistolnya.
"Nggak usah hirauin aku Zriel! Lo lari aja!. "
Vara tidak takut dengan ancaman Aryo, baginya hidup dan mati itu hanya ditangan Allah, tuhannya.

Saat itu, Vara melihat wajah Azriel yang pasrah. Ia tidak tahu apa yang dipikirkannya saat itu. Tapi, Azriel langsung menyerahkan dirinya, Dan mengangkat tangannya.
"Bunuh aku saja, lebih untung karna membunuhku. Lepaskan Vara! Tidak akan menguntungkan membunuhnya. "
Sebenarnya apa maksud perkataan Azriel? Ia ingin menggantikan posisiku?.

"Oh ya, benar sekali! Perusahaan ibumu lebih kaya! Dan kau adalah pewarisnya nanti. Trimakasih sudah memberikanku ide yang baik Azriel. " mata hati Aryo sepertinya telah ditutup oleh uang dan kekuasaan.

"Tidak! Apa maksudmu Zriel! Yang seharusnya mati itu gue bukan lo! Lo gak usah coba nggantiin posisi gue! " ucap Vara lantang dengan air mata yang terus berjatuhan.

"Cepat lepaskan Vara!."

"Azriel! Lo ngomong apa! GUE GAK BAKAL NINGGALIN LO!. "

"LO LARI SKARANG ZRIL!. "

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang