Apapun yang kan terjadi
Ingat kita pernah berada di sini
Jangan pernah, lupakan kita..
Semua suka duka, cerita bersama,
Simpanlah di hati...Jika Bisa Memilih - CJR
***
Semua terhenti, keceriaan malam itu hilang. Hancur, dan yang harus disalahkan atas semua gangguan ini adalah Tante Dina. Tau Tante Dina? Dia adalah monster, ups! Tidak, tidak! Dia ibunya monster.
Tante Dina, adik dari ayah Talitha. Tante terrrrrr-galak, ter-cerewet, ter-lebay, dan ter ter yang lainnya. Dia suka mengatur, suka memarahi, suka menyuruh-nyuruh, dan semua atas dasar demi kebaikan bersama. Tapi tunggu? Kebaikan bersama apanya, Talitha selalu berpikir itu semua cuma demi kepuasan batin si tante.
"Litha, kamu ini apa-apaan? Keluar malem-malem, pakek baju belum jadi, rambut diwarna-warnain kayak gitu. Udah berasa bener? Udah bagus-bagus rambut dikepang terus pakek baju sopan, eh, sekarang kumat lagi, inget Litha! Kamu itu Perempuan, sekali lagi tante lihat kamu kayak gini, awas kamu!"
Nah seperti ini nih, saat-saat menyebalkan yang di rasakan Talitha. Dia menghela napas keras, " Tante cukup! Tan, Litha cuma ngadain pesta perpisahan karena Litha 'kan mau pinda ke jakarta. Dan soal gaya berpakaian Litha, itu hak Litha dong, mau Litha telanjang juga, Litha yang malu kok, Tan. Litha ini udah gedhe tau,
"Tante sendiri ga malu? Malem - malem teriak-teriak di cafe, untung isinya cuma temen-temen, Litha! Tante tu-"
"Stop, Litha! Terserah soal pakaian, atau gaya apapun. Tapi yang tidak bisa tante tolerir adalah, kamu pacaran sama dia! Kamu boleh pacaran sama siapapun tapi tidak sama dia!" kali ini Tante Dina lebih tegas, dia menatap tajam BD yang ternyata sudah berdiri beberapa meter di belakang Talitha.
Talitha menatap heran Tante Dina," itu juga Terserah aku dong, Tante!"
"Tidak untuk ini, Talitha! Kamu tidak boleh pacaran sama dia!"
"Tante, Litha sayang sama dia, Litha cinta sama dia, Litha tetep mau pacaran sama Ka Bidi, tante ga ada hak ngelarang Litha, ayah aja-"
"Kamu nggak boleh pacaran sama Bidi, Litha!"
Suara bariton yang tiba - tiba menyela, menghentikan protes Talitha. Talitha membelalakan matanya.
Kenapa ayah bisa ada di sini?
Kira - kira itulah yang dipikirkan Talitha. Suasana semakin tegang dengan kedatangan Kaesang.
Tante Dina tersenyum miring, senang karena mendapat dukungan."Pulang sekarang, Litha!"
"Ayah? Kok ayah bisa ada di sini, sih?"
tanya Talitha menatap Kaesang."Itu tidak penting, Litha. Yang terpenting, sekarang kamu pulang," Kaesang berbicara pada Talitha, tapi tatapan tajamnya mengarah pada BD.
"Semua bubar, acara Talitha sudah selesai, kalian pulang ke rumah masing - masing!"
"Dan kamu, Bidi. Putuskan anak saya!"
Dengan tergesa semua teman Talitha pergi meninggalkan cafe karena takut pada Kaesang atau memang ucapan Kaesang sangat mengintimidasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late ❌IDR
Fanfiction"Jika mencintai kamu akan sesakit ini, kenapa rasa itu harus hadir dalam hatiku, dan kenapa orang itu harus kamu?" -Talitha Putri Kaesang "Karena memang rasa itu hanya untukku dan sampai kapanpun hanya untukku!" -Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan " Lo...