UAS sudah selesai di laksanakan, tinggal menunggu pengambilan rapot saja, dan seperti biasa, setelah UAS Jakarta High School mengadakan pensi. Para anggota OSIS sedang sibuk mempersiapkan acara
"Lo jadi tampil di pensi Vin?" Tanya Keenan, sekarang Keenan dan Dalvin sedang berjalan menuju kantin untuk membeli soft drink
"Gak tau juga"
"Kata gue sih ya, mending lo ikut, karena kalo lo ikut lo bisa menunjukkan kelebihan lo biar guru-guru atau murid yang lain gak mandang lo cuma karena jabatan mama lo atau kakek lo pemilik sekolah ini, oh iya ketinggalan dan bukan juga karena lo doyan bolos di jam pelajaran" saran Keenan panjang lebar
"Kok lo semangat banget sih nyuruh gue tampil di pensi?"
"Lo kan sahabat gue, ya pasti gue semangat dan dukung yang terbaik buat lo"
"Lebay lo"
"Gue gak lebay"
Dalvin mengubah arah langkahnya menuju ruang guru yang arahnya berlawanan dengan arah menuju kantin
Keenan menghentikan langkahnya dan berbalik "woi lo mau kemana?"
"Mau ke ruang guru nyari Bu Diana" jawab Dalvin tanpa melihat ke belakang, ke arah Keenan
"Akhirnya tuh anak mau juga tampil di pensi" ucap Keenan yang kembali berjalan menuju kantin tanpa Dalvin
***
Dalvin sekarang sedang berada di ruang guru tepatnya di meja Bu Diana
"Gimana, kamu mau tampil di pensi?" Tanya Bua Diana yang duduk di depan Dalvin
"Mau bu" jawab Dalvin
Bu Diana tersenyum simpul "ok, akhirnya udah ada dua mueid yang akan mewakili kelas kita" ucap Bu Diana
"Emangnya siapa bu siapa bu satu lagi?"
"Raisa" jawab Bu Diana
Dalvin sedikit kaget mendengar Raisa mau tampil di acara pensi
"Raisa?"
"Iya, ibu mau kalian duet"
"Hah?" Kali ini Dalvin lebih kaget dari sebelumnya
"Ibu serius, nanti setelah pulang sekolah kalian bisa latihan bersama"
"O-ok bu"
***
"Oy Rayna" panggil Dalvin saat melihat Rayna keluar dari kantin sambil membawa semangkuk bubur
"Kenapa?"
"Liat Raisa gak?"
"Raisa lagi di UKS, nih gue beliin bubur buat dia" jawab Rayna
"Dia sakit apaan?"
"Cuma gak enak badan kayaknya"
"Oh gitu" Dalvin mengangguk mengerti "eh Ray mending lo balik ke kelas, buburnya biar gue yang kasih" ucap Dalvin mengambil mangkuk bubur yang berada di tangan Rayna
"Bener ya lo kasih"
"Iya bener"
"Yaudah sana cepet, kalo dia gak mau makan paksa aja"
"Sipp"
***
Dalvin memasuki ruangan yang bernuansa putih dan beraroma obat-obatan
"Kan udah gue bilang kemaren, langsung mandi, makan, abis itu istirahat" ucap Dalvin yang berdiri di samping tempat tidur yang di tempati oleh Raisa
Raisa yang awalnya memejamkan matanya langsung membukannya "Lo ngapain ke sini?"
"Nganterin ini" jawab Dalvin menunjukkan mangkuk bubur yang ia bawa "Kan Rayna yang beliin?" Tanya Raisa
"Rayna gue suruh balik ke kelas" jawab Dalvin "nih makan cepet"
"Gue gak laper"
"Makan gak? Nanti lo tambah sakit gimana?"
"Yang sakit gue ini"
"Nih anak ya, makan gak?" Ucap Dalvin yang sudah memaksa
Akhirnya Raisa pasrah "iya iya gue makan" jawabnya yang segera mengubah posisinya menjadi duduk
"Nah gitu dong, nih makan" ucap Dalvin memberikan mangkuk bubur tersebut
Raisa langsung menyuapkan bubur tersebut ke mulutnya
"Kan udah gue bilang kemaren, lo langasung mandi, makan, abis itu istirahat"
Raisa mengehentikkan aktivitas makannya "gue langsung mandi abis itu makan, tapi gue ngerjain PR dulu"
"Kerajinan lu"
"Ya daripada lo kerjaannya bolos di jam pelajaran"
"Lo belajar rajin-rajin tapi tetep aja nilai Matematika lo di bawah KKM" balas Dalvin
"heh gak usah bawa-bawa nilai matematika gue, gue gak pinter di matematika"
"Ya terus lo pinter di pelajaran apa? Bahasa inggris? Lo gak bisa bahasa inggris kebangetan, bapak lu orang amrik lo gak bisa bahasa inggris, malu-maluin"
Saat mereka sedang asyik mengobrol tiba-tiba Matthew memasuki ruang UKS, sepertinya ia mencari obat merah, entah untuk siapa
Dalvin melirik ke arah Matthew "gue kayaknya balik ke kelas aja ya" Dalvin beranjak dari duduknya
Tapi Raisa menahan tangannya "lo di sini aja" ucapnya
"Tapi-"
"Udah duduk aja" ucap Raisa. Dan akhirnya Dalvin kembali duduk
Setelah itu Matthew pergi meninggalkan UKS, tanpa melieik ke arah mereka sedikit pun
"Lo kenapa sama dia?" Tanya Raisa heran
"Nanti gue ceritain"
"Heh cerita yang kemaren aja lo belum ceritain"
"Yaudah nanti gue ceritain barengan"
"terserah lo aja" ucap Dalvin "oiya lo bakalan tampil kan di pensi?"
"Iya, lo jadi ikut tampil di pensi?"
"Jadi, Bu Diana mau kita duet" ucap Dalvin "dia minta hari ini kita latihan pas pulang sekolah"
"Gue gak bisa kalo hari ini"
"Kebiasaan pasti ppulang duluan, enak amat idup lu" ucap Dalvin "emangnya lo kemana sih?"
"Nanti gue ceritain" jawab Raisa
"Ok berarti lo utang 3 cerita sama gue"
"Iya" setelah itu Raisa melanjutkan makannya
***
Dalvin hendak berjalan menuju mobilnya untuk pulang ke rumah tapi Matthew memanggilnya
"Dalvin"
Dalvin menengok ke arah Matthew "kenapa?" Tanya Dalvin yang agak heran
"Gue mau ngomong sama lo"
***
Votenya ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Hurts
Teen Fiction(COMPLETE) (Still revision, so i'm sorry for some chapters that are still weird or something...) I didn't know how to loving someone, until I met her Dalvin Alvaro Smith I'm so afraid to fall in love, because I thought love will make me hurt, until...