Aku mendapati perhatiannya.
Tapi tidak dengan hatinya.
Tersuguhkan untukku tanpa
Kutahu apakah tujuan pertamanya
Terarah kepadaku.Hening ku dibuatnya.
Kelu lidahku bak orang bisu.
Menatapnya dari jauh membuat hatiku
lumayan tenang, disitu raganya kupandang nyaman.. Tapi tidak dengan hatinya..
Menerka nya adalah hal yang bodoh
Menanyakan adalah hal yang ceroboh
Membiarkan.. Ya itu.. Tahan sebentar
Biarlah perhatian yang kerapkali hadir itu dihadiahi nya untuk ku
Walau teramatpahit mengetahui hatinya
Bukan milikku..Kuukir senyum di bibir.
Aku mengerti..
Sesuatu yang kuketahui kalah cepat dengannya.
Dia menghargai perasaanku.
Mungkin itu..tanpa menyakiti sekalipun
Dia sudah mencabik hatiku dengan berpura pura didepanku..
Memang.. Membalas tak semudah itu..
Sakit, itulah yg terasa.. Bersalah, tentu saja.. Aku membiarkan keegoisan berlalu lalang dipikiranku.. Aku mencintainya lantas mengapa aku menyakiti bathin-nya?
Tersentak tanpa dikejuti, terhempas tanpa dilempar, tersiksa tanpa disentuh..
Samarsamar memang.. Aku salah..
Aku telah mengorbankan kebahagian dia yang kuinginkan demi keegoisan?Baiklah aku mengerti sekarang, tak perlu terlalu lama larut dalam argumen tak jelas ini aku membiarkan mu terlepas dari ikatan perasaanku, kubiarkan kau pergi tanpa perlu kembali.. Sungguh aku tak ingin terlihat begitu hina dihadapanmu. Kebahagiaan yang diinginkan bukan bersamaku.Aku mencintaimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahu Diri.
Short StoryKetika kesadaran datang disaat perasaan mulai jatuh terlalu dalam.