Songfict from Imagination - Shawn Mendes
Kata orang, cinta itu bisa membuat siapapun yang merasakannya kehilangan kesadaran. Mereka yang sedang dalam keadaan mabuk cinta, cenderung akan melakukan apapun yang mereka mau untuk mendapatkan cintanya itu, tidak terkecuali hal-hal bodoh sekalipun.
'Cinta itu bisa membuat seseorang yang merasakannya menjadi canggung secara tiba-tiba.'
Menurutku cinta lebih tepat dikatakan seperti itu. Karena memang seperti itulah aku dalam menyampaikan cinta. Aku selalu merasa canggung setiap kali ingin berinteraksi dengannya. Padahal aku aslinya bukanlah orang yang cangguan seperti itu.
Dia adalah Azura Nadin. Perempuan yang tidak lain merupakan tetanggaku sendiri. Rumahnya hanya berjarak tiga petak dari sini. Dulu sewaktu kecil, kami selalu menghabiskan waktu bermain bersama di taman kompleks. Tapi itu dulu, sebelum kami beranjak remaja seperti sekarang. Sungguh, aku sangat merindukan masa-masa itu.
"Mama, Mario pamit pergi sekolah!" aku keluar dari rumah sambil menyandang tas dengan terburu-buru.
Begitu kulihat halaman rumah, ternyata Fakri temanku yang biasanya menjemput belum datang. Aku pun menghela nafas panjang kemudian duduk di kursi teras. Kuambil ponsel dari dalam tas dan mulai mencari nomor Fakri di daftar kontak.
Kutaruh ponsel di samping telinga setelah memencet tombol panggilan yang terdapat pada kontaknya itu. Tidak lama kemudian nada sambung mulai berbunyi. Aku sedikit kesal karena telponku belum juga diangkat. Namun rasa kesalku itu hilang seketika saat aku melihat dia berjalan dari kejauhan.
"Dia mulai lagi." gumamku.
Sama seperti pagi-pagi biasanya, Azura kembali lewat di depan rumahku untuk menuju halte bus yang ada di depan kompleks. Ini merupakan saat-saat favoritku. Karena hanya di saat seperti ini lah kami bisa saling berpandangan walaupun hanya sebentar.
Kumatikan sambungan telpon, kemudian kutaruh kembali ponsel ke dalam tas. Tidak mungkin aku menelpon sambil memandanginya, nanti dia akan curiga kalau aku hanya sedang berpura-pura menelpon saja.
Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Sudah terlalu banyak cara yang aku lakukan setiap kali dia lewat di depan rumah. Dan kini sepertinya aku kehabisan ide.
"Ayo berpikir Mario! Ayo berpikir keras!" aku mengetuk-ngetuk pelipis dengan jari agar ide itu segera muncul.
"Oh iya!" ucapku bersemangat. Akhirnya sesuatu yang brilian terlintas di otakku.
Kubuka sepatuku yang sebelah kanan, kemudian kulepaskan ikatan talinya. Sekarang aku akan pura-pura memasang sepatu ketika dia lewat. Kulihat kembali posisi Azura sekarang. Ternyata dia sudah berjalan sampai di rumah tetangga sebelah.
"Sekarang waktunya."
Kupasang kembali sepatu pada kaki, kemudian kuikat talinya hingga menjadi rapi seperti semula. Setelah merasa dia kini berada tepat di depan rumah, aku pun mendongkak dan melihat kearah sosok itu.
Azura sekarang sedang melihat ke arahku, dia terlihat sangat cantik pagi ini. Rambutnya yang tergerai sedikit terbang terbawa oleh hembusan angin. Wajahnya yang dipoles dengan make-up natural kemudian menyunggingkan sebuah senyuman manis yang sukses membuatku menahan nafas sejenak.
Aku pun membalas senyuman itu dengan sewajarnya, tidak mau sampai dia tahu kalau aku sangat bahagia mendapatkan senyumannya itu.
Hai Azura.
Ingin rasanya aku menyapamu sekarang.
Andai aku bisa mengucapkannya, Azura,
Akan ku katakan padamu kalau kau terlihat sangat cantik dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything About You
Short StoryKumpulan karya tentang pengalaman bersama si dia yang dikupas secara singkat dengan mengatas namakan orang lain Ea G deng Baca aja dulu sapa tau baper