Happy Birthday, Eren!
RiRen
Rate T
Disclaimer by Isayama Hajime
Story by mochan48
.
.
.
Di sebuah kamar terlihat dua orang lelaki yang sedang berkutat dengan dengan kegiatannya masing-masing.
"Levi."
Tidak ada jawaban dari pria bersurai hitam itu. Ia sibuk dengan laptopnya yang menyalah.
Eren merengut kesal. Ia sangat bosan berada di kamar Levi sejak pagi hingga siang seperti sekarang ini. Terlebih lagi Eren mengharapkan suatu yang manis karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Namun ternyata Levi malah sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Eren yang sedari tadi duduk di atas kasur milik Levi pun turun dan berniat keluar dari kamar.
"Mau kemana?" Akhirnya Levi melirik Eren.
"Aku mau cari makanan di luar. Dapurmu tidak ada makanan, kan?"
Levi menatap Eren kemudian perhatiannya kembali ke laptopnya lagi. "Aku tittip minuman bersoda," ucap Levi.
Eren melengos dengan kesal. Entah Levi sadar atau tidak dengan wajah Eren kusut. Eren pun langsung keluar dari rumah Levi dengan mood yang jelek.
"Ck! Kenapa Levi malah sibuk dengan pekerjaannya? Bahkan ia tak mengucapkan selamat padaku. Apa ia tak ingat ini hari apa?" Eren menggerutu di tengah jalan sambil menendang kaleng kosong.
Sesampainya di mini market, Eren pun mencari minuman bersoda yang diminta Levi. Tidak lengkap rasanya jika ia hanya membeli minuman saja, Eren pun melirik ke tempat makanan ringan.
Eren mengambil biskuit dan beberapa cokelat untuk dirinya. Setelah itu ia pun mengantri untuk membayar belanjaannya itu. Eren menatap TV yang menampilkan berbagai iklan di dekat kasir.
Ting
Tiba-tiba Eren mendapat sebuah ide ketika melihat iklan pada TV tersebut. Eren tersenyum.
Kira-kira apa yang Eren rencanakan?
.
.
.
Klek
Eren melepas sepatunya dan berjalan dengan girang ke kamar di mana Levi berada.
"Levi. Aku sudah membawakan minuman yang kau minta."
Eren meletakkan minuman kaleng pada meja di mana laptop milik Levi juga tergeletak di sana. Levi pun mengambil minuman itu tanpa menoleh pada Eren.
'Ugh... Lihat? Dia sama sekali tidak peduli padaku. Melihatku saja tidak,' batin Eren.
Eren yang kesal kini menyelipkan dirinya dengan paksa diantara Levi dan meja di mana laptop itu tergeletak. Ia mendudukkan dirinya di pangkuan Levi dengan menghadap ke arahnya. Levi memasang wajah datar karena merasa pekerjaannya terganggu dengan tingkah Eren yang seperti itu.
"Aku bosan. Apa kau tidak mengingat apa pun?" Eren bertanya dengan menatap lurus Levi.
"Eren, aku harus menyelesaikan ini. Minggirlah." Ucap Levi setelah ia menghela nafas.
Eren menggeleng. Ia membuka bungkus Pocky yang sudah dipegangnya sejak tadi. Levi hanya menatap Eren yang sedang membuka bungkus makanan ringan tersebut.
"Bermain denganku sebentar, Levi." Eren mengambil satu batang Pocky dan dimasukkannya ke dalam mulutnya sendiri.
Tatapan mata Eren memberi kode pada Levi untuk menggigit ujung Pocky yang satunya. Merasa tidak bisa menolak, Levi pun mengiyakan keinginan Eren dengan mendekatkan mulutnya ke ujung Pocky yang satunya.
Eren bersorak bahagia di dalam hatinya. Rencananya berhasil. Ia harap Levi mengingat hari ulang tahunnya dengan melakukan permainan tersebut, karena tahun lalu pun mereka melakukannya.
Levi menatap lurus mata Eren yang saat ini juga menatapnya. Mereka menggigit Pocky tersebut dengan sangat perlahan dan hati-hati. Sepertinya mereka sangat menikmati moment tersebut.
Sampai akhirnya jarak semakin menipis. Eren memejamkan matanya karena ia tidak kuat dengan tatapan Levi yang malah seperti mengintimidasinya. Tak melewatkan kesempatan, Levi menggigit potongan terakhir sekaligus menggigit bibir Eren sampai pemuda itu membuka matanya kembali.
Eren menarik wajahnya menjauh dari Levi. Ia kunyah sampai habis Pocky yang ada di mulutnya.
"Eren..."
Belum sempat menjawab, tengkuk Eren sudah ditarik oleh pria di hadapannya. Levi melahap bibir Eren dengan kasar.
"Nghh..."
Eren mendorong Levi hingga ciuman mereka terlepas. "Kau menyebalkan..." Ucap Eren.
"Huh?"
"Kau tidak ingat hal penting di hari ini, Levi?" Tanya Eren lagi dengan nada kecewa.
Levi terdiam dan tampak berfikir. Eren pun semakin yakin jika Levi lupa dengan hari ulang tahunnya.
"Ugh.. Sudahlah. Aku mau pulang sa.. mmhhh"
Eren membelalakkan matanya ketika Levi menarik lagi kepalanya dan membungkam bibir manis itu. Eren masih meloading perlakuan Levi padanya. Tak lama Eren pun membalas ciuman pria itu. Ciuman pun berlangsung dengan lama dan panas.
"Mmhh... Ah.."
"Tsk! Padahal aku sudah menahannya, Eren." Levi mendengus. Loh kenapa Levi yang menjadi kesal? Bukankah seharusnya Eren yang marah padanya?
Eren merasa ada yang mengganjal pada tangannya. Betapa terkejutnya ia saat ada sebuah cincin perak yang melingkar pada jari manisnya. Ia menatap Levi dan cincin itu bergantian. Kapan Levi memasangkan cincin itu? Eren tidak sadar.
"Happy birthday, Eren."
Levi tersenyum. Senyuman yang hanya ia perlihatkan pada Eren seorang. Dengan spontan, Eren langsung mencium Levi di bibir. Levi pun membalas ciuman Eren tanpa berfikir lagi. Mereka tersenyum dalam ciuman.
"Terimakasih." Ucap Eren setelah melepaskan ciumannya.
Melihat wajah merah Eren, Levi pun berniat menggoda pemuda itu.
"Tadi kau berniat menggodaku kan, Eren? Padahal aku sudah berusaha untuk menyelesaikan pekerjaanku terlebih dulu sehingga aku bisa bermain denganmu setelahnya."
"Eh?"
"Mana mungkin aku lupa hari ulang tahunmu, bocah."
"Ugh.. kukira..."
Levi tersenyum kecil. "Bagaimana kalau kita lanjutkan ini ke tahap selanjutnya, Eren?"
Wajah Eren memerah.
"Uhh..."
Eren pun mengangguk dengan malu-malu. Levi tidak menyangka jika Eren langsung setuju. Karena biasanya perlu cara tertentu untuk membuatnya mau.
"Sepertinya malam ini akan menjadi malam panjang untuk kita, Eren."
Eren terdiam sebentar.
"Eeeehhhhh?"
End.
Happy birthday buat Eren!!!
Maaf ya telat bikinnya hehe. Eh enggak ding, kan masih tgl 30 maret hehehe.
Okeee makasih buat yg udh mampir :)
Jyaa naa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaoi Fanfiction's
FanfictionKumpulan fanfic yaoi one shoot~ Beberapa cerita ini saya private karena suatu alasan. Cerita ini mengandung unsur BL, Yaoi, dll. Yang tidak suka tidak usah membaca.