Kota Tercinta

118 10 2
                                    

Gua tinggal ditempat yang bisa dibilang tempat antah berantah, yap tepat sekali yaitu Bekasi.

Sebagai anak Bekasi gua merasa bangga dengan perkembangannya yang "pesat". Ya walau masih ada aja tukang yg suka gali-gali tanah, disetiap tahun. Dengan alasan kabel optik lah, kabel telpon lah. Padahal dengan nggak adanya dia aja jalanan Bekasi macetnya nggak ketolong.

Iya bener, dihampir setiap hari jalanan Bekasi tuh padet banget. Mungkin karena bertetangga dengan kota Bogor juga ya, apa karena warganya yang terlalu kaya. Nggak cuma dijalan raya yang dipadati dengan kendaraan bermotor, sampe gang-gang sempit sama jalan-jalan kampung aja padat merayap. Nggak cuma kendaraannya, makin banyak aja pasar-pasar swalayan dan mall-mall di Bekasi ini, baru aja kemarin berdirinya supermarket didekat rumah gua. Emang bener dah emang kaya-kaya warga Bekasi.

Makin hari kota ini makin padat dan berkembang. Belom lagi cafe-cafenya yang ciamik, dari dekor, menu, sampai harganya ciamik. Tempatnya sosialita mejeng mamerin segala yang ada. Masih banyak tempat-tempat yg nggak bisa gua sebutin satu persatu. Tapi gua akan menceritakan kisah absurd gua di jalanan kota yang katanya digadang-gadang dekat dengan Matahari ini. Simak guys!!!

Asal lu pada tau ya, jalanan kota gua ini bisa memacu adrenalin tersendiri bagi warganya. Apalagi kalo kita dibelakang mobil saat berkendara, tiba-tiba ada lobang kan hacur tu peleg. Dan asal kalian tau ya, jalanan Bekasi itu 40% jalan 60% polisi tidur. Mau nggak mau rider-rider pro pun akan pelan bawa motor atau mobil mereka. Dari yang polisi tidur yang gede agak menanjak, runcing, panjang, sampai ada yang pake karet ban mobil atau tali tambang. Membuktikan bahwa warga Bekasi itu kreativitasnya tinggi, dengan  memanfaatkan barang bekas.

Kita itu nggak punya masalah dengan air, tapi kayaknya air yang punya masalah dengan kita. Hampir setiap tahun warga Bekasi diserang dengan air yang volumenya banyak, A.K.A Banjir. Dan anehnya kita itu udah tahu setiap tahun banjir, kita tak jemu-jemu untuk tinggal dikota ini. Kalo yang gua pikirkan itu ya inilah True Love. Malah kita menjadikan bencana satu ini untuk menaikkan skill reflek kita, dan yang nggak kalah penting itu skill renang kita. Saat banjir tiba, dengan reflek kita menyelamatkan barang-barang kita, walau sering itu hanya jebakan karena banjirnya cuma semata kaki. Kadang juga kalo tiba-tiba air sungai naik namun ada orang yang sok tahu bilang "inimah nggak tinggi.", tapi tau-tau banjirnya 2-3 meter. Ya begitulah kita disetiap tahun.

Kalo dikota kalian ada yang namanya " Musim", dikota kita itu bisa dibilang nggak nentu. Dikota-kota lain di Indonesia ini biasanya memiliki 2 musim, tapi kota kita itu bisa dibilang spesial karena hanya kota-kota tertentu yang mendapat musim ini. Yap tepat sekali, Pancaroba.

Musim disini itu nggak nentu setiap harinya, kadang paginya hujan siang sampai sorenya cerah bahkan terik. Kadang juga paginya cerah dan bersinar, siang sampai malemnya hujan. Maka dari itu kalo kalian berkunjung kesini, nggak sedikit orang yang bawa motor pake jas hujan padahal nggak hujan dan orang neduh dibawah flyover karena mengira hari ini cerah, eh tiba-tiba hujan.

Nggak cuma itu, tempat wisata dan pemandangan disini tuh masih bagus. Contohnya aja kita bisa melihat gunung Putri kalo kita di bangunan yang cukup tinggi, kita punya pantai juga, dan baru-baru ini terkenal curug yang baru ditemukan di Bekasi.

Walau banyak kurangnya, ya inilah kita. Gini-gini gua cinta banget sama kota ini, karena banyak kenangannya. Dan gua lahir di sini.

Makasih ya yang udah repot-repot mau baca cerita absurd gua ini, kritik dan saran lampirin aja!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidup AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang