Hari yang mengejutkan

66 16 0
                                    

"Kok.. Kok.. Bisa lo di.. Rumah gue? "
Ucap Vara kaku tergagap-gagap dengan mata yang terbelalak ke arah Azriel.

"Pagi om, tante, Vara. "
Ucap Azriel dengan begitu manisnya.

"Loh, kamu punya pacar ya Vara?. "
Pertanyaan Willy  membuat Vara gugup seketika. Sebelumnya Vara tak pernah mengenalkan laki-laki manapun kepada kedua orangtua nya. Ini kali pertama yang Benar-benar membuat Vara gugup dan kaku.

"Se.. Sebenarnya.. "
Vara mulai bicara,masih dengan terbata bata.

"Iya om, saya pacarnya Vara. Azriel Freya Nicolas. "
Jawaban Azriel yang tidak ada gugupnya sama sekali, membuat Vara geram ingin menginjak kakinya.

"Vara.. Ajakin Azriel breakfast ya, mama mau ke lantai atas bentar. "

Azriel duduk di kursi kosong yang ada di samping Vara.

"Vara, Papa rasa kamu udah gede, bisa bedain mana yang baik dan mana yang buruk. Kamu juga Azriel, jangan coba main-main sama Vara, entah kamu artis atau selebriti atau yang lainnya saya nggak perduli. Pokoknya kalo main-main sama Vara, urusannya sama om. Ngerti?. "

Perkataan Willy membuat Vara terharu, memang dialah pria nomer satu bagi Vara. Dia tidak akan mungkin menyakiti hati Vara.

"Iya om, saya nggak bakal main-main sama anak om. Saya serius om sama Vara. "

Deg...
Ucapan azriel membuat Vara melting  seketika. Bahkan mungkin semua wanita akan blushing pipinya jika ada di posisi Vara.

"E... Yaudah deh pa, Vara berangkat sekolah dulu. Yuk Zriel."
Ucap Vara sesegera mungkin memotong pembicaraan dua lelaki didekatnya ini.

Vara bergegas berdiri. "Daa pa. Bilangin ke mama aku berangkat pa. "Vara meminta izin papanya lalu mencium punggung tangannya sebelum melenggang pergi.

Mereka pun akhirnya berjalan keluar, terlihat di depan gerbang rumah ada Mobil BMW Grand warna hitam keluaran terbaru yang terparkir disana. Azriel mempercepat langkahnya mendahului Vara,  ternyata ia membukakan pintu mobilnya itu untuk Vara. "Silahkan tuan Putri. "
Azriel tersenyum manis pada Vara.

"Makasih. "Jawab Vara, dan membalas senyuman Azriel.
Jujur, Vara senang Azriel memperlakukannya seperti ini.
Ia merasa spesial walaupun ini terlalu berlebihan.

Didalam mobil Vara bertanya pada Azriel,  dengan mata yang melihat ke arah jendela dekatnya.
"Ngapain kerumah aku? "

"Jemput kamu yang. "
Jawab azriel singkat.

"Yang yang pala lu peyang"
Guman Vara didalam hati.
Walaupun begitu pancaran matanya tidak bisa berbohong jika Vara benar-benar baper.

"Kok tau rumahku? "Tanya Vara sekali lagi.

"Dulu waktu kecil aku kan pernah ngantar kamu pulang. Lagian sebagai pacar yang baik harus tau rumah pacarnya kan. Ya nggak?."
Vara kembali teringat masa-masa kecil mereka itu.

"Hmmm. Trus aku nanti pulangnya gimana?" Tanya Vara lagi dengan kening berkerut.

"Naik bus. "

"Hah?" Vara membelalakan matanya. "Ya nggak lah. Aku yang bakal anterin kamu lagi Vara. Kamu lucu banget sih. "

Setelah lama mereka berkendara, akhirnya sampai juga di parkiran depan sma mereka yang tak lain ialah SMA garuda. Vara berniat untuk membuka pintu mobil dan keluar dari Mobil BMW ini. Namun sebelum Vara berhasil membuka pintu, Azriel sudah menghentikannya.

"Tunggu, biar aku yang buka. "
Azriel pun segera keluar dari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Vara. Saat itu, diparkiran sudah sangat ramai. Dan benar saja, mereka jadi pusat perhatian

"Bener-bener gawat Zriel! Kita jadi pusat perhatian!" kata Vara lirih seperti bisikan kepada Azriel. Namun Azriel tak menggubrisnya. "Tenang aja, lama kelamaan kamu juga terbiasa. "

"Mana tangan kamu? " kata Azriel sekali lagi. "Buat apa? "Vara mengarahkan tangannya ke depan wajah Azriel. Tanpa aba-aba Azriel langsung menyahut tangan Vara dan menggenggamnya erat.

Vara yang masih kaget dengan tingkah Azriel tidak bisa menolaknya. Azriel menarik tangan Vara pelan, akhirnya mereka pun berjalan bersama dengan bergandengan tangan.

"Jangan nunduk gitu Vara, nanti mahkotanya jatuh. "

"Hmm iy.. Ya. "

Mereka menuju kelas masih dengan posisi yang sama.

Tangan kanan Vara digenggam erat oleh Azriel dan tangan kiri Vara  sibuk menutup wajahnya karna saat itu mereka menjadi pusat perhatian seluruh siswa dan siswi SMA Garuda.

"Loh, Kak Azriel pacaran ma kak Vara ya?."

"Yahh, stok cogan berkurang ewh. "

"Itu Vara anak Ipa7 itu kan?  Beruntung banget gilak! "

"Gue gak trima! Gue fans fanatik Azriel. "

"Huuuuaa! Gue ga bisa diginiin!"
"Woy!, masih pagi!. "

Begitulah suara-suara yang Vara dan Azriel dengar. Namun Azriel tetap tidak goyah dengan godaan para siswa. Ia tetap menggenggam tangan Vara, bahkan genggamnya lebih erat.

                       🍁🍁🍁🍁🍁

Hai hai hai.
Makin greget gak sih nih Azriel? 
Chapter yang ini terlalu pendek ya?  :)
Tungguin aja chapter selanjutnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak:)

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang