3

13 0 0
                                    

Pria tersebut secara tiba-tiba berjalan mendekati Anin yang masih tidak menyadari keberadaannya.

Pria tersebut menyulurkan tangannya untuk menawari berjabat tangan yang membuat Anin kaget setengah mati.

"Kenalin, gue Adam Alexis Warren." Dengan tegas pria tersebut berkata.

Anin masih terlihat kebingunan dan sedikit panik dengan keberadaan pria tersebut yang tiba-tiba menghampirinya.

"Tenang, gue ga jahat, gue cuma mau temenan sama lo" lanjut pria bernama Adam tersebut.

Anin mengangguk, tersenyum, lalu menjabat tangan Adam sambil berkata,
"Gue Triani Anindya." jawabnya singkat.

"Kita pake first name basis aja, oke?" Adam kemudian duduk di samping Anin.

"Uh-huh," jawab Anin "-ngomong-ngomong, kenapa kamu nyamperin aku?" lanjut Anin bertanya kepada Adam.

Adam tertawa kecil lalu menjawab,
"Oh itu, gini soalnya gue tadi lihat lu kebingungan di front desk, abis itu ga sengaja nemu lo disini. Gue tau elu murid baru, makanya niat gue pingin kita temenan."

Anin mengangguk.
"Hehe, soalnya gue ga liat email masuk pagi ini."

Anin menutup sketchbooknya dan memasukkannya ke dalam tas.

"-oh iya by the way, lu jurusan kuliah apaan?" tanya Anin.

"Oh, gue jurusan desain grafis, kelas sore jam 5. Tapi gue disini lagi nungguin temen gua yang lagi kuis,"

"Kapan temenlo selesai kuis?" sambung Anin.

"Harusnya sih udah selesai sekarang, uh tapi ga keluar keluar juga," ucap Adam sembari mengecek arloji miliknya.

"Dikumpulan itu ga?" Anin menunjuk kumpulan anak-anak yang baru saja keluar dari suatu kelas di gedung multimedia.

"Oh iya, itu dia!" seru Adam bangkit dari bangku yang baru saja didudukinya.

"Lo mau ikutan juga? Gue mau makan siang bentar lagi" sambung Adam menoleh ke Anin.

"Uh gausah repot-repot, aku mau balik sekarang." tawar Anin.

Namun Adam menarik pergelangan tangan Anin dan mengajaknya berjalan menghampiri temannya yang berada kira-kira 100 meter dari tempat mereka baru saja duduk.

"Udah ayok, gue tau lo mau," ajak Adam yang membuat pipi Anin memerah.

"Woi Owlet!" pekik Adam yang kemudian disambut oleh lambaian tangan seorang pria bertubuh ramping, dan berambut pirang yang Anin asumsikan sebagai Owlet. Owlet sedang mengobrol dengan seorang pria di sampingnya.

Dari kejauhan, Anin melihat seseorang pria tersebut berpostur sedang namun bertubuh atletis, yang mengingatkan Anin dengan first crush nya dulu, Dicky.

Namun Anin cepat-cepat menghapus memori sesaatnya tersebut dan kembali ke dunia nyata.

Namun semakin didekati, pria tersebut semakin tampak seperti Dicky.

Tepat saat Anin dan Adam sampai di tempat Owlet berdiri, seorang pria seperti Dicky tersebut langsung pergi dengan kasual karena sepertinya dia tidak melihat Anin, atau mungkin saja pura-pura tidak lihat, atau mungkin dia tidak kenal siapa Anin.

Saat Adam ingin mengobrol dengan Owlet, Anin dengan penuh rasa penasarannya kemudian memotong pembicaraan mereka.
"Hey Owlet, bukan bermaksud tidak sopan, tapi siapa nama orang yang baru saja kau ajak mengobrol tadi?"

"Siapa? Dicky?" jawab Owlet yang terlihat kebingunan.

Setelah mendengar perkataan Owlet tersebut, Anin kemudian berlari berusaha mengejar Dicky yang hampir hilang di tengah kerumunan, meninggalkan Adam dan Owlet yang masih kebingungan dengan sikap aneh Anin.

Only Heaven KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang