The Miracle

15 4 0
                                    

Namaku Olivia. Olivia Anderson. Aku anak tunggal. Ayah dan Ibuku selalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku kesepian dengan semua ini. Tapi aku percaya akan keajaiban.

"Via, Besok Ayah dan Ibu akan pergi ke luar kota sekitar 1 minggu." Ucap ayah memberitahuku.

"Ya, seperti biasanya." Ucapku dengan nada datar.

"Via, maafkan kami, kami tidak bermaksud untuk membuatmu kesepian. Tapi ini pekerjaan dari kantor." Ucap Ibu merasa agak bersalah padaku.

"Ya, Baiklah. Aku akan ke kamar dulu. Selamat malam." Ucapku dan langsung pergi ke kamar ku.

Di kamar aku berdiam diri dekat jendela sambil memandang indahnya bintang-bintang di malam hari. "Percayalah, aku hanya ingin keajaiban. Aku ingin memiliki teman yang akan membantuku menemukan keajaiban itu. Aku ingin bersenang-senang." Seruku dan tanpa sadar aku pun langsung terlelap.

Esok paginya, seperti biasa aku pergi ke sekolah dan menjalani aktivitasku seperti biasanya. Sampai suatu ketika, kelasku kedatangan murid baru. Namanya Aidan Stephonson.

Ia duduk bersebelahan denganku karena kursi disampingku kosong. Ya, karena memang tidak ada yang ingin duduk denganku karena aku dianggap misterius dan aneh.

"Hai, Siapa namamu?" Sapanya padaku.

"Olivia. Olivia Anderson." Jawabku dengan datar.

"Oh. Senang berkenalan denganmu." Serunya

Semakin hari, hari-hariku semakin aneh sejak anak baru itu pindah kesini. Aku merasa ada yang janggal dengannya. Suatu ketika dia berbicara denganku.

"Hai, apakah aku bisa berbincang denganmu?" tanyanya memulai pembicaraan.

"Ya. Ada apa?" Tanyaku balik.

"Apakah kau percaya akan keajaiban? Aku tidak tahu mengapa aku bisa bertanya ini, tapi aku merasa bahwa kau memiliki kepercayaan yang sama denganku.

"Hmm, harus kuakui, ya aku percaya akan keajaiban. Tapi aku belum menemukannya sampai saat ini."

"Kalau begitu, pulang sekolah nanti akan ku tunjukkan sesuatu untukmu." Ucapnya dan langsung pergi.

Bel sekolah berdering. Ini waktunya Pulang. Aku menunggu Aidan membereskan barang-barangnya.

"Ayo!" Serunya dan aku hanya mengikutinya dari samping.

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya aku dan Aidan berhenti di sebuah hutan yang lebat dan asri.

"Sudah sampai. Ayo kita masuk!" Serunya.

"Hah? Benarkah? Di hutan? Apa kau yakin?" tanyaku tak percaya.

"Sudahlah ikuti saja. Nanti juga kau akan melihatnya sendiri." Akhirnya aku mengikuti Aidan masuk ke dalam hutan.

Ia menyuruhku untuk masuk ke sebuah rumah pohon. Dan saat aku masuk ke atas, aku tak percaya bahwa aku akan melihat negeri lain di negara ini. Negeri yang sangat indah. Semuanya hidup damai dan tentram.

"Astaga, Aku tak percaya ini, Indah sekali!" Seruku dengan takjub

"Ya, aku mengetahuinya saat aku pertama kali datang kesini. Aku bercerita kepada orang tuaku, tapi mereka tidak mempercayaiku." Ucapnya. "Mulai saat ini, negeri ini milik kita berdua. Kita harus menjaga nya. Kau akan menjadi ratu, dan aku akan menjadi rajanya."

Sejak saat itu, aku mulai terbuka dengan orang lain dan memiliki banyak teman. Aku dan Aidan bertambah dekat dan akhirnya kita menjadi seorang sahabat. Sahabat sejati yang percaya akan keajaiban yang akan datang di suatu hari nanti.


Ini sebenarnya emang short story yang cuma dipublishnya satu part dan satu part itu udah completed✔

THANK YOU YANG UDAH BACA💋

- Raden Isma

That's The MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang