Don't Wanna Know

1.6K 91 34
                                    

WARNING!!!

IF YOU DON'T LIKE BOYS LOVE/SHONEN AI/YAOI, PLEASE JUST IGNORE IT.

KISSING/KRIST|SINGTO

SINGTO PRACHAYA RUANGROJ-KRIST PERAWAT SANGPOTIRAT

ROMANCE, HURT/COMFORT, T, AU, OOC

ALL CAST BELONGS TO GOD AND THEMSELF/SONG BY MAROON 5

.

Adopted dari lagu Don't wanna know dari Maroon 5 namun dengan sedikit perubahan sana sini.. hihihi.. hope u enjoyed ^^

~Nappeun Bam~

Suara dentum musik menggema di seluruh ruang. Mengiringi mereka yang bersorak riang menyambut suatu perayaan. Semua berkumpul pada satu titik, mengerumuni sesosok rupawan yang kini sebagai raja pada hari jadinya. Semua bergerak dan melantun meneriaki sang pusat perhatian. Namun tidak dengan ia yang memilih terduduk manis menyaksikan.

Ia, sosok pria berkulit tan yang cukup menawan memilih terduduk di depan meja bar. Menikmati minumannya sambil menyaksikan mereka yang asik berpesta, ah tidak, bukan mereka yang ia saksikan. Namun hanya pada sosok pria manis yang kini sebagai raja pada malam ini. Sosok rupawan yang selalu menjadi pusat perhatiannya. Selalu memperhatikan gerak-gerik pria tersebut, hingga senyuman menawan yang selalu terpantri di wajahnya saat menyaksikannya.

"P'Sing ja?" Terdengar suara samar memanggil namanya. Ia pun menoleh ke arah sumber suara, dan ia dapati seorang pria berperawakan kurus menghampirinya.

"Ah. Fluke, kemarilah." Panggilnya pada pria yang memanggilnya Sing. Yah ia lah pemilik nama Sing, tepatnya Singto. Mahasiswa tingkat empat jurusan Ekomomi itu pun mempersilahkan pria tadi yang ia panggil Fluke duduk di sampingnya.

"Kau tidak bergabung, P'Sing?" Tanya Fluke, heran pada seniornya yang memilih hanya menyendiri.

"Hm.." Hanya gumaman yang ia balas. Matanya tak lepas dari sosok yang sejak tadi ia perhatikan. Ia terus perhatikan namun tidak dengan senyuman di wajahnya seperti di awal ia memandangi.

"Ck.. Sampai kapan kau akan memandanginya? Relakan Krist bersamanya." Ujar Fluke menyebut nama pria yang sejak tadi menjadi pusat perhatian Singto. Sosok pria dengan perawakan tampan, namun dengan pipi gempalnya menjadikannya terlihat imut menggemaskan.

Glup~

Singto habiskan birnya dalam sekali teguk dan kembali mengisi gelasnya hingga penuh. Meneguknya dan meminumnya habis kembali. Rahangnya mengeras, raut wajahnya menegang. Terpantri jelas kemarahan pada wajahnya. Bukan karena penuturan Fluke yang membuatnya marah, tetapi karena pemandangan yang berada di depannya lah yang membuatnya tersulut amarah.

Singto melihatnya, ia lihat Krist yang kini wajah dan tubuhnya dipenuhi dengan krim dari kue ulang tahunnya. Namun bukan itu pula yang membuatnya marah, melainkan pada pria yang kini sibuk membersihkan lumuran krim pada wajah Krist menggunakan mulut pria tersebut. Pria itu terus mengecap dan menjilati permukaan wajah Krist dengan sensual. Membuat Singto ingin sekali melempar pria tersebut, yang ia kenal sebagai seniornya dari jurusan teknik, menggunakan gelas yang berada di genggamannya. Namun ia urungkan niatnya setelah mendengar tawa renyah melantun dari oral Krist. Tawa bahagia dan senyum manis Krist yang ia lihat entah mengapa membuat amarahnya meluap seketika. Tak sanggup melihat lebih lama, ia balikkan tubuhnya dan kembali meneguk minumannya untuk kesekian kalinya.

Do you think of me? Of what we used to be? Is it better now that I'm not around?

My friends are actin' strange. They don't bring up your name.

Don't Wanna KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang