11 | Sang Bintang (2)

230 38 6
                                    

Tampan, terkenal, dan penuh pesona. Itulah aku, Maheswara Judo. Bintang yang bersinar. Bintang yang dipuja-puja saat ini. Kehadiranku selalu dinanti. Penampilanku selalu membuat para gadis tergila-gila. Di usiaku yang baru menginjak 22 tahun, aku sudah memiliki prestasi luar biasa. Aku seorang penyanyi top internasional dan lagu-laguku selalu bertengger di nomor satu tangga musik dunia.

Menjadi seorang idol sepertiku tidaklah mudah. Popularitas dan kemampuan mumpuni tidak didapatkan begitu saja dalam waktu singkat. Ada proses panjang dan berat untuk menggapainya. Kau harus mengorbankan waktu bermain, tidak bisa sering berkumpul bersama keluarga dan teman, waktu tidur yang terbatas karena jadwal latihan dan show yang padat, cara bersikap yang terus dipantau oleh pihak agensi, pola makan yang ditentukan dan olahraga teratur untuk menjaga bentuk tubuh tetap ideal, juga kehidupan pribadi yang sudah tidak sebebas dahulu. Benar-benar mengerikan. Tetapi, kau harus tetap menjalaninya.

Namun, bisa kau bayangkan dampaknya jika sudah sukses? Orang-orang akan menyerukan namamu kemanapun kau pergi, histeris ketika kau tersenyum, berteriak menggila saat kau bicara, mengagumi fisikmu yang sempurna, bangga dengan prestasimu yang menjadi inspirasi banyak orang, dan memberikan seluruh cintanya untuk mendukungmu serta mendoakan karirmu selalu sukses. Bukan hanya itu, keamanan, kenyamanan, gelimang materi, dan fasilitas mewah selalu tersedia untuk menunjang semua aktivitasmu. Menyenangkan bukan? Yah, memang seperti itulah yang kurasakan. Meski sekarang aku masih berada di dalam pesawat, tapi aku yakin jauh di daratan sana sudah banyak orang yang tidak sabar menungguku tiba.

"Apakah kalian masih semangat!" teriak Sekar--seorang remaja cantik nan heboh, yang juga seorang koordinator fanbase Perfectionist. Tubuhnya yang mungil mengenakan seragam SMA, berdiri dengan percaya diri memimpin barisan para fans Maheswara Judo di depan salah satu pintu terminal kedatangan internasional Bandara Soekarno Hatta.

"Ya!" sahut para Perfectionist bersemangat sambil memegang spanduk dengan foto Judo berukuran besar. Tak ketinggalan, pernak-pernik lainnya bertemakan sang idola berada di genggaman tangan mereka. Bukan hanya mereka yang antusias, para wartawan juga tak ketinggalan meliput peristiwa kedatangan sang bintang.

"Who are we?"

"We are Perfectionist because you are the perfect M.J!"

"Judo! Judo! Judo!"

Sementara itu, di depan pintu terminal kedatangan yang sama dan berdekatan dengan kerumunan Perfectionist, ada tim wartawan beranggotakan tiga orang. Mereka adalah Bayu--seorang wartawan senior selaku ketua tim yang selalu totalitas dalam bekerja, Citra--seorang wartawan junior berwajah cantik juga rekannya Bisma--yang juga seorang wartawan junior berparas tampan.

Setelah semua persiapan selesai, Bayu berjongkok untuk bicara kepada sepatu keberuntungannya. "Ayo kita buat keajaiban hari ini, sayang."

Bayu tersenyum dengan mengelus-elus sepatu keberuntungannya itu berharap liputannya hari ini berhasil dan sukses. Tak lama, Bayu berdiri kemudian menatap serius pada Citra dan Bisma di hadapannya.

"Kita sebagai wartawan Harian Osborn yang profesional harus terus menegakkan prinsip!" Bayu mulai membakar semangat.

"Kita harus menjadi tim pertama yang bisa mendapatkan berita karena kita adalah yang terdepan!" sambung Citra dan Bisma mantap.

"Bisma, kau ambil posisi dan dapatkan gambar-gambar Judo dari sudut yang bagus. Citra, kau ambil informasi sebanyak-banyaknya dan yang paling penting jangan pedulikan kerumunan Perfectionist." Jari telunjuk Bayu mengarah pada sebuah kelompok besar yang didominasi gadis-gadis berseragam SMA. "Mereka berisik sekali."

"Kami siap menjalankan tugas!" seru Citra dan Bisma bersamaan.

"Kita harus sekuat beruang! Are you ready?" Bayu menyerukan yel-yel tim dengan penuh semangat.

Get In Touch (TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang