I

132 33 5
                                    

No baby this is not an illusion, You really got me lifted on my feet.

Zayn's POV

"Aku bersedia mendonorkan ginjalku." aku sontak kaget mendengarnya.

Apakah Ia yakin?

"Kau yakin?" tanyaku ragu.

"Y-ya, aku yakin." balasnya dengan penuh keyakinan.

Ia terlihat gugup, pasti Ia takut melakukan hal yang salah.

Gadis ini sangat berani. Sungguh.

"Ok, lusa kita akan memulai operasinya, ada kemungkinan ginjalmu tidak cocok dengannya, semoga saja itu tidak terjadi." ujarku panjang lebar.

"Dan jika ginjalmu cocok dengannya, aku akan mengambil 1 ginjalnya yang rusak, mengecah penyakit lainnya terjadi, sambil menunggu pendonor ginjal lainnya." tambahku.

"Terima kasih, aku sangat berterima kasih padamu" ujarnya.

"Sama-sama, uhm..." ujarku.

Sial, aku tak menanyakan namanya terlebih dahulu.

"Alice, namaku Alice." jelasnya.

"Ok, Alice. Aku akan memeriksanya. Kau bisa pulang dan menjenguknya besok, sekalian medical check up untuk operasi." ucapku sambil mengambil sebuah kertas dan ponsel.

"Bisakah aku meminta nomor telefon mu? Hanya mencegah jika aku membutuhkan mu." tambahku lagi sebelum Ia keluar dari ruangan ini.

"Okay" balasnya.

Setelah Ia menyebutkan nomor telepon nya. Ia langsung pamit pergi.

Aku merasa ada yang janggal.

"Wait, Alice."

"Ada apa Zayn?" tanya Alice berbalik badan.

"Aku sepertinya pernah melihatmu."

Ia menatapku bingung, "Dimana? Aku tak pernah melihatmu."

Otakku berputar, aku yakin sekali aku mengenalinya. Hanya saja aku lupa.

Hingga sesuatu terlintas dipikiranku.

"Bukankah kau adik dari Harry dan Liam?"

*****
(Keesokan harinya)

Alice's POV

Aku berjalan gontai menuju mobilku.

Aku belum makan seharian ini, padahal aku hari ini ada medical check up.

Aku hanya tak menyangka bahwa Niall nyata, bukan hanya ilusiku saja.

Dan kali ini aku akan melakukan sesuatu yang sangat beresiko besar.

"Oh ibu, apakah yang aku lakukan ini benar?" aku menitikkan air mataku.

Aku sangat merindukan ibuku.

Rumah ini sepi semenjak ibuku meninggal, aku tinggal sendiri dirumah besar ini.

Kakiku terasa sangat lemas, lalu aku memilih untuk duduk dan menenangkan pikiranku terlebih dahulu.

"Alice." seseorang memanggilku.

"Hi, Niall." balasku tanpa menoleh kearahnya.

"Kau memustuskan sesuatu keputusan yang besar Alice, aku tak memaksamu untuk melakukan ini. Apakah kau tetap yakin melakukan ini?" tanyanya duduk disamping ku.

"Aku yakin." balasku sambil tersenyum.

"Apa alasanmu untuk melakukan ini?" tanyanya, lalu memegang tanganku erat. Terasa dingin dan kaku sekali saat Ia memegang tanganku.

Hantu memegang tanganku, terdengar konyol.

Aku menarik napasku dalam-dalam, "Karena aku mencintaimu, Niall."

*****
Haehae!

Update lagi nihh!

Btw ini udah mau ending ya.

Menurut kalian cerita gw gaje ga? Apa seru?

Dan jangan lupa give vomments yaa!

-r

Illusion ft. Niall Horan || COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang