Setuhan Nakal mu pangeranku

33 7 0
                                    

Aku terbangun di sebuah padang bunga beraneka warna, teriknya matahari di atas kepalaku seolah membakar tubuhku tapi tidak, tidak dengan bunga-bunga yang mengelilingiku. Mereka borgoyang riuh oleh angin musim semi di siang hari.

Aku terpanah, terpanah oleh sosoknya. Sosok bertoksedo putih yang sedang menuntun kuda, tapi bertanduk. Bertanduk?. Mungkinkah itu yunokon?, binatang legenda di buku dongeng.

Seakan medan magnet menarik ku semakin mendekati sosoknya, tapi sosoknya menjauh, aku mendekat lagi, dan dia menjauh lagi.
Aku di permainkan, aku seolah di permainkan. Egoku seolah ingin menguasai ku, mendorong ku untuk mengikatnya di pohon agar dia tidak semakin menjauh lagi.
Tapi!, ide konyol apa itu, aku tidak akan melakukannya.

Terus kupandangi sosoknya dari kejauhan, hanya terlihat punggung tegapnya dan-dan bokong kuda yang menonjol ke belakang dengan ekor putihnya!.

Aku mulai tertarik, kucoba melangkah, hanya sedikit saja. Dan syukurlah sosok itu masih diam di tempatnya,mungkin sedang menikmati pemandangan yang indah di sana.
Tiba-tiba Semilir angin menerbangkan bunga yang sebelumnya terpasang di rambutku, dan sekarang berterbangan di udara bersama angin. Angin jangan pergi membawa bunga ku!.

Kucoba menggapainya, dia, bungaku yang beterbangan. Meliuk liuk, berputar-putar, terhempas keatas, terhempas kebawah dan mendaratlah pada sebuah kepala berambut hitam, itu.

Itu mengagetkan ku, aku kaget, aku tidak siap, aku panik begitu tangan itu meraih bungaku, bahkan mencium kewangian bungaku.

Seperti lilin, aku meleleh.
Lunglai menimpa bunga-bunga yang tak berdosa ini.

Kurasakan sosok itu berjalan mendekat, dekat-dekat dan dekat.
Dia memandangiku, matanya yang tajam masih bisa kurasakan, walaupun teriknya matahari menghalangiku untuk melihat sosoknya yang nyata.
Dia berdiri dan aku terlentang bagai orang sinting di bawahnya, tapi aku tidak perduli karna sekarang aku sedang terhipnotis.

Jantungku berdebar, badanku gemetar, keringat dingin membasahi keningnya, penyakit apakah ini?, penyakit pandangan pertama?.

Tangan kokoh itu terulur kepadaku, sepertinya ingin membantu ku bangkit.tentu saja!, tentu aku menerimanya dengan senang hati, pangeran.

Kurasakan tangan keras dan hangat itu menggenggam ku erat, menarikku perlahan-perlahan.
Badanku terangkat, begitu juga hatiku yang teerangkat dan berterbangan kelangit eropa, ehh?, salah!, ke langit ketujuh. Begitu aku melihat dia, pangeran ku, menatapku dengan sorot matanya yang tajam dan, hangat.
Ohh tuhan, aku meleleh lagi, kali ini dengan ketampanan nya yang ma'asyaallah!.

Seketika sosok itu merangkulku, menahanku agar tetep berdiri, dia-dia

memelukku?.

Memelukku!.

Astaga!, sekali lagi jika seandainya bisa, aku mencair saja.

"Nona?, kau baik- baik saja"

deg-DEG....DEG

Jantungku bagai meledak.

Ketika suara dalam dan merdu itu bertanya kepada ku.

Bagaimana-bagaimana-bagaimana, aku menjawabnya?.

Suaraku tertahan, tak kuasa aku menjawabnya, karena kini aku di mabuk kepayang.

"Nona?, nona!"
Sosok itu bertanya kembali. Dan kesadaran ku mulai kenbali lagi. Kutatap dia, mata kami terkunci satu sama lain.

Kulihat dia, rahangnya keras dan tegas.
Rambut hitam dan halusnya menutupi alisnya.
Kulit yang mulus dan bersih.
Mata yang sipit dan tajam.
Hidung kecil yang mancung, sangat cocok untuk wajahnya.
Bibir penuh berwarna kemerahan. Aku yakin pangeran bokan perokok!.

"A-a, a aku baik" lemah aku menjawabnya, aku terus menatap matanya dan pangeran berkuda putih pun begitu.
Lalu kami sama-sama tersenyum.
Dia menunjukkan bunga berwarna pink di tangannya.
"Ini milik mu?"
Aku mengangguk setuju.
Lalu dia kembali tersenyum dan memasang nya kembali pada rambutku.
Ohhh, aku merinding ketika dengan sengaja atau tidaknya sang pangeran berkuda putih ini menyentuh telingaku dan, pelan-pelan membelai tengkuk ku.

Seakan aliran listrik menyengat seluruh tubuhku, ketika tangan itu menyentuhku, ketika badan kami berdekatan.

"Putri!, kau-kau ratuku"
Seperti bisikan di telingaku.

Aku terhempas oleh badai sentuhan, yang sedikit demi sedikit membelai wajahku.

Aku tidak tahan! Aku tidak tahan dengan sentuhan nya!.

Dia tersenyum Nakal,
Dan kuda putihnya yang berada di belakang nya tampak mendegus kearah ku.

"Pangeran!"

Setelah itu semuanya gelap gulita, gelap dan semakin gelap.

Naughty TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang