Toples 24 a Girl in Action

413 29 0
                                    

Sore itu, Shakil tengah berjalan bersama Wining di pinggir kota yang agak sepi. Keindahan kota yang begitu anggun dan indah, pantas saja banyak mereka yang mau bersusah payah meraih mimpi kuliah disini.

Di Kota München tidak kita temui gedung-gedung pencakar langit, seperti kota-kota sibuk lainnya di dunia. Masyarakatnya masih setia mempertahankan dan merawat bangunan-bangunan kuno, yang semakin eksotis dimakan waktu.

Saat melewati tepi jalan, dari arah seberang ada dua orang pria berbadan kekar, yang satunya seperti orang Amerika Latin dan satunya lagi orang Afrika, mereka mengenakan baju hitam ngepas, mengikuti Shakil dan Wining sedari tadi. Raut wajah tak bisa disembunyikan, mereka sudah mulai cemas. Shakil melirik Wining dan mengkode untuk berlari dalam hitungan ketiga, kemudian meraka belari sekuat tenaga.

Disebuah coffee shop pinggir jalan, seorang pemuda sedang duduk dengan temannya, dia melengah kekanan jendela. Tak sengaja dia melihat dua orang wanita dikejar oleh dua orang laki-laki, yang sepertinya akan berbuat jahat kepada mereka. Pria berkaca mata itu langsung berlari keluar coffee shop untuk menolong mereka.

Wining dan Shakil berlari sekencang yang mereka bisa, sambil melihat kebelakang. Tapi Wining tertinggal dibelakang Shakil.

"Ayo Win lariiiiii ... !!!" Perintah Shakil dan meraih tangan Wining.

Kemudian mereka bersembunyi di celah antara dua bangunan bertingkat. Dua pria yang mengejar mereka, mengetahui Shakil dan Wining bersembunyi di sana. Kini mereka sudah berhadap-hadapan, Wining kelihatan begitu cemas, nafas mereka sepotong-potong keluar. Karena kondisi mereka yang terjepit, mau tak mau Shakil harus menggunakan silatnya.

Dengan cekatan dan lincah Shakil membuat kuda-kuda pertahanan, setiap serangan dari dua laki-laki tersebut dihadangnya. Sebenarnya kurang tepat disebut serangan, karena mereka kelihatannya berupaya menangkap Shakil. Shakil menendang keras kedua tulang kering pria pertama, hingga dia meringis kesakitan. Sedangkan pria kedua, Shakil berhasil membuatnya terjatuh.

Melihat aksi Shakil di sudut bangunan Wining hanya diam ketakutan, sambil berdoa. Wining takjub menyaksikan kehebatan Shakil, dia tak tahu sebelumnya bahwa Shakil jago silat. Yang dia tahu Shakilla gadis Minang nan cerdas dan alim.

Pria pertama ternyata masih ingin mencoba meraih lengan Shakil. Saat dia melangkah kearah Shakil, terdengar suara teriakan keras dan menggema dari belakang.

"Woy ... !!!"

Dengan cekatan, mereka langsung kabur memanjat pagar besi pembatas dua bangunan.

"Kalian tidak apa-apa?" ucapnya setelah mengamati dua wanita tersebut, yang ternyata orang Indonesia dan satu dari wanita tersebut dikenalnya.

Wining langsung memeluk erat Shakil yang masih terengah-engah, tenaganya terkuras berhadapan dengan dua pria berotot itu. Sedangkan Shakil hanya tertunduk malu, melihat siapa yang berada dihadapanya kini.

"Iya kami tidak apa-apa, terimakasih Mas. Untung Shakil jago silat" jawab Wining dengan hati yang mulai tenang, lalu Wining memperbaiki jilbabnya yang sudah terlihat kacau.

Pemuda berkacama mata itu melihat sekeliling, lalu mendapati ada foto di lantai dan lantas memungutnya.

"Ini foto kamu, sepertinya mereka mengincar kamu."

Hati Shakil langsung berdesir, dia bertemu kembali dengan pria berkaca mata setelah acara welcoming party. Dan sekali lagi, dia menolong Shakil. Kali ini, dia berhasil membuat kabur orang-orang itu.

Shakil mengambil foto tersebut dari tangannya. Setelah dia lihat, ternyata memang benar foto dirinya. Foto itu diambil saat di bandara, dia ingat memakai baju yang di foto, saat di bandara Soekarno Hatta.

"Syaugi, what are you doing ? we must come back" teriak teman bulenya.

"Okay ... wait for minute", sautnya.

"Maaf aku harus pamit, kalian sebaiknya lebih hati-hati, hindari pergi sendirian apalagi kalau malam, assalamua'laikum.

"Waa'laikumussalam" kata Wining dan Shakil hampir serentak. Setelah kejadian itu mereka langsung segera pulang.

Sepanjang perjalanan pulang, Wining tak hentinya bercerita tentang Syaugi. Wining mengatakan bahwa dia adalah orang yang terkenal, karena memangku jabatan sebagai ketua himpunan mahasiswa München dan dia senior di kampus kita, jurusan teknik komputer. Syaugi orang Jogja dan lebih hebatnya lagi dia seorang hafidz Qura'n. Wining juga memuji kebaikan Syaugi.

Shakil heran mengapa Wining bisa mempunyai info sedetail itu tentang Syaugi. Karena seingat Shakil, Syaugi tidak memperkenalkan dirinya sebegitu lengkap saat welcoming party. Tapi Shakil tak mengatakan kepada Wining, bahwa dia pernah bertemu dengan Syaugi sebelumnya di Jakarta

Dari pembicaraan dengan Wining, Shakil baru mengetahui lebih jauh siapa Syaugi. Lalu Shakil mulai menghitung, dia sudah 4 kali bertemu Syaugi, di kantor kedubes Jerman, kemudian di welcoming party, perpustakaan dan sekarang di jalan ini.

Shakil juga menghitung bahwa dia sudah 3 kali bertemu dengan mata-mata tersebut, tapi mereka adalah orang yang berbeda-beda. Pertama saat di pasar, kedua di bandara, ketiga di Jerman, apa sebenarnya yang mereka inginkan? Tapi kalau melihat gerak-gerik mereka tadi, sepertinya mereka bukan maksud untuk menyerang, apakah mereka ingin menangkap aku? tanya Shakil dalam hati.

Shakil tak menyadari, bahwa lebih dari itu sebenarnya dia sudah sering bertemu dengan dua orang mata-mata itu.

🌟⭐

Apakah ini pertanda Shakil sering bertemu dengan Syaugi dan dia slalu membantu Shakil ??? 🤔

Setoples Mimpi (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang