N

151 31 7
                                    

You don't ever have to worry about me. About how the cards fall. I'm all that you need tonight.

6 bulan kemudian..

Alice's POV

Aku sudah pulih dan hari ini aku sedang mengendarai mobil menuju rumah sakit.

Tiba-tiba terlintas dipikiranku, tentang omongan ku dengan Niall terakhir kali.

Aku mengatakan bahwa aku mencintainya.

Setelah itu dia menghilang dan tak pernah muncul lagi.

Sungguh, aku sangat merindukannya.

"I wish you were here, Niall." gumamku kecil lalu tersenyum masam.

Sampai kapan Ia koma? Aku tak sabar bertemu dengannya.

Tak terasa aku sudah sampai dirumah sakit.

Mungkin karena aku melamun maka tak terasa bahwa sudah sampai. Dan kau tahu? Ini sudah larut malam. Untung saja hal yang buruk tak terjadi.

Setelah aku memarkirkan mobil ku, aku berjalan cepat masuk rumah sakit. Sambil membawa nandos.

Niall pernah berkata kepadaku bahwa Ia suka nandos. Jadi aku selalu membelikannya dan membawanya setiap hari, setiap aku menjenguknya. Tapi sama saja.

Pada akhirnya aku yang makan.

"206, 206, 206, ah ini dia." gumamku sambil mencari dimana kamar Niall berada.

"Hi Niall, aku datan-" ucapanku terhenti saat aku tak menemukan Niall disitu.

Kemana dia? Apa dia sudah sembuh? Atau sebaliknya?

"N-niall?" ucapku sambil berjalan ke kasurnya.

"K-kau dimana?" Tanyaku.

Aku juga bingung, tak biasanya juga Louis dan Zayn tak ada saat aku datang, biasanya mereka sudah duluan datang.

Ya, Louis yang menemani Niall sedangkan Zayn yang memeriksa Niall.

Entah mengapa terlintas dipikiranku bahwa Niall tak kembali.

Awalnya aku sudah meragukan bahwa operasi ini akan berhasil.

"Please, kau dimana?" tanya sambil terisak lalu menangis.

"Louis? Zayn? Kalian dimana? Dimana Niall?" Tanyaku sendiri.

Mereka tak kunjung datang.

Kaki ku bergetar dan lemas, lalu aku menopang badanku dengan tangan dan bersender dipinggiran kasur.

Tiba-tiba ada seseorang yang memelukku dari belakang.

"Miss me?"

Mendengar suara itu sontak aku kaget bukan main.

Tetapi saat aku ingin nelihat kebelakang tetapi badanku terasa lemas. Aku tak percaya bahwa ternyata semua dugaanku salah.

Lalu Ia menaruh kepalanya dipundakku. Deru nafasnya menyeruak didaerah leherku yang membuat aku merinding seketika. Jujur aku tak pernah seperti ini. Aku sangat senang.

Aku membalas pelukannya.

"Aku merindukanmu Niall." ucapku sesegukan

"Kau tak perlu khawatir ok? Aku disini sekarang. Aku juga merindukanmu." balasnya sambil mengelus rambutku.

"And thank you for everything Alice, I love you."

"I love you more, Niall."

"So tell me you belive in love, cause it's not an illusion."

****
Haehae!

Ini udah tamat yeay!

Gw nulis cerita ini dalam 4 hari doang loh ngehehe.

Walaupun udah tamat, jangan sider ya, please.

Btw yang baik, promosiin cerita ini dong.

Laf ya.

2.4.17

Illusion ft. Niall Horan || COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang