08

13K 1.7K 222
                                    

❤Vote First❤


Minggu ini sekolah gue ngadain PAS, penentuan apakah harus tinggal kelas atau lanjut. Benar, ini semester akhir di kelas satu.

Tapi siapa sih yang pengen tinggal kelas?

Seminggu sebelumnya, kita dikejar deadline tugas dan tugasnya itu banyak banget.

Contohnya kayak minggu kemarin, guru ngasih tugas 120 soal, ya kalo nulis a, b, c, d nya doang sih gapapa, lah ini soal jawaban + alasan.

Setelah beres, nambah soal baru lagi. Ingin menangis rasanya.

Tapi demi nilai, akan ku lakukan apapun itu.

Instensitas Mark minta ajarin pun bertambah.

Seminggu sebelumnya dia ngejar semua materi dan bela-belain untuk pulang malem.

Kalo ditanya, emang ga dicariin ortu lo Mark?

Dia bakal jawab,

"Ortu gue di Kanada, di sini gue tinggal sendiri kadang ditemenin Bang Taeyong. Mama ke sini setahun sekali."

Pantes aja dia kayak seneng banget dengan perlakuan Bunda, jadi karna itu.

...

Hari pertama PAS di mulai dengan mapel matematika dan B.Inggris.

Mr.Do udah ngingetin kita sebelumnya untuk jujur dalam ujian.

"Saya lebih suka jika kalian kerjakan dengan jujur, murni. Saya akan lebih menghargai itu."

Ya cuma gimana ya? Emang sih ada guru yang punya pikiran gitu. Tapi ga sedikit juga guru yang akan marah karna kita remed, ya ga?


Hari pertama kita lewatin dengan lancar walau masih ada yang nyontek.


Sampai pada hari akhir, dimana mapel yang susah diujikan. Gue udah stress sendiri + jambakin rambut karna sanking pusing.


Duh, guru tuh suka ajaib ngasih soal yang ga dia ajarin sama sekali.

Gue nengok ke belakang, liat Mark stress sambil mainin pipinya sendiri.

Lucu? Iya lah meski pipinya ga gembul, tapi kalo itu Mark ya tetep aja lucu.

Haechan yang dari hari awal sampe akhir ga pernah absen nanya jawaban ke gue, Mark atau Jeno.

Jaemin? Jangan tanya.

Dia 5 menit abis ngisi LJK aja langsung tidur, pusing katanya.

...


Kringgg....

Bel tanda hari yang berat ini telah selesai.

Say Good Bye to PAS, welcome Remedial.

Gue pun pergi ke ruang guru, nemuin guru untuk minta hasil PAS.

Dan pas gue sampe, gue udah liat Mark lagi ngobrol sama Pak Lay, guru Matematika kita.

Gue akhirnya ga jadi masuk setelah liat Mark ngeluarin Hp-nya buat foto nilai dan share ke grup kelas.

"Eh, lo." kata Mark saat melihat gue.

"Hai, Mark." balas gue dengan senyum.

Setelahnya dia tarik tangan gue, bawa gue ke gedung belakang sekolah.

"Mark, are you okay?" tanya gue.

Karna muka Mark keliatan beda dari biasanya.

Tiba-tiba aja Mark meluk gue.

Saat Mark meluk, gue ngerasa nyaman. Akhirnya gue peluk Mark balik.

"Thanks for everything, i really greatful cause God make me meet you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thanks for everything, i really greatful cause God make me meet you. I swear, I will always with you, my-"

"-friend."

Seketika gue sedih sekaligus bingung dengan omongan Mark.

"Mark, are you sure we are just a friend? Cause I think I do love u but i just afraid to lose u." kata gue dalam hati.

Mark lebih erat lagi meluk gue sambil ngusap rambut gue.

"Okay, its done." katanya.

"My goldfish, hold my hand. We will spend this day together. Let's make a good memories that we never ever forget it." sambungnya dengan senyum indahnya.

SMA | Mark Lee ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang