"Believe me,
this is like a nightmare
that turned into a real"- Salam Senja From Aleppo -
Palembang, 04 April 2017***
Bunyi granat yang dihempaskan dengan sengaja di pinggir jalan membuat kita tak berani keluar dari rumah. Ayah dan Ibu kita pun tak tau ada dimana gerangan. Ataukah mereka masih di sini? Ataukah mereka telah berada di alam lain yang lebih layak mereka tempati?
Rombongan serdadu yang membabi-buta dengan sengaja melukai-- membunuh setiap orang di berbagai penjuru kota. Tak ada yang bisa menghentikannya. Demonstrasi besar-besaran terhadap Pemerintah Suriah yang menyebabkan perebutan wilayah Aleppo yang dimulai sejak awal tahun 2012 silam, merenggut banyak kerugian.
Tanpa pandang bulu, besar-kecil, tua-muda, kaya-miskin, semua tak ada gunanya di sini. Kehancuran di mana-mana. Tiap malam kami hampir selalu melihat gemercik api bak kembang api menghiasi langit.
Krisis air, krisis makanan, kekurangan gizi. Itulah yang kami rasakan. Bersyukurlah kalian yang masih tinggal dalam keadaan damai dan tentam, bebas dari perang, bebas dari film thriller yang nyata terpampang di depan mata.
Jangankan membeli sebotol coke, sebotol air saja pun susah didapat. Di sudut kota ini, di dalam rumah yang lumayan besar ini, hanya tersisa aku dan adikku. Kami berdua tak berani melangkahkan kaki keluar rumah. Ya, itu juga pesan Ayah dan Ibuku seminggu yang lalu ketika mereka hendak mencari tambahan makanan untuk kami. Nyatanya, sampai sekarang mereka berdua pun tak kunjung pulang.
***
4 Mei 2016
Pukul 17.00 waktu setempatTookkkk Tokkk Tookkkk Tokkkk
Pintu rumah kami di ketuk keras dengan sengaja. Betapa ingat aku waktu itu, kita duduk di sudut sofa sehabis mandi. Nanar matamu kala itu menyiratkan ketakutan.
Mereka mengetuk lagi-- tidak bahkan kali ini mereka membuka knop pintu secara paksa. Masih ku ingat juga senja itu kala kau menarik lengan bajuku dan berlirih, "Kak aku takut." Bau amis darah menyeruak disekitar kita yang telah tercampur dengan oksigen yang kita hirup sehari-hari, menusuk hidung hingga masuk ke dalam rongga dada. Apakah senja kali ini kau dan aku akan menyumbangkan bau amis itu selanjutnya?
Tanpa banyak basa-basi, kau dan aku segera menaiki tangga menuju ruang atas. Dari lantai bawah, tercipta kegaduhan yang disebabkan usaha mereka mendobrak pintu. Kita berlari-larian kecil menuju sebuah kamar terpencil yang biasa digunakan untuk menyimpan barang yang tak berguna atau yaa bisa disebut gudang. Tumpukan barang, lemari bekas yang usang dan berdebu kurasa pas kira gunakan untuk bersembunyi.
Kau ku sembunyikan di dalam lemari tua yang usang. Sebelum menguncinya, ku sisakan sebuah sela kecik untuk kau bernafas. Sedangkan aku-- ah para gerombolan itu telah berhasil masuk, sebagian menggeledah ruang bawah. Terdengar derap langkah kaki beberapa orang menaiki anak tangga. Ya, sebagian lagi menggeledah lantai atas.
Tanpa pikir panjang, aku pun bersembunyi di bawah kolong tempat tidur yang sudah banyak dihinggapi sarang laba-laba. Aku menutup mulutku dan menahan ritme nafasku yang semakin tidak beraturan. Jantungku berdegup kencang. Aku masih memikirkan kau yang berada di dalam lemari, apa kau baik-baik saja?
Sepersekian detik, kau dan aku bertahan di ruangan pengap ini. Akhirnya mereka mendobrak paksa ruangan ini. Mereka menutup hidung, tak tahan menghirup debu yang bersarang di ruangan ini.
Kuintip dari bawah kolong, mereka hanya mengawasi sekilas di depan pintu. Aku berharap mereka enyah secepatnya dari ruangan ini. Namun, nasib baik belum berpihak kepada kau. Asma mu kambuh, dari dalam lemari terdengar rintihan-rintihan kecil dari mulutmu.
Mereka yang sedari tadi hanya termangu di depan pintu, bersegera menggeledah. Dan dorr-- sebuah timah panas meluncur dari Sarsilmaz K-10 bersarang tepat di dadamu. Keringatku bercucuran deras, darahku berdesir, mulutku terkatup rapat, melihat kejadian yang berlangsung begitu cepat. Melepas kepergianmu dalam situasi seperti ini. Maafkan aku, aku tak bisa menolong mu. Jujur saja, jikalau ini mimpi aku ingin bangun secepatnya.
Kau terkulai kaku, matamu menatap sayu hingga akhirnya terkatup untuk selamanya. Darah merembes di pakaianmu.
Tubuhku gemetaran ketika mereka masih menggeledah satu persatu tempat di gudang ini. Aku sudah pasrah dengan apa yang terjadi. Cukuplah kami yang merasakan penderitaan ini. Bersyukurlah bagi kalian yang masih tinggal di negara aman, bisa bersekolah, bermain, bersenang-senang tanpa ada ancaman sedikit pun. Masih bisa menikmati hidup dengan penuh kegembiraan. Biarlah dinding tua ini menjadi saksi bisu penderitaan kami. Senja kali ini ditemani tetesan gerimis di luar sana seolah ikut bersedih meratapi nasib kami.
Dan akhirnya tanpa menunggu lebih lama lagi Sarsilmaz K-10 berbunyi untuk kedua kalinya, pandanganku gelap. Tepat di pelipisku pelor tersebut bersarang. Pandanganku kabur, semuanya terlihat berbayang-bayang, pusing, hingga akhirnya mataku tertutup.
Salamku untuk kalian semua, ku harap kalian tak bernasib buruk seperti kami. Biarlah ini menjadi kenangan bagi kami dan sebagai seruan bagi kalian untuk menghargai setiap kesempatan hidup yang masih dimiliki oleh kalian. [*]
***
5 Mei 2016
"Kota Aleppo semakin kacau. Anak-anak yang tak bersalah menjadi korban utama pembunuhan, tanpa pandang besar-kecil, tua-muda, kaya-miskin, semua punya peluang meregang nyawa di sini, seperti kemarin (4/5) ratusan bocah Aleppo meregang nyawa. Ada yang tewas dalam gudang, di jalan, di sekolah, bahkan hampir seluruh fasilitas umum rusak parah. Bagi warga dunia yang ingin memberikan sumbangsihnya silahkan hubungi para donatur kami," tukas pembawa acara mengakhiri berita pilu. [*]
>>>>>>>>>>>>END<<<<<<<<<<<***
Heloo gaess, i'm kambek wit sort story :v
Oiya gambar yg sebelum 'end' itu cuplikan berita beneran lo di nationalgeographic.co.id serem a serem, banyak berita serupa di Google tiap 25 menit nyawa 1 orang melayang 😢😢
Btw, maaf kalo jelek, absurd, ini bikinnya dadakan bangett loh, gak disengaja dapet ide ini :'v Tadi 3 jam kosong di sekolah #asek freeclass, jadi daripada ngerumpi mending bikin cerita ini deh :v Kavernya aja bikinnya dadakan, sepi anedd aa :v
Ayoooo di vote, comment ^^
Btw, itu belum ku cek lagi ada gak yg typo soalnya mau eskul :3
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Nightmare
Short Story[[ONESHOOT]] "Bersyukurlah kalian yang masih tinggal dalam keadaan damai dan tentram, bebas dari perang, bebas dari film thriller yang terpampang nyata di depan mata." - Aleppo © April 2017