Kali ini aku ingin menulis sesuatu yang sederhana saja. Sebab cinta adalah suatu hal yang sederhana. Tak pernah serumit yang orang ceritakan. Hanya saja yang mencintai dan dicintai membuatnya rumit. Aku ingin menulis sebagai seorang perempuan yang meninggalkan lelakinya. Dan sebagai lelaki yang ditinggalkan perempuannya. Agar aku tahu bagaimana senang dan bahagianya meninggalkan. Dan agar kamu tahu, bagaimana sakit dan sesaknya ditinggalkan.
Kali ini, aku tidak akan menyalahkan kamu lagi. Sebab aku ingin mengerti alasan-alasanmu yang memilih pergi. Dan meninggalkan aku sendiri. Mungkin perempuan sepertimu sudah lelah menunggu lelakinya menyatakan perasaan. Tapi nyatanya tidak, aku yang seringkali memendam tak kunjung menyatakan. Hingga kamu memilih pergi dan tak kembali lagi. Memilih pergi ke lain hati.
Jika aku menjadi kamu, mungkin saja aku akan melakukan hal sama dengan apa yang kamu lakukan. Memutuskan keputusan yang sama dengan apa yang kamu rasakan. Sekian lama bersama dan tak ada ikatan adalah pekerjaan yang melelahkan. Letih dan tak kunjung hilang rasa letih.
Ketika semua rasa tak kunjung terjawab, semua sayang hanyalah bayang-bayang. Ketika menunggu tak ada ujungnya, berjuang hanya melahirkan rasa resah. Maka jalan terakhir adalah pergi dan mencari tambatan hati yang lain.
Aku ingin memahamimu dengan sederhana saja. Bahwa kamu pun perlu kepastian yang sepasti-pastinya. Dan tak perlu kujelaskan perihal aku. Sebab kamu pun pasti tahu. Bagaimana sesaknya melepaskanmu. Cukup aku yang bersusah payah mengerti perihal kamu. Agar aku berhenti menyalahkanmu.
*Demi Kamu
KAMU SEDANG MEMBACA
Membunuh Sepi
Şiir(Proses Terbit) Untuk yang mencintai lalu dibenci Untuk yang datang lalu pergi lagi Untuk yang setia lalu dikhianati Untuk yang teguh mempejuangkan lalu dipatahkan Untuk yang memendam lalu terlambat menyatakan, Untuk kamu yang patah hati, Merindukan...