Dila dan juga Dian saat itu sedang latihan voli di lapangan sekolah. Dengan sesekali Dila mengibas-ngibaskan tangannya ke udara karena teriknya matahari membuat Dila kepanasan.
"Yan, gue minum dulu. Panas banget." Ucapnya memberitahu Dian yang masih sibuk latihan.
"Oke-oke."
Dila mengambil botol air mineralnya meneguk nya sekaligus, teriknya matahari membuat Dila gerah dan kehausan. Setelah selesai Dila kembali ke dalam lapangan dan melanjutkan latihan volinya itu.
Dari ujung sana, seseorang sedang memperhatikannya. Tersenyum sinis ke arah Dila, lalu berlalu dengan gerombolan temannya itu.
*********
"Aduhh Yan, gue kepanasan." Ucap Dila mengibas-ngibas tangannya ke udara.
"Lo kira, lo aja yang panas? Gue juga panas. Rasanya pengen gue buka baju disini." Dian kembali menyedot minumannya itu.
Dari ujung sana Dila dapat melihat Arvie dan kawanannya, seperti biasa nya Arvie selalu bersikap dingin dan cuek terhadap semua orang kecuali kedua temannya itu. Dila tersenyum kecil. Namun, Dian membuyarkan tatapannya itu.
"La, ada yang datang tuh." Dila menoleh ke arah yang ditunjuk Dian, Fania bersama gengnya itu berjalan perlahan mendekati meja yang sekarang mereka tempati.
"Heh lo anak baru, gue peringatin lagi sama elo ya, jauhin Arvie dia milik gue. Kalau lo berani macam-macam lo bakal tau akibatnya." Ucap Fania mendorong bahu Dila dengan kasarnya.
"Heh, bocah centil. Lo pikir gue takut ama lo, lo gak berhak larang gue dekat sama siapapun, itu urusan gue bukan urusan lo." Dila membalas ucapan Fania tadi dengan cepat nya.
"Lo berani sama gue ha?." Fania menarik rambut Dila membuat Dila meringis perlahan.
"Aww aw, lepasin gue." Ucap Dila mencoba melepas keras tarikan Fania.
"Lepasin gue, gue bilang." Dila menepis keras tangan Fania membuatnya tersungkur ke belakang.
Fania segera berdiri dibantu dengan teman-temannya. Sementara murid-murid yang lain sudah mengerumuni mereka menyaksikan apa yang terjadi. Termasuk Arvie yang memandang kejadian itu dari kejauhan.
"Gue peringatin sekali lagi ama lo, jangan sekali-kali lo dekatin Arvie lagi. Awas lo!." Fania segera pergi meninggalkan Dila dan kerumunan itu bersama teman-temannya.
Sementara Dila mencoba merapikan kembali rambut dan seragamnya itu sebelum beranjak pergi bersama Dian.
*********
"Lo gak apa kan Fan?." Tanya Tesha kepada Fania yang sedang membersihkan seragamnya di toilet itu.
"Em ya gue gak apa Tes."
"Jadi apa rencana selanjutnya?." Tanya Viola di sampingnya.
"Em sini kalian." Tesha mendekatkan wajahnya ke telinga kedua temannya itu, membisikkan sesuatu.
"......................."
"Em ide lo oke juga Tesh." Ucap Fania menyunggingkan senyum penuh kemenangan ke arah kedua temannya itu.
**********
"Iihh gue masih heran sama tuh anak, dia pikir gue suka banget apa dekat sama orang seperti Arvie."
"Udah lupain aja Dil, lo yang sabar." Ucap Dian menenangkan Dila yang sedari tadi mengomel terus.
"Dia pikir gue takut ama dia, mau dia bully gue kek apa kek yang jelas gue gak-------."
Bruk!
Dila terjatuh dan menabrak seseorang di depannya.
"Aww." Ringisnya.
"Lo gak apa?." Seseorang mengulurkan tangannya.
Dila meraihnya dan bangkit perlahan dibantu juga dengan Dian.
"Em sorry, gue gak---------."
"Dila?."
"Zaky?."
"Lo gak apa kan?." Tanya Zaky membantu Dila berjalan.
"Em ya. Lo bisa lepasin gue."
"Iya nih gue lepasin."
Deg!
Kata-kata itu,, apa ini Dejavu? Kenapa ini?
"Aww." Dioa meringis kesakitan memegang kakinya yang sakit.
"Eh lo gak apa Dil?."
"Em, kayaknya kaki gue keseleo."
"Oh kalau gitu biar gue bawa lo ke UKS."
"Em Dian, tolong bilangin kalau gue ama Dila izin gak masuk. Soalnya gue mau bawa Dila ke UKS." Ucap Zaky
"Oh oke."
***********
"Aww, sakit Ver." Ringis Dila pelan.
"Awwwwww." Jerit Dila.
"Sabar Dil, lo jangan teriak-teriak kalau mau sembuh." Ucap Vero kembali mengoles obat urut pada kaki Dila.
"Eh lo juga jangan kasar ama cewek." Ucap Zaky.
"Yah namanya juga keseleo, yah pasti sakit. Bentar lagi juga hilang. " Ucap Vero.
"Awww."
"Nah udah, coba lo berdiri?."
Zaky membantu Dila untuk berjalan.
"Aww, em kayaknya udah mendingan. Makasih Ver."
"Ya sama-sama. Kalau gitu gue balik kelas duluan ya." Ucap Vero meninggalkan Dila dan Zaky.
"Lo bisa jalan sendiri Dil?." Tanya Zaky.
"Em kayaknya bisa, makasih Zaky lo udah bantuin gue." Ucap Dila menyunggingkan senyuman manis miliknya.
"Yep, sama-sama. Lo imut juga Dil." Ucap Zaky mengacak-ngacak rambut Dila perlahan.
"Yaudah, balik kelas yuk. " Ajak zaky.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER The Sweet Memories
Подростковая литература[[Slow Update]] Kalau memang setia, aku akan berjuang untuk setia juga. -Arvie Riandy- Cinta itu tidak hanya membutuhkan kasih sayang. Tapi harus ada pengorbanan juga di dalamnya. -Zaki Faeyza- Kenapa itu semua ada di dalam diri kalian. Aku gak...